Tugas individu ormen
KOMUNIKASI
Di
susun oleh:
DOSEN PEMBIMBING : USMAN S,KM.
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
2012
Pengertian dan Unsur Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Pengertian dari komunikasi ada banyak sekali, Tetapi memiliki arahan yang sama. Dibawah ini ada beberapa pengertian komunikasi menurut beberapa sumber :
1. Pengertian Komunikasi Menurut "Bahasa Latin"
Komunikasi adalah Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui suatu media agar mendapatkan respon/tanggapan.
2. Pengertian Komunikasi Menurut "KBBI"
Komunikasi adalah 1) Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara 2 (dua) orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami 2) Perhubungan.
3. Pengertian Komunikasi menurut "Prof. Drs Onong Ochjana"
Komunikasi adalah Proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku. Baik langsung secara lesan maupun tidak langsung melalui media.
4. Pengertian Komunikasi menurut "C. Himstreet dan Wayne M. Batty"
Komunikasi adalah Suatu proses pertukaran informasi antara individu, melalui suatu sistem biasa, baik dengan simbol, sinyal, maupun perilaku ataupun tindakan.
Komunikasi berasal dari bahasa
Latin, “comunis” yang berarti membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar asal katanya “communis”
yaitu “communico” yang artinya berbagi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah,
2004 : 3). Dalam literatur lain disebutkan komunikasi juga berasal dari kata “communication”
atau “communicare” yang berarti ” membuat sama” (to make common).
Istilah “communis” adalah istilah yang paling sering di sebut sebagai
asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata kata Latin yang mirip
Komuniksi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
di anut secara sama.
Pengertian komunikasi itu
sangat bermacam-macam bergantung pendapat setiap orang. Dari banyak pengertian
tersebut jika dianalisa pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi
mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima
pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan
balik.
Unsur Komunikasi
a. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi memiliki 3 (tiga)
komponen penting yaitu :
- Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud. Maksudnya adalah komunikasi bersifat nyata dan real sehingga dikatakan mempunyai tampilan fisik, baik berupa suara maupun gerakan-gerakan sebagai tanda.
- Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau,
- Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga komponen komuniasi tersebut saling berinteraksi satu
dengan yang lainnya, masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi.
b.
Enkoding-Dekoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai
tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding
(encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang
suara atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke
dalam kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding.
Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan
atau membaca) sebagai dekoding (decoding). Dengan menerjemahkan
gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan, anda menguraikan
kode tadi. Jadi, anda melakukan dekoding.
Oleh karenanya kita menamai pembicara atau penulis sebagai
enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder).
Seperti halnya sumber-penerima, kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu
kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan
fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga
menyerap tanggapan dari pendengar (dekoding).
c.
Sumber Penerima
Sumber penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan
untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah
sumber (komunikator) kaligus penerima (komunikan). Anda mengirimkan pesan
ketika anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat tubuh. Anda menerima
pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya.
Tetapi,
ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda menerima pesan
anda sendiri (anda mendengar diri sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan
melihat banyak isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesan dari orang
lain (secara visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan
penciuman). Ketika anda berbicara dengan orang lain, anda memandangnya untuk
mendapatkan tanggapan (untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati,
persetujuan, dan sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal
ini, anda menjalankan fungsi penerima.
d. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada
kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).
Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks)
dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi
(misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar
tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan
lingkungan yang lain). Pengetabuan tentang tatacara perilaku nonverbal
(misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik) juga
merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyai
banyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya,
makin tinggi kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk
melakukan komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari
perbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui (artinya, makin tinggi
kompetensi perbendaharaan kata anda), makin banyak cara yang anda miliki untuk
mengungkapkan diri.
e.
Umpan Balik/ Feed Back
Umpan balik adalah informasi yang
dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau
dari orang lain. Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari satu
sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan
balik. Bila anda menyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara kepada
orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan
balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa yang anda katakan, anda
merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda tulis.
Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik
dari orang lain. Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk: Kerutan
dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau
tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik.
f. Gangguan
Gangguan (noise) adalah
gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima
dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada
dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda
dengan pesan yang diterima.
Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang lain
berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita), atau semantik
(salah mengartikan makna). Tabel dibawah menyajikan ketiga macam gangguan ini
secara lebih rinci.
Macam
|
Definsi
|
Contoh
|
Fisik
|
Interferensi
dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain
|
Desingan
mobil yang lewat, dengungan komputer, kacamata
|
Psikollogis
|
Interferensi
kognitif atau mental
|
Prasangka
dan bias pada sumber-penerima, pikiran yang sempit
|
Semantik
|
Pembicaraan
dan pendengar memberi arti yang berlainan
|
Orang
berbicara dengan bahasa yang berbeda, menggunakan jargon atau istilah yang
terlalu rumit yang tidak dipahami pendengar
|
Gangguan
dalam komunikasi tidak terhindarkan. Semua komunikasi mengandung gangguan, dan
walaupun kita tidak dapat meniadakannya samasekali, kita dapat mengurangi
gangguan dan dampaknya. Menggunakan bahasa yang lebih akurat, mempelajari
keterampilan mengirim dan menerima pesan nonverbal, serta meningkatkan
keterampilan mendengarkan dan menerima serta mengirimkan umpan balik adalah
beberapa cara untuk menanggulangi gangguan.
g.
Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang
sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, kita menggunakan dua,
tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam
interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi
kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual
(saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran
olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran
taktil).
h.
Pesan
Pesan dalam komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita
mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu
dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam
bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan.
Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana
yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan,
menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala
hal yang kita ungkapkan dalam melakukan komunikasi
Proses
komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses
komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
- Penginterpretasian.
- Penyandian.
- Pengiriman.
- Perjalanan.
- Penerimaan.
- Penyandian balik.
- Penginterpretasian.
Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah
motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses
komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa
yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding,
akal budi manusia berfungsi sebagai encorder,
alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang
disebut transmitter, alat pengirim pesan.
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
Penerimaan
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang
berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
- Perspektif psikologis.
- Perspektif mekanis.
Perspektif
Psikologis
Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian hasil encoding
ditransmisikan kepada komunikan sehingga terjadi komunikasi interpersonal.
Perspektif
Mekanis
Perspektif ini merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer pesan dengan bahasa verbal/non
verbal.
Komunikasi ini dibedakan :
- Proses komunikasi primer.
- Proses komunikasi sekunder.
- Proses komunikasi linier.
- Proses komunikasi sirkular.
Proses
Komunikasi Primer
Proses
komunikasi primer adalah penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan menggunakan lambang sebagai media.
Proses
Komunikasi Sekunder
Proses
Komunikasi Linier
Proses
Komunikasi Sirkular
- Komunikasi bersifat dinamis.
- Tahapan proses komunikasi bermanfaat untuk analisis.
- Proses komunikasi dapat terhenti setiap saat.
- Pesan komunikasi tidak harus diterima.
- Tindak komunikasi merupakan indikasi komunikasi.
Setelah kita memperoleh hasil pada
analisa khalayak, selanjutnya kita sudah bisa menentukan tujuan komunikasi
kita. Hal ini diperlukan supaya kita dapat menentukan indikator apakah tujuan
komunikasi dapat tercapai atau tidak. Penentuan tujuan komunikasi ini mencakup
perkiraan tingkat perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku dari khalayak kita.
Kita juga sudah bisa menentukan kapan, berapa lama dan berapa jumlah khalayak
strategis yang ingin kita ubah. Agar lebih lengkap, perlu pula memasukkan
indikator keberhasilan, agar memudahkan kita memantaunya.
Bagaimana cara kita menentukan tujuan komunikasinya?
Tentunya dengan cara mengkaji kembali hasil-hasil analisa sebelumnya. Kita dapat menentukan tujuan komunikasi dari data sebelumnya, tentang siapa dan bagaimana perilaku kritis setiap khalayak kita. Indikator keberhasilan biasanya diperkirakan dari tujuan komunikasi itu sendiri.
Informasi apa yang perlu diketahui?
1. Siapa khalayak strategis kita.
2. Di wilayah mana
3. Perubahan apa yang diinginkan dari mereka (sesuai dengan KAP/PSP)
4. Berapa banyak khalayak yang kita inginkan berubah
5. Berapa lama waktu yang tersedia untuk terjadinya perubahan
Tujuan komunikasi ini tidak perlu memakai rumus yang sulit. Kita bisa perkirakan saja berdasarkan tingkat kebutuhan khalayak terhadap isu yang dikembangkan dan jumlah khalayaknya sendiri
Bagaimana cara kita menentukan tujuan komunikasinya?
Tentunya dengan cara mengkaji kembali hasil-hasil analisa sebelumnya. Kita dapat menentukan tujuan komunikasi dari data sebelumnya, tentang siapa dan bagaimana perilaku kritis setiap khalayak kita. Indikator keberhasilan biasanya diperkirakan dari tujuan komunikasi itu sendiri.
Informasi apa yang perlu diketahui?
1. Siapa khalayak strategis kita.
2. Di wilayah mana
3. Perubahan apa yang diinginkan dari mereka (sesuai dengan KAP/PSP)
4. Berapa banyak khalayak yang kita inginkan berubah
5. Berapa lama waktu yang tersedia untuk terjadinya perubahan
Tujuan komunikasi ini tidak perlu memakai rumus yang sulit. Kita bisa perkirakan saja berdasarkan tingkat kebutuhan khalayak terhadap isu yang dikembangkan dan jumlah khalayaknya sendiri
Daftar pustaka
Buku Seni Komunikasi Efektif karya Deborah Tannen
penerbit PT. Gramdeia Pustaka Utama
Komunikasi organisasi karya R. Wayne Pace dan Don F. Faulus
penerbit PT. Remaja Rosdakarya
Christina, dkk., 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.
Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.
Tyastuti, dkk., 2008. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Wiryanto, DR., 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.
Sumber:
Studio Driya Media
0 komentar:
Posting Komentar