Tugas
Individu : Mata Kuliah Epidemiologi Kesehatan Darurat
PASCA BENCANA LETUSAN GUNUNG BROMO
O L E H
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu Alikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Hidayahnya-Lah makalah ini dapat rampung sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Shalawat serta salam kepada Nabiullah Muhammad SAW sebagai junjungan kita
semua.
Makalah ini berisi tentang Standar minimal pasca bencana
letusan gnung bromo. Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak olehnya itu penulis mengucapkan bamyak terimakasih kepada semua
pihak tersebut.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu
kritik dan saran sangat penulis harapkan demi keberhasilan tugas-tugas
berikutnya.
Wassalamu
Alaikum Wr. Wb
Parepare
Mei 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................…….
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...............................................................................................
1
B. Analisis situasi
.............................................................................................. 2
C. Ruang lingkup……………………………………………………………… 4
D. Tujuan
........................................................................................................... 4
E. Sasaran…………………………………………………………………….. 4
F. Definisi operasional………………………………………………………... 5
BAB
II KEBIJAKAN……...…………………………………………………...... 7
BAB
III PENANGANAN MASALAH....................................................... …….
8
BAB IV PENGORGANISASIAN...................................................................... 15
BAB V STANDAR MINIMAL………………………………………………... 16
BAB VI PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………….. 21
B.
Saran…………………………………………………………………….... 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia
dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik
yang disebabkan oleh kejadian alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor,
letusan gunung berapi, banjir, angin puting beliung dan kekeringan, maupun yang
disebabkan oleh ulah manusia dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan
(contohnya kebakaran hutan, pencemaran lingkungan, kecelakaan transportasi,
kecelakaan industri, dan tindakan teror born) serta konflik antar kelompok
masyarakat.
Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang luas
banyak memiliki gunung berapi, terletak antara dua lempengan geologi yang
selalu bergerak, memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau serta dihuni
oleh penduduk dari berbagai etnis dan agama yang merupakan potensi sangat strategis.
Kondisi tersebut mempunyai sisi positif yang membawa keuntungan seperti tanah
yang subur, sumber daya perairan yang melimpah, terdapatnya sumber daya air
yang cukup dan kekayaan budaya, tetapi disamping itu juga memiliki sisi
negative sebagai kerugiannya seperti seringnya terjadi bencana letusan gunung
berapi gempa bumi, tanah longsor, banjir dan gelombang tsunami.
Kejadian
bencana umumnya berdampak merugikan. Rusaknya sarana dan prasarana fisik
(perumahan penduduk, bangunan perkantoran, sekolah, tempat ibadah, sarana
jalan, jembatan dan lain-lain) hanyalah sebagian kecil dari dampak terjadinya
bencana disamping masalah kesehatan seperti korban luka, penyakit menular
tertentu, menurunnya status gizi masyarakat, stress pasca trauma dan masalah
psikososial, bahkan korban jiwa. Bencana dapat pula mengakibatkan arus
pengungsian penduduk ke lokasi-lokasi yang dianggap aman. Hal ini tentunya
dapat menimbulkan masalah kesehatan baru di wilayah yang menjadi tempat
penampungan pengungsi, mulai dari munculnya kasus penyakit dan masalah gizi
serta masalah kesehatan reproduksi hingga masalah penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi serta penurunan kualitas
kesehatan lingkungan.
B. ANALISIS SITUASI
Kejadian
/ peristiwa bencana yang diakibatkan oleh alam atau ulah manusia, baik yang
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, dapat menyebabkan hilangnya jiwa
manusia, trauma fisik dan psikis, kerusakan harta benda dan lingkungan, yang
mampu melampaui kemampuan sumberdaya masyarakat untuk mengatasinya. Bencana
yang disertai pengungsian sering menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang
besar.
Pada
tanggal 26 November 2010 pukul 17.40 WIB, Gunung Bromo meletus dan mengeluarkan
abu vulkanik yang berdampak di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Lumajang. Dan sejak tanggal
6 Desember 2010 pukul 12.45 WIB hingga kini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, menurunkan status gunung Bromo dari Awas atau level IV menjadi Siaga atau level III. Kondisi saat ini
Gunung Bromo masih meletus dan mengeluarkan abu vulkanik.
Akibat
kejadian tersebut sebanyak 133 unit rumah mengalami kerusakan dengan rincian 13
unit rusak berat dan 120 unit rusak ringan. Tidak ada korban
meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Korban yang dirawat inap 1 (satu)
orang di Puskesmas dan telah pulang sembuh. Korban luka ringan 1 (satu) orang.
Korban
yang dirawat jalan di Puskesmas, Poskes dan Mobile Klinik sebanyak 5.823 orang
dengan rincian :
·
Kab.
Pasuruan sebanyak 436 orang.
·
Kab.
Probolinggo sebanyak 5.387 orang
Terjadi pengungsian sebanyak 37
orang yang berasal dari Desa Ngadirejo, Kab. Probolinggo pada tanggal 30
Desember 2010 malam. Dan pada tanggal 31 Desember 2010 semua pengungsi telah
kembali ke rumah masing-masing.
Fasilitas kesehatan yang rusak
terdapat di Kab. Probolinggo yaitu 3 unit Polindes. Rinciannya 2 unit rusak
sedang (Polindes Ngadirejo di Kec. Sukapura dan Polindes Wonokerso di Kec.
Sumber) dan 1 unit rusak ringan (Polindes Ngadas di Kec. Sukapura). Semuanya
masih bisa berfungsi untuk memberikan pelayanan.
C.
RUANG LINGKUP
Makalah ini membahas tentang standar minimal yang
meliputi, pelayanan kesehatan dan pemberantasan penyakit menular pasca bencana
letusan Gunung Bromo.
D. TUJUAN
a. Tujuan
umum
Terselenggaranya
pelayanan kesehatan bagi korban bencana letusan gunung bromo dan pengungsi sesuai
dengan standar minimal.
b. Tujuan
khusus
1. Terpenuhinya
pelayanan kesehatan bagi korban bencana letusan gunung bromo dan pengungsi
sesuai standar minimal.
2. Terpenuhinya
pemberantasan dan pencegahan penyakit menular bagi korban bencana letusan
gunung bromo dan pengungsi sesuai standar minimal.
E. SASARAN
Petugas
kesehatan dan organisasi terkait dalam penanggulangan bencana dan pengungsi.
F. DEFINISI OPERASIONAL
a. Standar
minimal
Adalah
ukuran terkecil atau terendah dari kebutuhan hidup (air bersih dan sanitasi,
persediaan pangan, pemenuhan gizi, tempat tinggal dan pelayanan kesehatan) yang
harus dipenuhi kepada korban bencana atau pengungsi untuk dapat hidup sehat,
layak dan manusiawi.
b. Bencana
Adalah
peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,
kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar.
c. Pelayanan
kesehatan
·
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan
sasaran masyarakat.
·
Menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
·
Menurut Depkes RI (2009) adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat.
BAB III
PENANGANAN MASALAH
a.
Mendirikan
Pos Kesehatan 24 jam di Puskesmas Sukapura dan Pustu Wonotoro di Kec. Sukapura dan Puskemas Sumber.
b.
Melakukan
pelayanan kesehatan di RS, Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskes, fasilitas
kesehatan swasta, mobile clinic dan sebagainya.
c.
Pusat
Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan telah memberikan biaya operasional
sebesar Rp 50.800.00, dengan rincian Kabupaten Lumajang sebesar Rp. 5.600.000,
Kabupaten Probolinggo sebesar Rp. 34.000.000, Kabupaten Pasuruan sebesar Rp.
5.600.000 dan Kabupaten Malang sebesar Rp. 5.600.000.
d.
Pada
tanggal 29 - 30 Desember 2010, BBTKL PPM Surabaya di bawah koordinasi BNPB,
BPBD, PPK Regional Jawa Timur dan Dinkes Kab. Probolinggo, melakukan surveilans
epidemiologi faktor risiko penyakit dan masalah kesehatan yang berpotensi
terjadi di sekitar Gunung Bromo melalui pemeriksaan kualitas udara ambient dan
air. Lokasi pemeriksaan di 7 dusun dalam 3 kecamatan di Kab.
Probolinggo, yaitu Kec. Sukapura, Kec. Kuripan dan Kec. Sumber.
e.
Dinas
Kesehatan Kab. Probolinggo :
1. Membuat daftar petugas piket
Puskesmas 24 jam "Siaga Darurat Bromo".
2. Mobilisasi tenaga kesehatan sebanyak
49 orang (4 dokter umum, 14 perawat, 6 bidan, 3 tenaga kesehatan lingkungan, 3
surveilens, 2 ahli gizi, 3 tenaga farmasi, 6 supir dan 8 tenaga lainnya).
3. Mobilisasi bantuan
·
Masker
sebanyak 662.150 buah
·
MP-ASI
sebanyak 465 koli
·
Obat-obatan
sebanyak 4 paket
·
Tenda
RS Lapangan sebanyak 1 set
·
Genset
sebanyak 2 unit
·
Mobil
opersional sebanyak 1 unit
f.
Dinas
Kesehatan Kabupaten Pasuruan :
1.
Penyuluhan
kesehatan keliling desa-desa.
2.
Mendistribusikan
17 ribu masker ke fasilitas kesehatan, yaitu ke Puskesmas Grati 4.000 buah,
Puskesmas Lumbang 4.000 buah, Puskesmas Rejoso 4.000 buah, Puskesmas Nguling
4.000 buah, Pos-pos Polisi Lilin 400 buah, Dishub 200 buah, Bagian Protokol
Pemkab 200 buah, Klinik Polres Pasuruan 200 buah. Selain
itu masker juga dibagikan ke sekolah, pabrik dan kantor-kantor.
3.
Melakukan
Rapid Health Assesment (RHA).
4.
Melakukan
analisis dan pemetaan daerah beresiko.
5.
Sosialisasi
penanggulangan bencana dampak aktivitas Gunung Bromo di lingkungan kesehatan.
6.
Menyiapkan
sumber daya manusia siaga tenaga kesehatan.
7.
Menyiapkan
peralatan / mendistribusikan masker.
8.
Memasang
tanda dan menyiapkan Pos Kesehatan.
9.
Melakukan
swiping pemakaian masker
g.
Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang
:
1. Membagikan 43 ribu masker di daerah
yang terpapar abu erupsi Gunung Bromo.
2. Memberikan pelayanan kesehatan di
Pos Kesehatan di Desa Ranupane dan Argosari di Kecamatan Senduro serta di
Puskesmas Gucialit, Klakah, Ranuyoso dan Randuagung.
3. Sosialisasi pemakaian masker dan
kacamata.
4. Rapat koordinasi dengan Kepala
Puskesmas, Bidan Desa dan Perangkat Desa Ngadas di Balai Desa Ngadas.
5. Melakukan koordinasi dan pengecekan
kebutuhan masker masih mencukupi dan tidak ada peningkatan morbiditas penyakit
kaitan dengan aktivitas gunung Bromo.
6. Kordinasi dengan tim kesehatan
(bidan desa).
h.
PPK
Regional Jawa Timur telah mengirimkan bantuan, yaitu :
1. Untuk Dinkes Kab. Lumajang, mengirimkan bantuan berupa :
·
Masker
sebanyak 22.000 buah.
·
Temepos/
Abate sebanyak 2 phill.
·
Oxytetraciklin
Salep Mata sebanyak 400 kotak.
·
Kantong
mayat sebanyak 20 buah.
2. Untuk Dinkes Kab. Probolinggo, mengirimkan bantuan berupa :
·
Masker
sebanyak 248.650 buah.
·
MP-ASI
Biskuit sebanyak 465 Koli.
·
Kantong
mayat sebanyak 10 buah.
·
Obat-obatan
3 paket.
·
Oxytetraciklin
Salep Mata sebanyak 9.600 buah, 6.000 tube tetes mata steril dan obat batuk
sebanyak 800 botol.
·
Peminjaman
tenda pelayanan kesehatan dan perlengkapannya.
·
Peminjaman
genset, rompi, dan spanduk Pos Kesehatan.
3. Untuk Dinkes Kab. Pasuruan, mengirimkan bantuan berupa :
·
Masker
13.000 buah.
·
MP-ASI
10 koli.
4. Untuk Dinkes Kota Probolinggo, mengirimkan bantuan berupa :
·
Masker
sebanyak 4.000 buah.
i.
Beberapa
instansi lainnya telah mengirimkan bantuan ke Kab. Probolinggo, yaitu :
- Universitas Brawijaya Malang mengirimkan Mobile Team of Emergency and Disaster dengan perlengkapan mobil ambulan, mobil tangki air, mobil truk untuk evakuasi, obat-obatan dan tenaga sebanyak 12 Orang.
- RSUD Dr. Sutomo dan RSUD Saiful Anwar Malang mengirimkan bantuan tim mobile clinic
Rencana Tindak Lanjut
1. Rekomendasi dari BBTKL PPM Surabaya
:
·
Pemakaian
alat pelindung diri berupa masker dan kacamata secara benar dan terus menerus
bagi penduduk maupun petugas yang berada di daerah berisiko sampai dengan
kondisi kualitas udara di bawah ambang normal.
·
Penyediaan
air minum dan air bersih bagi yang memenuhi syarat kesehatan bagi penduduk di
daerah berisiko, melalui pasokan air dari luar maupun pengolahan secara fisik
maupun kimia terhadap air di daerah setempat.
·
Sebaiknya
dilakukan edukasi secara intensif kepada penduduk di daerah berisiko terutama
pada saat terjadi erupsi.
2.
Dinas
Kesehatan Kab. Probolinggo :
·
Melakukan
pengobatan keliling (Mobile Clinic)
·
Melakukan
pembagian MP ASI dan Masker.
3.
Dinas
Kesehatan Kab. Pasuruan :
·
Melaksanakan
Gladi Pos dalam rangka membentuk potensi kerjasama antar Tenaga Kesehatan Dinas
Kesehatan dengan Tenaga Kesehatan dari TNI, Polri dan Pelayanan Swasta.
·
Penajaman
peran petugas surveilan dalam bencana alam, dampak perubahan lingkungan
terhadap penyakit menular dan penyakit berbahaya.
·
Memperkuat
Early Warning System.
4.
PPK
Regional Jawa Timur :
·
Pengiriman
tambahan bantuan masker, MP-ASI Biskuit dan obat-obatan.
·
Pengiriman
tenaga untuk Posko BNPB di Kab. Probolinggo.
·
Berkoordinasi
terus-menerus dengan PPK Kemkes, BPBD Prov. Jawa Timur, dan Dinas Kesehatan
Kab. Probolinggo.
·
Pemantauan
tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, PPK Regional Jawa
Timur dan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan atas
koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
·
Bila
diperlukan segera mendirikan tenda RS Lapangan di tempat yang lebih aman dari
tempat sebelumnya.
BAB IV
PENGORGANISASIAN
1.
Pusat
Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan
2.
BBTKL
PPM Surabaya di bawah koordinasi BNPB, BPBD, PPK Regional Jawa Timur dan Dinkes
Kab. Probolinggo
3.
Dinas
Kesehatan Kabupaten Pasuruan
4.
Dinas
Kesehatan Kabupaten Lumajang
BAB
V
STANDAR MINIMAL
1.
PELAYANAN
KESEHATAN
A. Pelayanan
kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan
masyarakat korban letusan gunung bromo didasarkan pada penilaian situasi awal
serta data informasi kesehatan berkelanjutan, berfungsi untuk mencegah
pertambahan/menurunkan tingkat kematian dan jatuhnya korban akibat penyakit
melalui pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Tolok ukur :
a. Puskesmas
setempat, puskesmas pembantu, bidan desa dan pos kesehatan yang ada.
b. Bila
mungkin, RS swasta, balai pengobatan swasta, LSM lokal maupun LSM internasional
yang terkait dengan bidang kesehatan bekerja sama serta mengkordinasikan
upaya-upaya pelayanan kesehatan bersama.
c. Memakai
standar pelayanan puskesmas.
B. Kesehatan
Reproduksi
Kegiatan yang harus dilaksanakan pada
kesehatan reproduksi adalah :
a. Keluarga
Berencana (KB)
b. Kesehatan
Ibu dan Anak
c. Deteksi
dini dan penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
d. Kesehatan
reproduksi remaja
C.
Kesehatan Jiwa
Penanggulangan penderita stress pasca
trauma dilakukan di lini lapanagan sampai ke tingkat rujukan tertinggi, dalam
bentuk kegiatan penyuluhan, bimbingan, konseling yang tentunya disesuaikan
dengan kemampuan dan kewenangan petugas disetiap jenjang pelayanan.
Penanggulanga penderita stress pasca
trauma dilini lapangan dapat dilakukan oleh para relawan yang tergabung dalam
lembaga/organisasi masyarakat atau keagamaan maupun petugas pemerintah
ditingkat desa dan atau kecamatan.
2.
PENCEGAHAN
DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
A. Vaksinasi
Vaksinasi
harus dijadikan prioritas sedini mungkin dalam keadaan darurat. Program
vaksinasi harus segera dimulai begitu tenaga kesehatan, vaksin, peralatan dan
perlengkapan lain sudah tersedia, tanpa menunda-nunda lagi.
B. Penyakit
yang terjadi di tempat pengungsian akibat letusan gunung bromo
Korban yang dirawat jalan di
Puskesmas, Poskes dan Mobile Klinik sebanyak 5.823 orang dengan rincian :
·
Kab.
Pasuruan sebanyak 436 orang.
·
Kab.
Probolinggo sebanyak 5.387 orang
Jenis-jenis penyakit rawat jalan di
Poskes, Puskesmas, pengobatan massal dan mobile clinic di Kab.
Probolinggo sebagai berikut :
No
|
Diagnosa
|
Tanggal
|
Jumlah
|
|||||
29/11 - 30/12
|
4/1
|
5/1
|
6/1
|
7/1
|
||||
1
|
Common
Cold
|
1.458
|
56
|
53
|
0
|
0
|
1.567
|
|
2
|
Penyakit
tulang dan otot
|
1.118
|
126
|
80
|
82
|
48
|
1.454
|
|
3
|
Hipertensi
|
594
|
1
|
12
|
25
|
6
|
638
|
|
4
|
ISPA
|
0
|
167
|
130
|
166
|
103
|
566
|
|
5
|
Cephalgia
|
402
|
0
|
10
|
52
|
19
|
483
|
|
6
|
Gastritis
|
186
|
1
|
7
|
11
|
2
|
207
|
|
7
|
Penyakit
Kulit
|
78
|
3
|
0
|
31
|
9
|
121
|
|
8
|
Asma
bronkiale
|
48
|
5
|
0
|
11
|
0
|
64
|
|
9
|
Penyakit
mata
|
36
|
0
|
1
|
3
|
3
|
43
|
|
10
|
Febris
|
0
|
0
|
6
|
26
|
5
|
37
|
|
11
|
Hipotensi
|
0
|
2
|
18
|
0
|
0
|
20
|
|
12
|
Diare
|
12
|
4
|
0
|
3
|
0
|
19
|
|
13
|
Penyakit
gigi dan mulut
|
0
|
0
|
1
|
13
|
3
|
17
|
|
14
|
Lain-lain
|
0
|
1
|
80
|
20
|
50
|
151
|
|
JUMLAH
|
3.932
|
366
|
398
|
443
|
248
|
5.387
|
C. Manajemen
kasus
Semua orang yang terkena penyakit menular dirawat
selayaknya agar risiko-risiko lebih lanjut terhindarkan, termasuk kematian.
D. Surveilans
Surveilans dilakukan
terhadap beberapa penyakit menular.
1. Puskesmas
dibawah kordinasi dinas kesehatan
kabupaten bertanggung jawab atas pemantauan dan pengendalian secara jelas ditetapkan
(protap penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan penaganan
pengungsi), dan seluruh LSM kemanusiaan di lokasi mengetahui kemana harus
mengirimkan laporan bila menjumpai kasus penyakit menular, baik yang baru dalam
tahap di curigai ataupun sudah dikonfirmasikan.
2. Pemantauan
dilangsungkan sepanjang waktu agar bisa secepatnya melacak dan mengambil
tindakan jika didapati kasus penyakit menular sedini mungkin.
E. Ketenagaan
Jumlah kebutuhan tenaga
kesehatan untuk penanganan pengungsi antara 10.000 – 20.000 :
a. Pekerja
kesehatan lingkungan 10 – 20 orang
b. Bidan
5 – 10 orang
c. Para
medis 4 – 5 orang
d. Dokter
1 orang
e. Asisten
Apoteker 1 orang
f. Teknisi
Laboratorium 1 orang
g. Pembantu
Umum 5 – 10 orang
h. Pengawas
Sanitasi 2 – 4 orang
i.
Asisten Pengawas Sanitasi 10 –20 orang
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
·
Gunung
meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas
yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa
batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
A. SARAN
Diharapkan agar warga
selalu siapsiaga terhadap terjadinya letusan gunung khususnya bagi masyarakat
yang tinggal dikawasan rawan bencana gunung meletus.
DAFTAR PUSTAKA