BAB I
Organisasi dan Manajemen
Pengertian
- ORGANISASI
- Pengertian
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Organisasi
yang di ikuti dan alasan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah
organisasi yang pernah saya ikuti, alasan saya mengikuti osis karena kita akan
lebih banyak mendapat pengalaman dari organisasi itu, dengan ikut organisasi
kita juga tanpa disengaja akan terpengaruh oleh organisasi itu sendiri. Jika
kita dalam organisasi itu aktif maka kita dalam hidup pasti juga akan aktif
dalam mencari sesuatu, tapi sebaliknya jika kita dalam organisasi itu tidak
aktif maka sungguh amat rugilah kita ketika ada suatu peluang untuk dapat aktif
kita tidak dapat menggunakannya. Akan terbiasa untuk mengatur diri kita masing-
masing. Entah itu kita dapat mengatur waktu kita sendiri atau mengatur
segalanya.
- Pengaruh
organisasi dalam kehidupan Mendapatkan banyak teman. Mendapatkan banyak ilmu
yang bermanfaat. Lebih banyak pengalaman. Menambah keterampilan dan
mengasah keterampilan. Membantu untuk bisa mendapatkan penghasilan (tambahan
penghasilan)
- MANAJEMEN
Pengertian
ManajemeN
Istilah
manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada
1.
keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari
literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung
tiga pengertian yaitu:
Manajemen sebagai suatu proses
Manajemen sebagai suatu proses
2.
Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen,
3.
Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu
ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya
BAB II
Budaya Organisasi
a. Budaya
Budaya adalah salah satu dasar
dari asumsi untuk mempelajari dan memecahkan suatu masalah yang ada didalam
sebuah kelompok baik itu masalah internal maupun eksternal yang sudah cukup
baik dijadikan bahan pertimbangan dan untuk diajarkan atau diwariskan kepada
anggota baru sebagai jalan yang terbaik untuk berpikir dan merasakan didalam
suatu hubungan permasalahan tersebut.
b. Organisasi
Menurut
dimock Organisasi adalah perpaduan
secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk
suatu kesatuan yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut
Herbert G Hicks Organisasi
adalah proses yang terstruktur dimana orang-orang berinteraksi untuk mencapai
tujuan
Menurut
Mc Farland Organisasi
adalah suatu kelompok manusia yang dapat dikenal yang menyumbangkan usahanya
terhadap tercapainya suatu tujuan.
Jadi, organisasi itu adalah
sekumpulan orang yang terstruktur secara sistematis yang berfingsi untuk
mencapai suatu tujuan.
c. Budaya
Organisasi
Menurut Para Ahli
Menurut Susanto Budaya
organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman sember daya manusia untuk
menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam
perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai
yang ada dan bagaimana mereka harus bertingkah laku atau berprilaku.
Menurut Robbins Budaya
organisasi adalah suatu system makna bersama yang dianut oelh anggota-anggota
yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain.
Menurut Gareth R. Jones Budaya
organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota
organisasi, suatu system dari makna bersama.
Jadi budaya organisasi itu
adalah suatu budaya yang dianut oleh suatu organisasi dan itu menjadi pembeda
antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu
yang ada di sebuahorganisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari
yang telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya
di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya
awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena
kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru
lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi.
Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, pendiri hanya
merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan
mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan
berperilakunya kepada karyawan. Terakhir, perilaku pendiri sendiri bertindak
sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan,
dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Apabila organisasi
mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu utama
keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya
organisasi
BAB III
Motivasi kerja
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari motive atau dengan prakata
bahasa latinnya, yaitu movere, yang berarti “mengerahkan”. Motivasi merupakan
kegiatan untuk mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia.
Motivasi kerja adalah suatu dorongan jiwa yang
membuat seseorang tergerak untuk melakukan tindakan yang produktif, baik yang
berorientasi kerja menghasilkan uang maupun yang tidak. Motivasi kerja yang
dimiliki seorang pekerja berbeda-beda tentunya, dan juga berfluktuasi. Ada
pekerja yang selalu terlihat semangat bekerja karena menginginkan kenaikan gaji
atau promosi jabatan, hal tersebut tentunya wajar-wajar saja. Motivasi kerja
pun bisa naik-turun. Tidak selamanya kegairahan dalam bekerja bisa terus berada
pada titik maksimal. Kadangkala, seorang pekerja dapat mengalami penurunan
kinerja karena kejenuhan dalam bekerja, atau bisa saja karena pelbagai permasalahan
yang dihadapinya.
2. Teori-teori
motivasi kerja
Motivasi atau
dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan
bersama ini terdapat dua macam, yaitu:
a)
Motivasi
finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial
kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif.
b)
Motivasi
nonfinansial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/
uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan
manusia dan lain sebagainya (Gitosudarmo dan Mulyono , 1999).Menurut George R.
dan Leslie W. (dalam bukunya Matutina. dkk , 1993) mengatakan bahwa motivasi
adalah “……getting a person to exert a high degree of effort ….” yang artinya
motivasi membuat seseorang bekerja lebih berprestasi. Sedang Ravianto (1986)
dalam bukunya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kinerja,
yaitu atasan, rekan, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa
uang jenis pekerjaan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan. Ada definisi yang menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan :
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan. Ada definisi yang menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan :
1.
Pengaruh
perilaku.
2.
Kekuatan
reaksi (maksudnya upaya kerja), setelah seseorang karyawan telah memutuskan
arah tindakan-tindakan.
3.
Persistensi
perilaku, atau berapa lama orang yang bersangkutan melanjutkan pelaksanaan
perilaku dengan cara tertentu. (Campell , 1970).
Teori motivasi dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu teori kepuasan (content theory) dan teori proses (process
theory). Teori ini dikenal dengan nama konsep Higiene, yang mana cakupannya
adalah:
1.
Isi Pekerjaan.
Hal ini
berkaitan langsung dengan sifat-sifat dari suatu pekerjaan yang dimiliki oleh
tenaga kerja yang isinya meliputi :
Prestasi, upaya dari pekerjaan atau karyawan
sebagai aset jangka panjang dalam menghasilkan sesuatu yang positif di dalam pekerjaannya,
pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan potensi
individu.
2.
Faktor
Higienis.
Suatu motivasi yang dapat diwujudkan seperti halnya : gaji dan upah,
kondisi kerja, kebijakan dan administrasi perusahaan, hubungan antara pribadi,
kualitas supervisi.
Pada teori tersebut bahwa perencanaan pekerjaan bagi karyawan haruslah menunjukkan keseimbangan antara dua faktor.
Pada teori tersebut bahwa perencanaan pekerjaan bagi karyawan haruslah menunjukkan keseimbangan antara dua faktor.
BAB IV
SETRES KERJA
Pengertian Stres
Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63) menyebutkan
bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya
obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah
berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan
yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Cary Cooper dan Alison Straw (1995:8-15) mengemukakan gejala stres
dapat berupa tanda-tanda berikut ini:
bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya
obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah
berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan
yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Cary Cooper dan Alison Straw (1995:8-15) mengemukakan gejala stres
dapat berupa tanda-tanda berikut ini:
1.
Fisik, yaitu
nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan
lembab, rnerasa panas, otot-otot tegang, pencemaan terganggu, sembelit, letih yang
tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah.
lembab, rnerasa panas, otot-otot tegang, pencemaan terganggu, sembelit, letih yang
tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah.
2. Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas dan
sedih, jengkel, saiah paham,
tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik,
kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jemih, sulit membuat
kcputusan, hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan
hilangnya minat terhadap orang lain.
tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik,
kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jemih, sulit membuat
kcputusan, hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan
hilangnya minat terhadap orang lain.
3. Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati
menjadi cermat yang
berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan,
penjengkel menjadi meledak-ledak.
berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan,
penjengkel menjadi meledak-ledak.
Sedangkan gejala stres di tempat kerja, yaitu meliputi:
- Kepuasan
kerja rendah
- Kinerja
yang menurun
- Semangat
dan energi menjadi hilang
- Komunikasi
tidak lancar
- Pengambilan
keputusan jelek
- Kreatifitas
dan inovasi kurang
- Bergulat
pada tugas-tugas yang tidak produktif.
Semua yang disebutkan di atas perlu dilihat dalam hubungannya dengan
kualitas kerja dan interaksi normal individu sebelumnya. Menurut Braham (dalam Handoyo; 2001:68), gejala stres dapat bcrupa tanda-tanda berikut ini:
kualitas kerja dan interaksi normal individu sebelumnya. Menurut Braham (dalam Handoyo; 2001:68), gejala stres dapat bcrupa tanda-tanda berikut ini:
1.
Fisik, yaitu
sulit tidur atau tidur lidak teratur, sakit kepala, sulit buang air
besar, adanya gangguan pencemaan, radang usus, kuiit gatal-gatal, punggung
terasa sakit, urat-urat pada bahu dan !eher terasa tegang, keringat berlebihan,
berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan
energi.
besar, adanya gangguan pencemaan, radang usus, kuiit gatal-gatal, punggung
terasa sakit, urat-urat pada bahu dan !eher terasa tegang, keringat berlebihan,
berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan
energi.
2.
Emosional,
yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif,
gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan
depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah
menyerang, dan kelesuan mental.
gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan
depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah
menyerang, dan kelesuan mental.
3.
Intelektual,
yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit
untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu
pikiran saja.
untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu
pikiran saja.
4.
Interpersonal,
yailu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada
orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari
kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup din secara
berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.
orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari
kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup din secara
berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.
Dari beberapa uraian diatas,
penulis menyimpulkan bahwa stres merupakan
suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi
seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melcbihi kcrnampuan
penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal (lingkungan). Stres yang
terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai
macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi
seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melcbihi kcrnampuan
penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal (lingkungan). Stres yang
terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai
macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
BAB V
GAYA
KEPEMIPINAN
Meskipun tidak terasa sekalian, gaya kepemimpinan dalam berbagai organisasi mulai
bertransisi dari gaya lama yang transaksional ke pola yang transformatif. Dalam
sebuah perusahaan yang telah mapan, gaya kepemimpinan biasanya sudah memiliki
patron yang baku. Namun seiring terjadinya berbagai perubahan dalam dunia
bisnis, setiap orang harus siap berubah dan bertranformasi menjadi lebih baik.
Berikut adalah sepuluh gaya kepemimpinan jadul
yang dirilis Inc.com. Pola-pola kepemimpinan berikut seharusnya diganti dengan
gaya yang lebih segar dan sesuai dengan perubahan. Jika anda mengidentifikasi
salah satu gaya berikut dalam pola kepemimpinan yang anda terapkan, lihat
kembali apakah masih sesuai.
1. Pola mikro-manajemen dimana pemimpin mengontrol
segala aspek dalam sebuah perusahaan. Gaya ini tergantikan dengan kepemimpinan
yang lebih memberdayakan orang lain. Dalam konteks ini, pemimpin memberikan
ruang bagi bawahannya untuk mengambil sebuah keputusan, bahkan jika harus salah
dalam prosesnya.
2. Mengelola perusahaan dengan selalu hadir di
kantor. Terlihat secara fisik tidak lagi cukup dalam sebuah kepemimpinan, namun
harus melihat dan mendengarkan, terlibat dalam obrolan, mengimplementasikan ide
yang diusulkan orang lain, dan menyebarkan hasil kesuksesan.
3. Berpura-pura tahu segalanya. Tidak ada gunanya
membuat orang lain tahu bahwa anda tahu segalanya, padahal tidak demikian.
Ketahuilah kemampuan rekan kerja atau bawahan dan pilihlah orang yang tepat
dengan kemampuan yang sesuai.
4. Tidak ada toleransi terhadap kesalahan
sedikitpun. Hal ini tidak selamanya bisa diterapkan. Belajarlah dari kesalahan
dan berani untuk mengakui sebuah kesalahan. Meskipun begitu, standar harus
tetap dijaga agar kinerja tetap baik.
5. Membiarkan bisnis dikendalikan oleh neraca
keuangan. Laporan keuangan tentu saja dapat digunakan sebagai data pendukung,
namun bukan itu yang menentukan segalanya. Biarkan SDM yang menjalankan bisnis,
dorong loyalitas konsumen, dan raihlah keuntungan.
6. Merasa cukup dengan sekedar kompetensi kerja.
Orang-orang dengan karakter seperti itu hanya berusaha untuk bertahan, bukan
untuk berkembang. Carilah orang-orang yang mampu melangkah lebih jauh.
Temukanlah mereka.
7. Berinvestasi dalam teknologi. Hal ini bukan tidak
penting, namun ada investasi masa depan yang lebih menjanjikan, yaitu manusia.
Mulailah berinvestasi dalam SDM. Teknologi mungkin berubah, tapi itu didorong
oleh kemampuan manusia yang jauh lebih meningkat.
8. Menuntut perubahan dengan menentukan apa dan kapan
anda menginginkannya. Ubahlah perilaku tersebut. Pelihara perubahan dengan
mengembangkan SDM unggul yang dapat menciptakan ide dan inovasi luar biasa.
9. Menyediakan makanan cepat saji di kafetaria.
Maksudnya adalah menghentikan pola kerja yang tidak sehat dalam lingkungan
kerja. Buatlah tempat kerja anda nyaman bagi seluruh karyawan.
10. Senang memberikan insentif dimana karyawan
mendapat lebih banyak uang dengan bekerja lebih banyak. Mulailah memberi
penghargaan yang lebih bernilai dari sekedar uang.
0 komentar:
Posting Komentar