RSS

PASCA BENCANA LETUSAN GUNUNG BROMO



Tugas Individu : Mata Kuliah Epidemiologi Kesehatan Darurat

PASCA BENCANA LETUSAN GUNUNG BROMO



O L E H



FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2013

KATA PENGANTAR

Assalamu Alikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayahnya-Lah makalah ini dapat rampung sesuai dengan waktu yang diharapkan. Shalawat serta salam kepada Nabiullah Muhammad SAW sebagai junjungan kita semua.
Makalah ini berisi tentang Standar minimal pasca bencana letusan gnung bromo. Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak olehnya itu penulis mengucapkan bamyak terimakasih kepada semua pihak tersebut.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi keberhasilan tugas-tugas berikutnya.
            Wassalamu Alaikum Wr. Wb

                                                                                                Parepare Mei 2013

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................……. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang  ............................................................................................... 1
B.     Analisis situasi ..............................................................................................   2
C.     Ruang lingkup………………………………………………………………  4
D.    Tujuan ...........................................................................................................  4
E.     Sasaran……………………………………………………………………..   4
F.      Definisi operasional………………………………………………………...  5
BAB II KEBIJAKAN……...…………………………………………………......  7
BAB III PENANGANAN MASALAH.......................................................           …….    8
BAB IV PENGORGANISASIAN......................................................................   15
BAB V STANDAR MINIMAL………………………………………………...  16
BAB VI PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………………..  21
B.     Saran……………………………………………………………………....  21
 DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan oleh kejadian alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan gunung berapi, banjir, angin puting beliung dan kekeringan, maupun yang disebabkan oleh ulah manusia dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan (contohnya kebakaran hutan, pencemaran lingkungan, kecelakaan transportasi, kecelakaan industri, dan tindakan teror born) serta konflik antar kelompok masyarakat.
Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang luas banyak memiliki gunung berapi, terletak antara dua lempengan geologi yang selalu bergerak, memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau serta dihuni oleh penduduk dari berbagai etnis dan agama yang merupakan potensi sangat strategis. Kondisi tersebut mempunyai sisi positif yang membawa keuntungan seperti tanah yang subur, sumber daya perairan yang melimpah, terdapatnya sumber daya air yang cukup dan kekayaan budaya, tetapi disamping itu juga memiliki sisi negative sebagai kerugiannya seperti seringnya terjadi bencana letusan gunung berapi gempa bumi, tanah longsor, banjir dan gelombang tsunami.
Kejadian bencana umumnya berdampak merugikan. Rusaknya sarana dan prasarana fisik (perumahan penduduk, bangunan perkantoran, sekolah, tempat ibadah, sarana jalan, jembatan dan lain-lain) hanyalah sebagian kecil dari dampak terjadinya bencana disamping masalah kesehatan seperti korban luka, penyakit menular tertentu, menurunnya status gizi masyarakat, stress pasca trauma dan masalah psikososial, bahkan korban jiwa. Bencana dapat pula mengakibatkan arus pengungsian penduduk ke lokasi-lokasi yang dianggap aman. Hal ini tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan baru di wilayah yang menjadi tempat penampungan pengungsi, mulai dari munculnya kasus penyakit dan masalah gizi serta masalah kesehatan reproduksi hingga masalah penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, sanitasi serta penurunan kualitas kesehatan lingkungan.
B.     ANALISIS SITUASI
Kejadian / peristiwa bencana yang diakibatkan oleh alam atau ulah manusia, baik yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, dapat menyebabkan hilangnya jiwa manusia, trauma fisik dan psikis, kerusakan harta benda dan lingkungan, yang mampu melampaui kemampuan sumberdaya masyarakat untuk mengatasinya. Bencana yang disertai pengungsian sering menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang besar.
Pada tanggal 26 November 2010 pukul 17.40 WIB, Gunung Bromo meletus dan mengeluarkan abu vulkanik yang berdampak di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Lumajang. Dan sejak tanggal 6 Desember 2010 pukul 12.45 WIB hingga kini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, menurunkan status gunung Bromo dari Awas atau level IV menjadi Siaga atau level III. Kondisi saat ini Gunung Bromo masih meletus dan mengeluarkan abu vulkanik.
Akibat kejadian tersebut sebanyak 133 unit rumah mengalami kerusakan dengan rincian 13 unit rusak berat dan 120 unit rusak ringan. Tidak ada korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Korban yang dirawat inap 1 (satu) orang di Puskesmas dan telah pulang sembuh. Korban luka ringan 1 (satu) orang. Korban yang dirawat jalan di Puskesmas, Poskes dan Mobile Klinik sebanyak 5.823 orang dengan rincian :
·         Kab. Pasuruan sebanyak 436 orang.
·         Kab. Probolinggo sebanyak 5.387 orang
Terjadi pengungsian sebanyak 37 orang yang berasal dari Desa Ngadirejo, Kab. Probolinggo pada tanggal 30 Desember 2010 malam. Dan pada tanggal 31 Desember 2010 semua pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
Fasilitas kesehatan yang rusak terdapat di Kab. Probolinggo yaitu 3 unit Polindes. Rinciannya 2 unit rusak sedang (Polindes Ngadirejo di Kec. Sukapura dan Polindes Wonokerso di Kec. Sumber) dan 1 unit rusak ringan (Polindes Ngadas di Kec. Sukapura). Semuanya masih bisa berfungsi untuk memberikan pelayanan.
C.    RUANG LINGKUP
Makalah ini membahas tentang standar minimal yang meliputi, pelayanan kesehatan dan pemberantasan penyakit menular pasca bencana letusan Gunung Bromo.
D.    TUJUAN
a.       Tujuan umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi korban bencana letusan gunung bromo dan pengungsi sesuai dengan standar minimal.
b.      Tujuan khusus
1.      Terpenuhinya pelayanan kesehatan bagi korban bencana letusan gunung bromo dan pengungsi sesuai standar minimal.
2.      Terpenuhinya pemberantasan dan pencegahan penyakit menular bagi korban bencana letusan gunung bromo dan pengungsi sesuai standar minimal.
E.     SASARAN
Petugas kesehatan dan organisasi terkait dalam penanggulangan bencana dan pengungsi.


F.     DEFINISI OPERASIONAL
a.       Standar minimal
Adalah ukuran terkecil atau terendah dari kebutuhan hidup (air bersih dan sanitasi, persediaan pangan, pemenuhan gizi, tempat tinggal dan pelayanan kesehatan) yang harus dipenuhi kepada korban bencana atau pengungsi untuk dapat hidup sehat, layak dan manusiawi.
b.      Bencana
Adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar.
c.       Pelayanan kesehatan
·         Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat.
·         Menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
·         Menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat.

BAB III
PENANGANAN MASALAH
a.       Mendirikan Pos Kesehatan 24 jam di Puskesmas Sukapura dan Pustu Wonotoro di Kec. Sukapura dan Puskemas Sumber.
b.      Melakukan pelayanan kesehatan di RS, Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskes, fasilitas kesehatan swasta, mobile clinic dan sebagainya.
c.       Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan telah memberikan biaya operasional sebesar Rp 50.800.00, dengan rincian Kabupaten Lumajang sebesar Rp. 5.600.000, Kabupaten Probolinggo sebesar Rp. 34.000.000, Kabupaten Pasuruan sebesar Rp. 5.600.000 dan Kabupaten Malang sebesar Rp. 5.600.000.
d.      Pada tanggal 29 - 30 Desember 2010, BBTKL PPM Surabaya di bawah koordinasi BNPB, BPBD, PPK Regional Jawa Timur dan Dinkes Kab. Probolinggo, melakukan surveilans epidemiologi faktor risiko penyakit dan masalah kesehatan yang berpotensi terjadi di sekitar Gunung Bromo melalui pemeriksaan kualitas udara ambient dan air. Lokasi pemeriksaan di 7 dusun dalam 3 kecamatan di Kab. Probolinggo, yaitu Kec. Sukapura, Kec. Kuripan dan Kec. Sumber.
e.       Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo :
1.      Membuat daftar petugas piket Puskesmas 24 jam "Siaga Darurat Bromo".
2.      Mobilisasi tenaga kesehatan sebanyak 49 orang (4 dokter umum, 14 perawat, 6 bidan, 3 tenaga kesehatan lingkungan, 3 surveilens, 2 ahli gizi, 3 tenaga farmasi, 6 supir dan 8 tenaga lainnya).
3.      Mobilisasi bantuan
·         Masker sebanyak 662.150 buah
·         MP-ASI sebanyak 465 koli
·         Obat-obatan sebanyak 4 paket
·         Tenda RS Lapangan sebanyak 1 set
·         Genset sebanyak 2 unit
·         Mobil opersional sebanyak 1 unit
f.       Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan :
1.      Penyuluhan kesehatan keliling desa-desa.
2.      Mendistribusikan 17 ribu masker ke fasilitas kesehatan, yaitu ke Puskesmas Grati 4.000 buah, Puskesmas Lumbang 4.000 buah, Puskesmas Rejoso 4.000 buah, Puskesmas Nguling 4.000 buah, Pos-pos Polisi Lilin 400 buah, Dishub 200 buah, Bagian Protokol Pemkab 200 buah, Klinik Polres Pasuruan 200 buah. Selain itu masker juga dibagikan ke sekolah, pabrik dan kantor-kantor.
3.      Melakukan Rapid Health Assesment (RHA).
4.      Melakukan analisis dan pemetaan daerah beresiko.
5.      Sosialisasi penanggulangan bencana dampak aktivitas Gunung Bromo di lingkungan kesehatan.
6.      Menyiapkan sumber daya manusia siaga tenaga kesehatan.
7.      Menyiapkan peralatan / mendistribusikan masker.
8.      Memasang tanda dan menyiapkan Pos Kesehatan.
9.      Melakukan swiping pemakaian masker
g.      Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang :
1.      Membagikan 43 ribu masker di daerah yang terpapar abu erupsi Gunung Bromo.
2.      Memberikan pelayanan kesehatan di Pos Kesehatan di Desa Ranupane dan Argosari di Kecamatan Senduro serta di Puskesmas Gucialit, Klakah, Ranuyoso dan Randuagung.
3.      Sosialisasi pemakaian masker dan kacamata.
4.      Rapat koordinasi dengan Kepala Puskesmas, Bidan Desa dan Perangkat Desa Ngadas di Balai Desa Ngadas.
5.      Melakukan koordinasi dan pengecekan kebutuhan masker masih mencukupi dan tidak ada peningkatan morbiditas penyakit kaitan dengan aktivitas gunung Bromo.
6.      Kordinasi dengan tim kesehatan (bidan desa).

h.      PPK Regional Jawa Timur telah mengirimkan bantuan, yaitu :
1.      Untuk Dinkes Kab. Lumajang, mengirimkan bantuan berupa :
·         Masker sebanyak 22.000 buah.
·         Temepos/ Abate sebanyak 2 phill.
·         Oxytetraciklin Salep Mata sebanyak 400 kotak.
·         Kantong mayat sebanyak 20 buah.
2.      Untuk Dinkes Kab. Probolinggo, mengirimkan bantuan berupa :
·         Masker sebanyak 248.650 buah.
·         MP-ASI Biskuit sebanyak 465 Koli.
·         Kantong mayat sebanyak 10 buah.
·         Obat-obatan 3 paket.
·         Oxytetraciklin Salep Mata sebanyak 9.600 buah, 6.000 tube tetes mata steril dan obat batuk sebanyak 800 botol.
·         Peminjaman tenda pelayanan kesehatan dan perlengkapannya.
·         Peminjaman genset, rompi, dan spanduk Pos Kesehatan.
3.      Untuk Dinkes Kab. Pasuruan, mengirimkan bantuan berupa :
·         Masker 13.000 buah.
·         MP-ASI 10 koli.
4.      Untuk Dinkes Kota Probolinggo, mengirimkan bantuan berupa :
·         Masker sebanyak 4.000 buah.
i.        Beberapa instansi lainnya telah mengirimkan bantuan ke Kab. Probolinggo, yaitu :
  • Universitas Brawijaya Malang mengirimkan Mobile Team of Emergency and Disaster dengan perlengkapan mobil ambulan, mobil tangki air, mobil truk untuk evakuasi, obat-obatan dan tenaga sebanyak 12 Orang.
  • RSUD Dr. Sutomo dan RSUD Saiful Anwar Malang mengirimkan bantuan tim mobile clinic
Rencana Tindak Lanjut
1.      Rekomendasi dari BBTKL PPM Surabaya : 
·         Pemakaian alat pelindung diri berupa masker dan kacamata secara benar dan terus menerus bagi penduduk maupun petugas yang berada di daerah berisiko sampai dengan kondisi kualitas udara di bawah ambang normal.
·         Penyediaan air minum dan air bersih bagi yang memenuhi syarat kesehatan bagi penduduk di daerah berisiko, melalui pasokan air dari luar maupun pengolahan secara fisik maupun kimia terhadap air di daerah setempat.
·         Sebaiknya dilakukan edukasi secara intensif kepada penduduk di daerah berisiko terutama pada saat terjadi erupsi.
2.      Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo :
·         Melakukan pengobatan keliling (Mobile Clinic)
·         Melakukan pembagian MP ASI dan Masker.
3.      Dinas Kesehatan Kab. Pasuruan :  
·         Melaksanakan Gladi Pos dalam rangka membentuk potensi kerjasama antar Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan dengan Tenaga Kesehatan dari TNI, Polri dan Pelayanan Swasta.
·         Penajaman peran petugas surveilan dalam bencana alam, dampak perubahan lingkungan terhadap penyakit menular dan penyakit berbahaya.
·         Memperkuat Early Warning System.
4.      PPK Regional Jawa Timur :
·         Pengiriman tambahan bantuan masker, MP-ASI Biskuit dan obat-obatan.
·         Pengiriman tenaga untuk Posko BNPB di Kab. Probolinggo.
·         Berkoordinasi terus-menerus dengan PPK Kemkes, BPBD Prov. Jawa Timur, dan Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo.
·         Pemantauan tetap dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, PPK Regional Jawa Timur dan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan atas koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
·         Bila diperlukan segera mendirikan tenda RS Lapangan di tempat yang lebih aman dari tempat sebelumnya.

BAB IV
PENGORGANISASIAN
1.      Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan
2.      BBTKL PPM Surabaya di bawah koordinasi BNPB, BPBD, PPK Regional Jawa Timur dan Dinkes Kab. Probolinggo
3.      Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan
4.      Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

BAB V
STANDAR MINIMAL
1.      PELAYANAN KESEHATAN
A.    Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat korban letusan gunung bromo didasarkan pada penilaian situasi awal serta data informasi kesehatan berkelanjutan, berfungsi untuk mencegah pertambahan/menurunkan tingkat kematian dan jatuhnya korban akibat penyakit melalui pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Tolok ukur :
a.       Puskesmas setempat, puskesmas pembantu, bidan desa dan pos kesehatan yang ada.
b.      Bila mungkin, RS swasta, balai pengobatan swasta, LSM lokal maupun LSM internasional yang terkait dengan bidang kesehatan bekerja sama serta mengkordinasikan upaya-upaya pelayanan kesehatan bersama.
c.       Memakai standar pelayanan puskesmas.
B.     Kesehatan Reproduksi
Kegiatan yang harus dilaksanakan pada kesehatan reproduksi adalah :
a.       Keluarga Berencana (KB)
b.      Kesehatan Ibu dan Anak
c.       Deteksi dini dan penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
d.      Kesehatan reproduksi remaja
C.     Kesehatan Jiwa
          Penanggulangan penderita stress pasca trauma dilakukan di lini lapanagan sampai ke tingkat rujukan tertinggi, dalam bentuk kegiatan penyuluhan, bimbingan, konseling yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan kewenangan petugas disetiap jenjang pelayanan.
          Penanggulanga penderita stress pasca trauma dilini lapangan dapat dilakukan oleh para relawan yang tergabung dalam lembaga/organisasi masyarakat atau keagamaan maupun petugas pemerintah ditingkat desa dan atau kecamatan.
2.      PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
A.    Vaksinasi
Vaksinasi harus dijadikan prioritas sedini mungkin dalam keadaan darurat. Program vaksinasi harus segera dimulai begitu tenaga kesehatan, vaksin, peralatan dan perlengkapan lain sudah tersedia, tanpa menunda-nunda lagi.

B.     Penyakit yang terjadi di tempat pengungsian akibat letusan gunung bromo
Korban yang dirawat jalan di Puskesmas, Poskes dan Mobile Klinik sebanyak 5.823 orang dengan rincian :
·         Kab. Pasuruan sebanyak 436 orang.
·         Kab. Probolinggo sebanyak 5.387 orang
Jenis-jenis penyakit rawat jalan di Poskes, Puskesmas, pengobatan massal dan mobile clinic di Kab. Probolinggo sebagai berikut :
No
Diagnosa
Tanggal
Jumlah


29/11 - 30/12
4/1
5/1
6/1
7/1

1
Common Cold
1.458
56
53
0
0
1.567

2
Penyakit tulang dan otot
1.118
126
80
82
48
1.454

3
Hipertensi
594
1
12
25
6
638

4
ISPA
0
167
130
166
103
566

5
Cephalgia
402
0
10
52
19
483

6
Gastritis
186
1
7
11
2
207

7
Penyakit Kulit
78
3
0
31
9
121

8
Asma bronkiale
48
5
0
11
0
64

9
Penyakit mata
36
0
1
3
3
43

10
Febris
0
0
6
26
5
37

11
Hipotensi
0
2
18
0
0
20

12
Diare
12
4
0
3
0
19

13
Penyakit gigi dan mulut
0
0
1
13
3
17

14
Lain-lain
0
1
80
20
50
151

JUMLAH
3.932
366
398
443
248
5.387


C.     Manajemen kasus
Semua orang yang terkena penyakit menular dirawat selayaknya agar risiko-risiko lebih lanjut terhindarkan,  termasuk kematian.

D.    Surveilans
Surveilans dilakukan terhadap beberapa penyakit menular.
1.      Puskesmas dibawah kordinasi  dinas kesehatan kabupaten bertanggung jawab atas pemantauan dan pengendalian secara jelas ditetapkan (protap penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan penaganan pengungsi), dan seluruh LSM kemanusiaan di lokasi mengetahui kemana harus mengirimkan laporan bila menjumpai kasus penyakit menular, baik yang baru dalam tahap di curigai ataupun sudah dikonfirmasikan.
2.      Pemantauan dilangsungkan sepanjang waktu agar bisa secepatnya melacak dan mengambil tindakan jika didapati kasus penyakit menular sedini mungkin.

E.     Ketenagaan
Jumlah kebutuhan tenaga kesehatan untuk penanganan pengungsi antara 10.000 – 20.000 :
a.       Pekerja kesehatan lingkungan 10 – 20 orang
b.      Bidan 5 – 10 orang
c.       Para medis 4 – 5 orang
d.      Dokter 1 orang
e.       Asisten Apoteker 1 orang
f.       Teknisi Laboratorium 1 orang
g.      Pembantu Umum 5 – 10 orang
h.      Pengawas Sanitasi 2 – 4 orang
i.        Asisten Pengawas Sanitasi 10 –20 orang

BAB VI
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
·         Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
A.    SARAN
Diharapkan agar warga selalu siapsiaga terhadap terjadinya letusan gunung khususnya bagi masyarakat yang tinggal dikawasan rawan bencana gunung meletus.

DAFTAR PUSTAKA

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS