ANALISIS SITUASI KESEHATAN DATI II DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
A. Pendahuluan
Desentralisasi
yang memberikan keleluasan yang lebih besar pada DATI II dalam perencanaan dan pelaksanaan program
sudah menjadi komitmen pemerintah seperti tercermin dalam permendagri No.
8/1982 yang berisi pedoman perencanaan pembangunan daerah. Dalam pedoman
tersebut, jelas sekali dirumuskan proses perencanaan pembangunan yang bersifat
perencanaan dari bawah ( bottom up ). Kemudian dilanjutkan dengan peraturan
pemerintah No. 7 tahun 1987 yang menetapkan penyerahan urusan pembangunan
bidang kesehatan kepada DATI II yang meliputi 18 program pokok. Akhirnya pada
tahun 1995 terbit keputusan mentri dalam negri No. 44/1995 tentang uji coba
Otonomi Daerah Tingkat II.
Dengan
dilakukannya analisis situasi kesehatan, kita dapat memotret kondisi kesehatan
masyarakat suatu daerah, serta determinan-determinannya. Dengan mengetahui
kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, dapat diperkirakan
secara tidak langsung derajat kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan apa
yang dialami masyarakat.
B.
Faktor
–faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
Dalam
problem solving cycle, proses
pemecahan masalah selalu di mulai dari analisis situasi. Analisis situasi
bertujuan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi
kesehatan daerah yang akan berguna dalam menetapkan permasalahan. Dari hal itu
baru kemudian proses perencanaan pemecahan masalah dapat dilakukan.
Analisis
situasi bukan hanya berguna dalam rangka proses mengidentifikasi masalah tetapi
juga berguna dalam rangka perencanaan program dan analisis hambatan. Informasi
mengenai lingkungan, perilaku kesehatan, sumber daya kesehatan, output program
kesehatan dan juga informasi kependudukan akan sangat besar artinya dalam
proses selanjutnya.
Hendrick
L. Blum dalam bukunya “planning for
health “, mengemukakan konsep tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi
derajat kesehatan. Konsep tersebut, lebih dikenal dengan konsep blum, saat ini
diterima secara meluas dalam dunia kesehatan masyarakat.
Derajat
kesehatan yang di dalamnya mencakup kesehatan fisik, mental, dan sosial
dipengaruhi oleh empat kelompok besar faktor/determinan yang mempengaruhinya.
1. Faktor
lingkungan
Faktor lingkungan
mencakup lingkungan fisik, biologis serta sosial kultural kemasyarakatan.
2. Faktor
perilaku
Termasuk dalam kategori
ini adalah sikap dan gaya hidup
3. Faktor
Pelayanan kesehatan
Termasuk dalam kategori
ini adalah pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
4. Faktor
keturunan/herediter yang secara alami dimiliki oleh penduduk sendiri
Melihat konsep diatas dapat
disimpulkan bahwa derajat kesehatan bukan ditentukan oleh satu faktor saja.
Akan tetapi ditentukan oleh berbagai macam faktor baik itu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.
Analisis situasi kesehatan meliputi
5 aspek, yaitu
a. Analisis
derajat ( masalah ) kesehatan, termasuk masalah gizi
b. Analisis
lingkungan kesehatan , yang meliputi lingkungan fisik, biologis, ekonomi,
sosial dan kultural
c. Analisis
perilakukesehatan, yang meliputi sikap dan perilaku masyarakat tentang
kesehatan.
d. Analisis
faktor kependudukan ( termasuk didalamnya faktor keturunan ).
e. Analisis
program dan pelayanan kesehatan
C.
analisis
situasi kesehatan dati II
analisis
yang menggunakan kerangka pendekatan Blum ini akan memotret situasi kesehatan,
yang kemudian hasilnya dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan harus dipecahkan.
A.
Analisis
derajat ( masalah ) kesehatan
Sehat dapat mencakup
pengertian yang sangat luas, yakni bukan saja sehat dalam arti bebas dari
penyakit tetapi termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik, sosial dan
mental. Dalam menganalisis masalah kesehatan, diperlukan kemampuan untuk
mengaplikasikan metode dan konsepepidemiologi, sebab pada dasarnya ukuran-ukuran
yang dipergunakan dalam menggambarkan masalah atau derajat kesehatan adalah
ukuran-ukuran epidemiologi seperti morbiditas dan mortalitas.
1. Mortalitas
Angka kematian (
mortalitas ) merupakan indikator status kesehatan dan sekaligus juga indikator
kependudukan. Ada beberapa jenis angka kematian yang mempunyai kepekaan lebih
terhadap masalah kesehatan diantaranya angka kematian bayi ( infant mortality
rate ), angka kematian menurut penyebab ( cause specific death rate ), dan
angka kematian ibu ( maternal mortality rate ).
2. Morbiditas
Angka kesakitan atau
morbiditas adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu.
Ada 2 macam cara yang
digunakan untuk mengukur angka kematian yaitu:
1. Angka
insidens : jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu, dalam waktu tertentu pula. Biasanya angka
insidens dihitung dalam jangka waktu satu tahun.
2.
Angka prevalens : jumlah orang yang
menderita penyakit tertentu dalam suatu kelompok penduduk tertentu dalam suatu waktu
tertentu pula. Ada 2 metode penghitungan angka prevalens yaitu :
1. Point
prevalence rate yaitu penghitungan jumlah orang yang menderita penyakit
tertentu dalam waktu singkat ( misalnya pada 1 hari ).
2. Period
prevalence rate yaitu menghitung jumlah orang yang menderita penyakit selama
jangka waktu tertentu ( misalnya 2 minggu )
B.
Analisis
lingkungan kesehatan
Aspek lingkungan adalah
faktor yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap derajat kesehatan.
1. Lingkungan
fisik
Termasuk dalam kategori
lingkungan fisik adalah suhu udara, kelembaban, penyinaran matahari,kebisingan
dan lain-lain. Analisis lingkungan fisik ini dapat dilakukan dengan mempergunakan
data yang diperoleh dari sumber-sumber data yang ada seperti badan meterologi
dan geofisika, BPS, bapedal dan lain-lain.
2. Lingkungan
biologis
Komponen yang termasuk
dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit, vektor, binatang
ternak dan lain-lain. Ada berbagai jenis indikator yang dapat digunakan dalam
menganalisis lingkungan biologis, seperti akses terhadap air bersih, jumlah
jamban dan pembuangan sampah, keberadaan vektor penyakit.
3. Lingkungan
sosial-ekonomi
Tingkat ekonomi
masyarakat juga dapat menjadi indikator dari kemampuan masyarakat untuk ikut
menikmati pelayanan kesehatan.
C.
Analisis
perilaku kesehatan
Analisis perilaku
kesehatan adalah analisis konsep sehat-sakit dan juga kepercayaan-kepercayaan
tentang kesehatan yang ada di masyarakat. Sumber data dan informasi tentang
analisis perilaku kesehatan ini yang dapat dicari dari susenas, SKRT, secara
kualitatif dari sumber data langsung dari masyarakat seperti tokoh masyarakat,
bidan dukun dan lain-lain.secara teknis tidak semua indikator perilaku
kesehatan ini mudah didapat.
D.
Analisis
kependudukan
Untuk melakukan
analisis kependudukan, data yang diperlukan adalah jumlah, komposisi, serta
struktur penduduk, pertumbuhan penduduk,mobilitas, dan persebaran penduduk.
E.
Analisis
program dan pelayanan kesehatan
Analisis program dan
pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem, yaitu
dengan memperhatiakn komponen input-proses-output.analisis dengan pendekatan
sistem ini dilakukan dengan cara merinci faktor dan atau komponen apa yang ada
pada “input”, bagaimana proses penyampaian pada tujuan, serta merinci apa yang
ada pada ‘output” serta outcome upaya kesehatan.
1. Analisis
input
Ada berbagai input
upaya kesehatan, seperti tenaga, dana, fasilitas dan sarana, kebijakan,
teknologi dan lain-lain. Langkah dalam analisis input adalah merinci secara
jelas input yang ada untuk setiap jenis input baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
2. Analisis
output upaya kesehatan
Dalam analisis perlu dibedakan
antara pencapaian program dengan output program. Pencapaian program lebih
bersifat statis, yaitu hanya menggambarkan keadaan sampai suatu saat tertentu.
Sedangkan output program lebih bersifat dinamis yang menggambarkan berapa
banyak output (hasil) yang diproduksi per satuan waktu, misalnya perbulan.