TIGAS MAKALAH
ANALISIS SITUASI KESEHATAN
DISUSUN OLEH KLP 1:
ADHYATMA
RAHMAN : 210240138
HABiBI : 210240092
MASRI : 210240133
SUHERMAN : 210240057
SAMSULIHIN : 210240102
FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2012
Puji dan syukur kami
ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga bersyukur
atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami
sehingga kami dapat
mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini dari buku yang kami pelajari. Kami telah berusaha
semampu kami untuk
mengumpulkan berbagai macam bahan tentang mata kuliah EPIDEMIOLOGI PERENCANAAN yang berjudul “ANALISIS SITUASI KESEHATAN”.
Kami sadar bahwa makalah yang kami
buat ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih
baik lagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan
dari para pembaca,
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila
ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang
sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.
Parepare, Desember 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. LATARBELAKANG.......................................................................................... 1
B. RUMUSAN
MASALAH................................................................................... 2
C. TUJUAN
PENULISAN...................................................................................... 2
BAB 2
PEMBAHASAN............................................................................................. 3
A.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN............... 3
B. ANALISIS DERAJAT MASALAH
KESEHATAN.................................................. 5
C.
ANALISIS LINGKUNGAN KESEHATAN........................................................... 8
D. ANALISIS
PERILAKU KESEHATAN................................................................. 9
E.
ANALISIS PELAYANAN KESEHATAN.............................................................. 9
F. METODE ANALISIS DAN
PENYAMPAIAN DATA............................................ 13
BAB 3
PENUTUP...................................................................................................... 15
A. KESIMPULAN................................................................................................ 15
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Manajemen kesehatan
adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan
non-kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program
kesehatan.Dengan kata lain manajemen kesehatan adalah penerapan manajemen umum
dalam sistem pelayanan kesehatan sehingga menjadi objek atau sasaran manajemen
adalah sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sistem adalah suatu kesatuan yang
utuh, terpadu dari berbagai elemen (sub-sistem) yang saling menghubungkan dalam
suatu proses atau struktur dalam upaya menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu
tujuan tertentu.
Sistem pelayanan
kesehatan adalah sturktur atau gabungan dari suatu sub sistem dalam suatu unit
atau dalam suatu proses untuk mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat baik
preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Sistem pelayanan kesehatan ini
dapat berbentuk Puskesmas, Rumah sakit, Balkesmas, dan unit-unit atau
organisasi lain yang mengupayakan peningkatan kesehatan.
Perencanaan merupakan
kegiatan inti manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan
oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan tersebut memungkinkan para
pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara
berhasil guna dan berdaya guna. Di bidang kesehatan, proses perencanaan ini
pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving).
Perencanaan menjadi
keterampilan yang utama dalam manajemen modern. Tetapi banyak kemudian orang
frustrasi dengan perencanaan karena kegiatan yang sudah direncanakan gagal
dilaksanakan karena dana dan sumber lain tidak tersedia dan tidak cukup orang
yang termotivasi untuk pelaksanaan. Dalam konteks Indonesia, setiap orang yang
terlibat dalam perencanaan seperti diberi harapan bahwa kegiatan mereka akan
dibiayai. Tetapi kemudian kenyataannya biaya tidak cukup dan pelaksanaan
kegiatan yang direncanakan tetap sebagai rencana.
Perencanaan merupakan
suatu fungsi penganalisaan tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu
menjadi urutan tindakan yang sistematis. Perencanaan merupakan suatu organisasi
adalah suatu proses yang berkesinambungan, tidak akan pernah berhenti, karena
organisasi akan terus menghasilkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
unit-unit pelaksanaan.
Dalam problem solving
cycle proses pemecahan masalah selalu dimulai dari analisis situasi. Analisis
situasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi sebanyak banyaknya tentang
kondisi kesehatan daerah yang akan berguna dalam menetapkan permasalahan.
Proses pemecahan masalah harus dapat benar- benar
memecahkan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat.semua itu memerlukan
dukungan informasi yang tepat dari proses analisis situasi.
B.
Rumusan masalah
Bagaimana
sebenarnya proses analisis situasi dalam proses perencanaan kesehatan dalam memecahkan
suatu masalah kesehatan dan aspek-aspek apa saja yang termasuk dalam proses
analisis situasi kesehatan akan di bahas di dalam makalah ini.
C.
Manfaat
Untuk menambah
wawasan penulis dalam menganalisa masalah-masalah kesehatan dan mencari
alternatif pemecahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat ksehatan
Menurut
Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan
masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Lingkungan
Lingkungan
memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas
kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan
menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial.
Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara,
tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan
hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan
sebagainya
2. Perilaku
Perilaku
merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena
sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu,
juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan,
pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada
dirinya.
3. Pelayanan
kesehatan
Pelayanan
kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau
tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan
motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta
program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
yang memerlukan.
4. Keturunan
Keturunan
(genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak
lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan
asma bronehial.
Faktor lingkungan/Environment
Contoh : Akses
terhadap air bersih, Jamban/ tempat BAB, Sampah, Lantai Rumah, Breeding places,
Polusi, Sanitasi tempat umum, Bahan Beracun Berbahaya (B3), Kebersihan TPU
(Tempat Pelayanan Umum)
Faktor perilaku / Life styles
Contoh : alkohol,
rokok, promiscuity: tempat-tempat berisiko, narkoba, olah raga dan Health
seeking behavior : Kalau tidak sakit parah tidak akan pergi ke puskesmas
Faktor pelayanan kesehatan / Medical care
services
Contoh : ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan (balai pengobatan) maupun rujukan (rumah sakit),
ketersediaan tenaga, peralatan kesehatan bersumberdaya masyarakat;
Kinerja/cakupan serta pembiayaan /anggaran
Faktor Herediter atau
Kependudukan / Heredity
Contoh :
Penyakit-penyakit yang sifatnya turunan dan mempengaruhi sumberdaya masyarakat,
Jumlah penduduk dan Pertumbuhan penduduk serta jumlah kelompok khusus/rentan:
bumil, persalinan, bayi, dll.
Derajat
kesehatan bukan ditentukan oleh satu faktor saja, sehingga dalam menganalisis
suatu masalah kesehatan sebagai proses
dalam analisis situasi mengharuskan kita menganalisis masalah kesehatan secara
multifaktoral pula.
B.
Analisis derajat ( masalah ) kesehatan
Sehat dapat mencakup pengertian
yang sangat luas, yaitu bukan saja sehat dalam arti bebas dari penyakit tetapi
termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik, sosial dan mental.
Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator yang merupakan kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena kesehatan yang terjadi di masyarakat. Indikator keadaan kesehatan dapat dibandingkan dengan standar pelayanan kesehatan, cakupan, target program kesehatan di daerahnya (puskesmas, kabupaten, propinsi, nasional) atau dibandingkan dengan daerah lain serta dapat dianalisa kejadian dari waktu ke waktu (trend / kecenderungan).
Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator yang merupakan kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena kesehatan yang terjadi di masyarakat. Indikator keadaan kesehatan dapat dibandingkan dengan standar pelayanan kesehatan, cakupan, target program kesehatan di daerahnya (puskesmas, kabupaten, propinsi, nasional) atau dibandingkan dengan daerah lain serta dapat dianalisa kejadian dari waktu ke waktu (trend / kecenderungan).
Analisa derajat kesehatan akan menjelaskan masalah kesehatan apa yang
dihadapi . Analisis ini akan menghasilkan ukuran-ukuran
derajat kesehatan secara kuantitatif, penyebaran masalah menurut kelompok umur
penduduk, menurut tempat dan waktu .
Dalam
menganalisis masalah kesehatan diperlukan kemampuan untuk mengaplikasikan
metode dan konsep epidemiologi, sebab pada dasarnya ukuran-ukuran yang
digunakan dalam menggambarkan masalah atau derajat kesehatan adalah
ukuran-ukuran epidemiologi seperti morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas
(angka kematian).
1. Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya,
atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu
populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah
satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas
sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang
memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. Ada beberapa jenis angka
kematian yang mempunyai kepekaan lebih terhadap masalah kesehatan dibandingkan
jenis angka kematian lainnya.
a. Angka kematian bayi ( infant
mortality rate )
Penelitian menunjukkan bahwa IMR sangat erat kaitannya
dengan kualitas lingkungan hidup, gizi masyarakat, keadaan sosial ekonomi,
tingginya IMR menunjukkan bobot masalah mengenai perinatal,: komplikasi
kehamilan, perawatan kehamilan, komplikasi persalinan dan perawatan bayi. Kematian
balita sangat berkaitan dengan kualitas sanitasi rumah tangga dan keadaan gizi
anak
2.
Morbiditas
Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh
seseorang dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan
sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal MORBIDITAS. Morbiditas
merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas
juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan,
yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering
kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko. Di dalam
Epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi & prevalensi
dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian
penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka insidensi
dan angka prevalensi.
a.
Incidence rate
Incidence rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka
waktu yang bersangkutan . Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari
sehat menjadi sakit. Periode waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama
sehat hingga menjadi sakit.
Incidence rate = x 1000
Misalnya di kecamatan x yang berpenduduk 11.345 jiwa, jumlah kasus baru
penyakit DBD g ditemukan selama tahun 1995 sebanyak 234 orang . dalam kasus DBD
, seluruh penduduk beresiko terhadap penyakit ini, oleh karena itu angka
insidensnya :
x
100 = 2,06 %
Atau
2,06 kasus baru per seribu penduduk selama setahun.
b.
Angka prevalens
Gambaran
tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka
Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan
orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk).
Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE
yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan
dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu
:
a)
Period Prevalen Rate
Jumlah
penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang
sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan
Jiwa.
Rumus
yang digunakan :
Period
prevalence rate = x 100
b) Point
Prevalen Rate
Jumlah
penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah
penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Rumus :
Point prevalence rate = x 100
C.
Analisis lingkungan kesehatan
Aspek
lingkungan adalah faktor yang memiliki pengaruh yang paling besar terhadap
derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan
dapat digolongkan menjadi 3 yaitu aspek lingkungan fisik, biologis, dan
lingkungan sosial.
1. Lingkungan
fisik
Kinerja manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah faktor lingkungan fisik. Lingkungan fisik bisa berupa suhu,
cuaca, manusia lain, pemandangan, suara, bau, dan lain-lain. Yang semua aspek
tersebut besar kecilnya dapat mempengaruhi terjadinya penyakit dan tingkat
kesehatan masyarakat.
Analisis lingkungan fisik ini dapat dilakukan dengan
mempergunakan data yang diperoleh dari sumber-sumber data yang ada seperti
Badan Meteorologi dan Geofisika, BPS, dan lain-lain.
2. Lingkungan
biologis
Komponen yang
termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit, vektor,
binatang tenak, dan lain-lain. Ada berbagai jenis indikator dalam menganalisis
lingkungan bilogis seperti akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan
pembuangan sampah, keberadaan vektor penyakit. Tergantung dari jenis datanya.
3. Linkungan
sosial-ekonomi
Informasi
mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat juga sangat bermanfaat dalam
menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan.
Tingkat
ekonomi masyarakat juga juga dapat menjadi indikator dari kemampuan masyarakat
untuk ikut menikmati pelayanan kesehatan. Adanya akses ke pelayanan kesehatan
saja belum dapat dijadikan jaminan bahwa mereka akan dapat pelayanan kesehatan
secara optimal.
Mengenai
lingkungan sosial dapat berguna dalam menganalisis situasi kesehatan. Misalnya
secara sosial diketahui bahwa penderita penyakit kusta selalu dikucilkan dari
pergaulan karena dianggap dapat menularkan ke orang lain.
Data yang
diperlukan untuk menganalisis lingkungan kesehatan diantaranya adalah indikator
ekonomi daerah seperti produk domestik bruto per kapita, perkembangan
pendapatan asli daerah, dan lain-lain. Sedangkan untuk data lingkungan sosial
diperoleh dari lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti organisasi
sosial kemasyarakatan.
D.
Analisis perilaku kesehatan
Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma
sakit dan paradigma sehat.Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan
bahwa rumah sakit adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit, seseorang
diantar masuk ke rumah sakit. Ini adalah paradigma yang salah yang
menitikberatkan kepada aspek kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan paradigma
sehat Menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif, berpandangan bahwa
tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih murah dibandingkan pengobatan.
Sumber data dan informasi tentang analisis perilaku kesehatan
ini ada yang dapat dicari dai susenas, SKRT, dan lain-lain. Dab ada pula yang
dapat dicari secara kualitatif dari sumber data yang lansung dimsyarakat
seperti tokoh masyarakat, bidan, dukun dan lain-lain. Secara teknis tidak semua
indikator perilaku kesehatan in dapat didapat.
Analisis ini memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat sehubungan dengan kesehatan maupun upaya kesehatan Dapat menggunakan
teori pengetahuan, sikap praktek, atau health belief model atau teori lainnya .
E.
Analisis pelayanan kesehatan
Pelayanan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif . Analisis ini menghasilkan data tau informasi
tentang input, proses, out put dan dampak dari pelayanan kesehatan.
Sumber-sumber
data yang ada untuk analisis ini adalah sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP), sistem pencatatan dan pelaporan rumah sakit (SP2RS), survey
sosial ekonomi nasional (SUSENAS), survey kesehatan rumah tangga (SKRT) dan
lain-lain.
Analisis
program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
sistem, yaitu dengan memperhatikan komponen input-proses-output. Namun
karenaaspek proses dalam program dan pelayanan kesehatan sangat banyak dan
berbeda-beda antar program maka analisis lebih ditekankan pada komponen input
dan output.
1.
Analisis input
Ada berbagai
input upaya kesehatan, seperti tenaga, dana, fasilitas dan sarana, kebijakan,
teknologi dan lain-lain. Langkah dalam analisis input adalah merinci secara
jelas input yang ada untuk setiap jenis input baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Misalnya analisis keadaan fasilitas kesehatan yang ada di DATI II
dapat dilakukan dengan membuat daftar dari semua fasilitas yang ada :
Keadaan
fasilitas kesehatan di kabupaten “X” tahun 2012
No
|
Jenis
fasilitas
|
Jumlah
|
1
|
Rumah sakit
umum
|
2
|
2
|
Rumah sakit
khusus
|
1
|
3
|
Rumah
bersalin
|
5
|
4
|
Puskesmas
DTP
|
11
|
5
|
Puskesmas
non-DTP
|
27
|
6
|
Puskesmas
pembantu
|
52
|
7
|
Poliklinik
swasta
|
12
|
8
|
Praktek
dokter
|
70
|
9
|
Laboratorium
klinik
|
3
|
10
|
apotek
|
5
|
Keadaan fasilitas RS di kabupaten
“X” tahun 2012
No
|
Nama RS
|
Tipe
|
Kapasitas TT
|
kepemilikan
|
1
|
RS “A”
|
B
|
125
|
Pemerintah
|
2
|
RS “B”
|
C
|
40
|
ABRI
|
3
|
RS “C”
|
C
|
35
|
Pemerintah
|
4
|
RS bersalin
“A”
|
-
|
10
|
Swasta
|
5
|
RS bersalin
“B”
|
-
|
25
|
Swasta
|
6
|
RS bersalin
“C”
|
-
|
15
|
swasta
|
Dari tabel
–tabel di atas dapat diambil beberapa indikator
berupa rasio antara jumlah jumlah puskesmas dengan jumlah penduduk,
rasio kapasitas tempat tidur dengan jumlah penduduk dan lain-lain. Gambaran ini
penting untuk menganalisis kebutuhan masyarakat akan akses ke fasilitas
kesehatan.
Analisis juga
perlu dilakukan untuk aspek-aspek lain dari komponen input. Contoh berikut
adalah analisis sumber daya tenaga kesehatan yang ada dikabupaten “X” tahun
2012.
Keadaan sumber daya
tenaga kesehatan di kabupaten “X” tahun 2012
No
|
Jenis tenaga
|
jumlah
|
1
|
Dokter ahli
|
15
|
2
|
Dokter umum
|
52
|
3
|
Dokter gigi
|
14
|
4
|
Apoteker
|
9
|
5
|
Sarjana
kesehatan masyrakat
|
5
|
6
|
Sarjana
kesehatan lain
|
7
|
7
|
Paramedis
perawatan
|
897
|
8
|
Paramedis
non perawatan
|
205
|
9
|
Paramedis
pembantu
|
299
|
10
|
Tenaga non kesehatan
|
321
|
Dari hasil
rincian dapat dianalisis lebih lanjut tentang kecukupan tenaga kesehatan di
daerah tersebut. Indikatornya dapat berupa rasio tenaga dengan jumlah penduduk
yang dilayani, rasio dokter dengan jumlah ibu hamil dan lain-lain.
2.
Analisis ouput
upaya kesehatan
Dari berbagai
pelaksanaan program , dapat dilakukan analisis tentang hasil yang dicapai
dengan upaya kesehatan tersebut. Dalam analisis perlu dibedakan antara
pencapaian program dengan output program. Pencapaian program lebih bersifat
statis , yaitu hanya menggambarkan keadaan sampai suatu saat tertentu, misalnya
angka pencapaian imunisasi campak yang dinyatakan dalam % ( jumah bayi yang
diimunisasi campak dibagi dengan jumlah target populasi imunisai campak yaitu
seluruh populasi bayi).
Output program
lebih bersifat dinamis, yang menggambarkan berapa banyak outpu (hasil) yang
diproduksi per satuan waktu, misalnya per bulan. Dengan mengetahui output
imunisasi campak per bulan misalnya, maka akan bisa dilihat pola/ trend output selama
setahun. Trend ini pada dasarnya menggambarkan kapasitas upaya kesehatan dan
akan berguna untuk penetapan sasaran pada masa yang akan datang.
3.
Analisis peran
serta masyarakat
Peran serta
masyarakat sering kali menjadi faktor penting dalam keberhasilan program
kesehatan. Kesulitannya adalah bahwa belum adanya ukuran standar peran serta
masyarakat dalam program kesehatan, sehingga indikatornya tidak dapat
dibandingkan dengan pengukuran pada daerah atau waktu yang lain.
Contoh
analisis peran serta masyarakat ini adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam
mengikuti posyand, rasio kader kesehatan yang aktif dan lain-lain.
4.
Analisis
kebijakan pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh
potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Perlu juga dilakukan analisis terhadap kebijakan pembangunan kesehatan,
yang sesuai dengan tingkat analisisnya masing-masing.
F.
Metode analisis dan penyampaian data
Ada berbagai
metode yang dapat digunakan untuk menganalisis data yang ada. Untuk topik ini
bahasan akan dibatasi pada metode penyampaian data dan analisis data saja. Ada
beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data. Tujuan
dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang
terkandung di dalam data tersebut, dan menggunakan hasil analisis tersebut
untuk memecahkan suatu masalah.
Analisis epidemiologi pada dasarnya
adalah mengelompokkan kejadian penyakit pada variabel orang, tempat, dan waktu.
Dengan pengelompokan ini dapat siapa atau kelompok mana yang menderita penyakit
tertentu, sehingga identifikasi masalah dan penetapan tujuan program dapat
lebih akurat.
1.
Analisis
perbandingan
Rata-rata antara dua atau lebih kelompok sampel data. asumsi
mendasar dalam analisis perbandingan adalah bahwa variabel data yang akan
dibandingkan harus mengikuti distribusi normal.Asumsi lainnya yang harus
dipenuhi dalam analisis perbandingan dengan ANOVA (Analysis of Variance)
adalah homogenitas varians. Ini dilakukan melalui uji Levene's
homogenity-of-variance test.
2.
Analisis
kecenderungan
Analisis
kecenderungan sangat berguna dilakukan untuk melihat kecenderungan kejadian
penyakit disuatu daerah . bila pada suatu daerah yang diketahui endemis tb,paru
diketemukan bahwa prevalens penderita semakin meningkat pada tahun-tahun
terakhir, maka patut dicurigai terjadi peningkatan tingkat resistansi basil
tuberculosis terhadap antibiotika.
Analisis
kecenderungan juga berguna dalam melihat apakah kejadian penyakit tertentu
mempunyai kecenderungan siklus atau tidak. Dapat pula diperkirakan hubungan
kejadian penyakit dengan terjadinya kasus kasus tertentu, misalnya dengan
adanya kasus kerusuhan belakangan ini diberbagai daerah yang mengakibatkan tururnnya
aktivitas imunisasi . dapat diperkirakan terjadi peningkatan penyakit yang
terkait pada masa yang akan datang.
Untuk penyampaian data
dan informasi dapat berupa :
a.
Naratif
Informasi yang
terkumpul dapat disajikan secara naratif. Informasi yang ada dituliskan secara
rinci dan jelas. Metode ini tepat untuk menyajikan informasi yang bersifat
kualitatif.
b.
Tabel
Tabel adalah penyajian data dalam bentuk
kumpulan angka yang disusun menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu
daftar. Dalam tabel, disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya
angka, historis, atau menurut kelas-kelas yang lazim.
c.
Grafik
Grafik dapat didefinisikan sebagai penyajian data berangka,
suatu tabel gambar yang dapat mempunyai nilai informasi yang sangat berfaedah, namun
dari grafik yang menggambarkan intisari informasi sekilas akan lebih efektif,
grafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik dari sejumlah tabulasi data
yang tersusun dengan baik, tujuan membuat grafik adalah untuk memperhatikan
perbandingan, informasi kwalitatif dengan cepat serta sederhana. Ada beberapa
macam grafik, dan yang paling umum di gunakan adalah grafik-grafik garis,
batang, lingkaran atau piring dan grafik bergambar. Efektivitas penggunaan
grafik diantaranya: cara penyajian, karakteristik warga belajar, tujuan
pendidikan, dan teknik
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Derajat
kesehatan bukan ditentukan oleh satu faktor saja, sehingga dalam menganalisis
suatu masalah kesehatan sebagai proses
dalam analisis situasi mengharuskan kita menganalisis masalah kesehatan secara
multifaktoral pula.
Dalam analisis
situasi kesehatan selayaknya meliputi 5 aspek yaitu :
a. analisis derajat ( masalah kesehatan )
b.
analisis
perilaku kesehatan
c.
analisis
lingkungan kesehatan
d.
analisis
faktor kependudukan termasuk faktor keturunan
e. analisis program dan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1 komentar:
Nice post gan :)
www.kevin-432.blogspot.com
Posting Komentar