KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas hidayah dan rahmat
ilmu serta kekuatan dari Ilahi Rabbi yang telah dicurahkan kepada penyusun
makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan
salam juga tetap tercurahkan kepada Rasulullah beserta junjungannya karena
keindahan budi pekerti yang menjadi suri tauladan kita.
Penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini belum mencapai ekspektasi yang diharapkan. Namun penulis mengharapkan
semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.
Parepare, 30 November 2012
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR1 1
DAFTAR
ISI 2
BAB
I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang 4
I.2
Rumusan Masalah 5
I.3 Tujuan Penulisa 5
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Budaya dan Organisasi 7
a. Pengertian
Budaya 7
b. Pengertian
Organisasi 7
2.2 Budaya Organisasi 8
a. Pengertian
budaya organisasi 8
b. Karakteristik
budaya organisasi 9
c.
Nilai dominan dan sub budaya organisasi 10
d.
Unsur-unsur budaya organisasi 12
e. Fungsi dan dinamika budaya organisasi 13
f.
Peran budaya organisasi 13
g. Contoh
budaya organisasi 16
BAB III KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah
organisasi mempunyai budaya masing-masing. Ini menjadi salah satu pembeda
antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya sebuah organisasi ada
yang sesuai dengan anggota atau karyawan baru, ada juga yang tidak sesuai
sehingga seorang anggota baru atau karyawan yang tidak sesuai dengan budaya
organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan kalau dia ingin bertahan di
organisasi tersebut.
Budaya
organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan bertahan
lama. Yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi dapat menjadi pendukung
organisasi itu. Ada budaya organisasi yang tidak sesuai dengan perkembangan
zaman. Maksudnya tidak dapat menyocokkan diri dengan lingkungannya, dan lebih
ditakutkan lagi organisasi itu tidak mau menyesuaikan budaya nya dengan
perkembangan zaman karena dia merasa paling benar.
Dalam
keadaan inilah anggota tidak akan mendapatkan kepuasan kerja. Memang banyak
faktor lain yang menyebabkan anggota tidak memperoleh kepuasan kerja, tapi
faktor budaya organisasi merupakan faktor yang utama.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis mengidentefikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan budaya dan
organisasi ?
2. Pengertian budaya organisasi ?
3. Bagaimana kharakteristik budaya organisasi
?
4. Bagaimana nilai dominan dan sub budaya
organisasi ?
5. Unsur-unsur budaya organisasi ?
6. Fungsi dan dinamika budaya
organisasi ?
7. Bagaimana peran budaya organisasi ?
8. Contoh kasus budaya organisasi ?
1.3
Tujuan
dan Manfaat
a.
Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas budaya
organisasi. Selain itu makalah ini bertujuan untuk membandingkan antara baik
dan buruknya suatu organisasi. Membandingkan dalam arti tidak mengatakan suatu
organisasi itu baik atau tidak baik, tapi dijadikan sebagai pedoman bagi para
pembaca jika ingin membuat suatu organisasi dan menjawab rumusan masalah.
b.
Manfaat makalah ini adalah memenuhi tugas budaya organisasi
dan menjadi pedoman bagi seseorang jika ingin bergabung dengan suatu organisasi
atau bahkan mendirikan sebuah organisasi yang baik dan dapat bertahan lama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Budaya dan Organisasi
a. Budaya
Budaya
adalah salah satu dasar dari asumsi untuk mempelajari dan memecahkan suatu
masalah yang ada didalam sebuah kelompok baik itu masalah internal maupun
eksternal yang sudah cukup baik dijadikan bahan pertimbangan dan untuk
diajarkan atau diwariskan kepada anggota baru sebagai jalan yang terbaik untuk
berpikir dan merasakan didalam suatu hubungan permasalahan tersebut.
b. Organisasi
Menurut
dimock Organisasi
adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling berkaitan
untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut
Herbert G Hicks Organisasi
adalah proses yang terstruktur dimana orang-orang berinteraksi untuk mencapai
tujuan
Menurut
Mc Farland Organisasi
adalah suatu kelompok manusia yang dapat dikenal yang menyumbangkan usahanya
terhadap tercapainya suatu tujuan.
Jadi,
organisasi itu adalah sekumpulan orang yang terstruktur secara sistematis yang
berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
2.2
Budaya Organisasi
a.
Pengertian
Menurut
Susanto Budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman sember daya
manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi
ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami
nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertingkah laku atau
berprilaku.
Menurut
Robbins Budaya organisasi adalah suatu system makna bersama yang dianut oelh
anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain.
Menurut
Gareth R. Jones Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut
oleh anggota-anggota organisasi, suatu system dari makna bersama.
Jadi
budaya organisasi itu adalah suatu budaya yang dianut oleh suatu organisasi dan
itu menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan
segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau
akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang
telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Secara
tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap
budaya awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala
karena kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang
biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan
budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, pendiri hanya merekrut dan
mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan
dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir
dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir, perilaku pendiri sendiri
bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi
diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Apabila
organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor
penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam
budaya organisasi.
b.
Karakteristik budaya organisasi
Inovasi
dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong
untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
·
Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan
diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
·
Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada
hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
·
Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil
tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
·
Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di
organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
c.
Nilai dominan dan subbudaya organisasi
Budaya
organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota
organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama.
Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki latar
belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi
akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.
Sebagian
besar organisasi memiliki budaya dominan dan banyak subbudaya.
Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh
mayoritas anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal tersebut
merujuk pada budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap budaya
yang memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi. Subbudaya cenderung berkembang di dalam
organisasi besar untuk merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama
yang dihadapi para anggota. Subbudaya mencakup nilai-nilai inti dari budaya
dominan ditambah nilai-nilai tambahan yang unik.
Jika
organisasi tidak memiliki budaya dominan dan hanya tersusun atas banyak
subbudaya, nilai budaya organisasi sebagai sebuah variabel independen akan berkurang secara signifikan
karena tidak akan ada keseragaman penafsiran mengenai apa yang merupakan perilaku semestinya dan perilaku yang tidak
semestinya. Aspek makna bersama dari budaya inilah yang menjadikannya sebagai
alat potensial untuk menuntun dan membentuk perilaku. Itulah yang memungkinkan
seseorang untuk mengatakan, misalnya, bahwa budaya Microsoft menghargai keagresifan dan
pengambilan risiko dan selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk lebih
memahami perilaku dari para eksekutif dan karyawan Microsoft. Tetapi, kenyataan
yang tidak dapat diabaikan adalah banyak organisasi juga memiliki berbagai
subbudaya yang bisa memengaruhi perilaku anggotanya.
d.
Unsur-Unsur Budaya Organisasi
1.
Asumsi dasar
2.
Seperangkat nilai dan Keyakinan
yang dianut
3.
Pemimpin
4.
Pedoman mengatasi masalah
5.
Berbagai nilai
6.
Pewarisan
7.
Acuan prilaku
8.
Citra dan Brand yang khas
9.
Adaptasi
e.
Fungsi Dan Dinamika Budaya Organisasi
Fungsi Budaya organisasi :
1.
Perasaan Identitas dan Menambah
Komitmen Organisasi
2.
Alat Pengorganisasian Anggota
3.
Menguatkan Nilai-Nilai dalam
Organisasi
4.
Mekanisme Kontrol Prilaku (
Nelson dan Quick,1997)
Tipe Budaya organisasi :
1.
Budaya Birokrasi
2.
Budaya Inovatif
3.
Budaya Suporatif
f.
Peran Budaya Organisasi
Dari pengertian budaya organisasi
di atas, tampak bahwa budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis
untuk mendorong dan meningkatkan efektifitas kinerja organisasi, khususnya
kinerja manajemen dan kinerja ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Peran budaya organisasi adalah sebagai alat untuk menentukan arah
organisasi, mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan, bagaimana mengalokasikan sumber daya dan mengelola sumber daya
organisasional, dan juga sebagai alat untuk menghadapi masalah dan peluang dari
lingkungan internal dan eksternal.
Contoh
Budaya Organisasi :
1. Budaya Organisasi Lion Air
Maskapai
penerbangan ini dibentuk oleh dua kakak beradik. Dengan modal keinginan tinggi,
akhirnya pada Oktober 1999, Kusnan dan Rusdi Kirana selaku dua kakak beradik
tersebut berhasil mendaftarkan maskapai penerbangan yang dimilikinya ke badan
hukum. Pada saat itu, maskapai penerbangan ini hanya memiliki satu armada
pesawat terbang. Rusdi Kirana. Kelahiran 17 Agustus 1963 ini mampu menepis
segala keraguan dengan menjadikan Lion Air sebagai salah satu armada terbesar
saat ini. Berbekal pengetahuan menjadi sales agent sebuah biro perjalanan, ia
nekad mendirikan Lion Air. Ia menyebut modalnya saat itu hanya kepercayaan.
""Dari mana saya punya uang, modal airline itu kan bukan cuma 1-2
milyar? Ini karena kepercayaan," tegasnya.
Budaya
keterbukaan dibangun Lion Air, Rusdi Kirana sering melakukan pertemuan informal
dengan bawahannya dan meminta ide-ide untuk pengembangan perusahaannya, Gaya
dan tingkah laku keduanya menjadi inspirasi bagi karyawannya dan menjadikannya
cerita yang dibicarakan berulang-ulang diantara karyawannya. Mereka seolah
menjadi model yang dijadikan panutan bersama. Kepedulian terhadap karyawan sangat
tinggi dan tidak terlalu mengedepankan formalitas, ini memperbolehkan sesama
karyawan menikah tanpa ada rasa khawatir akan penyelewengan. Kondisi ini yang
memudahkan kultur terbentuk dengan baik diantara staf Indonesia Lion Air.
Lion Air sangat fokus terhadap skill karyawan dibuktikan
dengan membangun fasilitas training dan simulator untuk pilot dan
staffnya, dalam hal rekrutmenpun Lion Air berani untuk membayar Transfer Fee
lebih mahal untuk membajak Pilot-pilot yang berkualitas, strategi outsourcingpun
dilakukan kepada beberapa pekerjaan yang bersifat core untuk memudahkan
retensinya.
Lion Air mengingat keselamatan adalah hal utama dalam
industry dan menjadi kewajiban yang diembankan oleh departemen perhubungan.
Lion Air membentuk Safety Management System yang merupakan salah satu
program safety yang harus dilaksanakan oleh serluruh operator
penerbangan di seluruh dunia sesuai instruksi Organisasi Penerbangan Sipil
(International Civil Aviation Organization/ICAO) melalui Document 8959 sejak 1
Januari 2009 , program SMS ini telah disosialisasikan kepada seluruh karyawan
Lion Air yang bertugas di kantor pusat dan di daerah tempat kegiatan
operasional Lion Air.
BAB III
KESIMPULAN
Setiap
organisasi mempunyai budaya yang berbeda-beda. Tidak aka nada dua organisasi
yang mempunyai budaya yang sama persis. Ini biasanya sangat berpengaruh pada
siapa pendirinya. Contohnya organisasi yang sedang saya bahas, yaitu Lion Air.
Kerena pendirinya adalah orang yang mempunyai keinginan yang besar maka dia
menerapkan kepada diri karyawannya seperti apa yang dia harapkan. Itupun
berhasil dan Lion Air sekarang menjadi sebuah organisasi atau perusahaan yang
besar.
Budaya
organisasi yang ada pada Lion Air adalah bagaimana melayani pelanggan atau
penumpang dengan baik. Itu semua harus dilakukan oleh pemimpin dan karyawannya.
Tidak hanya buat pelanggan, Pemimpinnya juga berusaha untuk memakmurkan semua
karyawannya dengan cara salah satunya membuat semua karyawan Lion Air menjadi
teman, bukan sekedar rekan kerja. Dalam gaji Lion Air juga menetapkan standar
yang lumayan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Http://blok.Poltek.Malang
ac.id//20090526// Budaya Organisasi
Thoha,
Miftah, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Wahab,
Abdul Azis, Anatomi organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, Bandung:, penerbit
Alfabeta, 2008
0 komentar:
Posting Komentar