RSS

Makalah Penyakit Tuber Colosis



Makalah Penyakit Tuber Colosis

PENYAKIT TUBER COLOSIS (TBC)




 

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2013

KATA  PENGANGTAR

      Bismillahi Rahmanirrahim

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

“PENYAKIT TBC”



TUGAS INDIVIDU
DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI”
“PENYAKIT TBC



FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

survailance



Istilah Surveillance sudah dikenal oleh banyak orang, namun dalam aplikasinya banyak orang menganggap bahwa surveilans identik dengan pengumpulan data dan penyelidikan KLB, hal inilah yang menyebabkan aplikasi system surveilans di Indonesia belm berjalan optimal, padahal system ini dibuat cukup baik untuk mengatasi masalah kesehatan.
Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang berarti mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang penyelidikan/intelligent untuk mematamatai orang yang dicurugai, yang dapat membahayakan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

epidemiologi survailans



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu unsur dari program pencegahan yang dilaksanakan secara terencana dan terprogram adalah epidemiologi surveilans. Yang dimaksud dengan epidemiologi surveilans adalah pengumpulan dan pengamatan secara sistematik dan berkesinambungan, analisis, dan interpretasi data kesehatan dalam proses menjelaskan dan memantau ( memonitor ) peristiwa kesehatan. Informasi hasil surveilans

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA




KEGIATAN EVALUASI SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Didaerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar  biasa (KLB) malaria.
Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakitmalaria masih tinggi di daerah tersebut.Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi di daerah tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal,spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di Amerika.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

metode penelitian



BAB II
PEMBAHASAN
A.    KERANGKA KONSEP
Konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisai dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nam vriabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai tau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

epidemiologi perencanaan



ANALISIS SITUASI KESEHATAN DATI II DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
A.    Pendahuluan
Desentralisasi yang memberikan keleluasan yang lebih besar pada DATI II    dalam perencanaan dan pelaksanaan program sudah menjadi komitmen pemerintah seperti tercermin dalam permendagri No. 8/1982 yang berisi pedoman perencanaan pembangunan daerah. Dalam pedoman tersebut, jelas sekali dirumuskan proses perencanaan pembangunan yang bersifat perencanaan dari bawah ( bottom up ). Kemudian dilanjutkan dengan peraturan pemerintah No. 7 tahun 1987 yang menetapkan penyerahan urusan pembangunan bidang kesehatan kepada DATI II yang meliputi 18 program pokok. Akhirnya pada tahun 1995 terbit keputusan mentri dalam negri No. 44/1995 tentang uji coba Otonomi Daerah Tingkat II.
Dengan dilakukannya analisis situasi kesehatan, kita dapat memotret kondisi kesehatan masyarakat suatu daerah, serta determinan-determinannya. Dengan mengetahui kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, dapat diperkirakan secara tidak langsung derajat kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan apa yang dialami masyarakat.
B.      Faktor –faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
Dalam problem solving cycle, proses pemecahan masalah selalu di mulai dari analisis situasi. Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi kesehatan daerah yang akan berguna dalam menetapkan permasalahan. Dari hal itu baru kemudian proses perencanaan pemecahan masalah dapat dilakukan.
Analisis situasi bukan hanya berguna dalam rangka proses mengidentifikasi masalah tetapi juga berguna dalam rangka perencanaan program dan analisis hambatan. Informasi mengenai lingkungan, perilaku kesehatan, sumber daya kesehatan, output program kesehatan dan juga informasi kependudukan akan sangat besar artinya dalam proses selanjutnya.
Hendrick L. Blum dalam bukunya “planning for health “, mengemukakan konsep tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi derajat kesehatan. Konsep tersebut, lebih dikenal dengan konsep blum, saat ini diterima secara meluas dalam dunia kesehatan masyarakat.
Derajat kesehatan yang di dalamnya mencakup kesehatan fisik, mental, dan sosial dipengaruhi oleh empat kelompok besar faktor/determinan yang mempengaruhinya.
1.      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan mencakup lingkungan fisik, biologis serta sosial kultural kemasyarakatan.
2.      Faktor perilaku
Termasuk dalam kategori ini adalah sikap dan gaya hidup
3.      Faktor Pelayanan kesehatan
Termasuk dalam kategori ini adalah pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
4.      Faktor keturunan/herediter yang secara alami dimiliki oleh penduduk sendiri
Melihat konsep diatas dapat disimpulkan bahwa derajat kesehatan bukan ditentukan oleh satu faktor saja. Akan tetapi ditentukan oleh berbagai macam faktor baik itu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.
            Analisis situasi kesehatan meliputi 5 aspek, yaitu
a.      Analisis derajat ( masalah ) kesehatan, termasuk masalah gizi
b.      Analisis lingkungan kesehatan , yang meliputi lingkungan fisik, biologis, ekonomi, sosial dan kultural
c.       Analisis perilakukesehatan, yang meliputi sikap dan perilaku masyarakat tentang kesehatan.
d.      Analisis faktor kependudukan ( termasuk didalamnya faktor keturunan ).
e.      Analisis program dan pelayanan kesehatan
C.    analisis situasi kesehatan dati II
analisis yang menggunakan kerangka pendekatan Blum ini akan memotret situasi kesehatan, yang kemudian hasilnya dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan harus dipecahkan.
A.    Analisis derajat ( masalah ) kesehatan
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yakni bukan saja sehat dalam arti bebas dari penyakit tetapi termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik, sosial dan mental. Dalam menganalisis masalah kesehatan, diperlukan kemampuan untuk mengaplikasikan metode dan konsepepidemiologi, sebab pada dasarnya ukuran-ukuran yang dipergunakan dalam menggambarkan masalah atau derajat kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti morbiditas dan mortalitas.
1.      Mortalitas
Angka kematian ( mortalitas ) merupakan indikator status kesehatan dan sekaligus juga indikator kependudukan. Ada beberapa jenis angka kematian yang mempunyai kepekaan lebih terhadap masalah kesehatan diantaranya angka kematian bayi ( infant mortality rate ), angka kematian menurut penyebab ( cause specific death rate ), dan angka kematian ibu ( maternal mortality rate ).
2.      Morbiditas
Angka kesakitan atau morbiditas adalah jumlah orang yang terkena penyakit tertentu.
Ada 2 macam cara yang digunakan untuk mengukur angka kematian yaitu:
1.      Angka insidens : jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, dalam waktu tertentu pula. Biasanya angka insidens dihitung dalam jangka waktu satu tahun.
2.      Angka prevalens : jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam suatu kelompok penduduk tertentu dalam suatu waktu tertentu pula. Ada 2 metode penghitungan angka prevalens yaitu :
1.      Point prevalence rate yaitu penghitungan jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam waktu singkat ( misalnya pada 1 hari ).
2.      Period prevalence rate yaitu menghitung jumlah orang yang menderita penyakit selama jangka waktu tertentu ( misalnya 2 minggu )
B.     Analisis lingkungan kesehatan
Aspek lingkungan adalah faktor yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap derajat kesehatan.
1.      Lingkungan fisik
Termasuk dalam kategori lingkungan fisik adalah suhu udara, kelembaban, penyinaran matahari,kebisingan dan lain-lain. Analisis lingkungan fisik ini dapat dilakukan dengan mempergunakan data yang diperoleh dari sumber-sumber data yang ada seperti badan meterologi dan geofisika, BPS, bapedal dan lain-lain.

2.      Lingkungan biologis
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit, vektor, binatang ternak dan lain-lain. Ada berbagai jenis indikator yang dapat digunakan dalam menganalisis lingkungan biologis, seperti akses terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah, keberadaan vektor penyakit.
3.      Lingkungan sosial-ekonomi
Tingkat ekonomi masyarakat juga dapat menjadi indikator dari kemampuan masyarakat untuk ikut menikmati pelayanan kesehatan.
C.    Analisis perilaku kesehatan
Analisis perilaku kesehatan adalah analisis konsep sehat-sakit dan juga kepercayaan-kepercayaan tentang kesehatan yang ada di masyarakat. Sumber data dan informasi tentang analisis perilaku kesehatan ini yang dapat dicari dari susenas, SKRT, secara kualitatif dari sumber data langsung dari masyarakat seperti tokoh masyarakat, bidan dukun dan lain-lain.secara teknis tidak semua indikator perilaku kesehatan ini mudah didapat.

D.    Analisis kependudukan
Untuk melakukan analisis kependudukan, data yang diperlukan adalah jumlah, komposisi, serta struktur penduduk, pertumbuhan penduduk,mobilitas, dan persebaran penduduk.
E.     Analisis program dan pelayanan kesehatan
Analisis program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem, yaitu dengan memperhatiakn komponen input-proses-output.analisis dengan pendekatan sistem ini dilakukan dengan cara merinci faktor dan atau komponen apa yang ada pada “input”, bagaimana proses penyampaian pada tujuan, serta merinci apa yang ada pada ‘output” serta outcome upaya kesehatan.
1.      Analisis input
Ada berbagai input upaya kesehatan, seperti tenaga, dana, fasilitas dan sarana, kebijakan, teknologi dan lain-lain. Langkah dalam analisis input adalah merinci secara jelas input yang ada untuk setiap jenis input baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

2.      Analisis output upaya kesehatan
Dalam analisis perlu dibedakan antara pencapaian program dengan output program. Pencapaian program lebih bersifat statis, yaitu hanya menggambarkan keadaan sampai suatu saat tertentu. Sedangkan output program lebih bersifat dinamis yang menggambarkan berapa banyak output (hasil) yang diproduksi per satuan waktu, misalnya perbulan.










  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KESEHATAN IBU DAN ANAK



BAB I
PENDAHULUAN
I.                   Latar Belakang
-          Masalah dunia
Masalah Kematian Ibu Masalah Dunia "Lebih dari 500,000 perempuan meninggal setiap tahun akibat persalinan; beberapa juta lagi menjadi sakit atau cacat" 1 Pada dasawarsa terakhir ini, dunia internasional nampaknya benar-benar terguncang. Bagaimana tidak jika setiap tahun hampir sekitar setengah juta warga dunia harus menemui ajalnya karena persalinan. Dan nampaknya hal ini menarik perhatian yang cukup besar sehingga dilakukannya berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kematian ibu ini. Usaha tersebut terlihat dari beberapa program yang dilaksanakan oleh organisasi internasional misalnya program menciptakan kehamilan yang lebih aman (making pregnancy safer program) yang dilaksanakan oleh WHO (World Health Organisation), atau program gerakan sayang ibu (safe motherhood program) yang dilaksanakan oleh Indonesia sebagai salah satu rekomendasi dari konferensi internasional di Mesir, Kairo tahun 1994. Selain usaha usaha tersebut, ada pula beberapa konferensi international yang juga bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu seperti Internasional Conference on Population and Development, in Cairo, 1994 dan the World Conference on Women, in Beijing, 1995. Pada beberapa tahun setelah itu angka kematian ibu (AKI) di Indonesia kenyataannya belum juga dapat menurun, bahkan masih lebih tinggi dibanding negara tetangga lain seperti Malaysia dan Singapura, tetapi nampaknya usaha global mampu menjadi pendorong agar pemerintah Indonesia dapat lebih serius lagi menangani masalah kematian ibu. Pada saat ini, menurut catatan WHO angka kematian ibu di Indonesia adalah 470 orang per100.000 kelahiran.2 Angka yang memang sangat mengkhawatirkan, karena meningkat dari angka yang tercatat pada beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 1997, angka kematian ibu mencapai 397 orang per 100.000 kelahiran yang berarti bertambah sekitar 73 orang. Dan untuk menangani dan mengantisipasi kematian ibu di tahun-tahun selanjutnya nampaknya keterlibatan Indonesia dalam usaha usaha di lingkup global menjadi sangat penting. Negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, adalah negara dimana setiap warga perempuannya memiliki kemungkinan 20-60 kali lipat dibanding negara-negara Barat dalam hal kematian ibu karena persalinan. Beberapa faktor penyebabnya adalah pertama berkaitan dengan faktor pelayanan kesehatan, termasuk fasilitas yang kurang baik dan ketidakmampuan untuk menerima perlakukan yang khusus oleh seorang ahli medis. Faktor kedua adalah faktor reproduksi perempuan sendiri, yaitu perempuan yang terlalu muda atau terlalu tua dimana badannya tidak kuat untuk menangani persalinan. Sedangkan faktor yang ketiga adalah sosio-ekonomi, dimana dalam faktor ini termasuk juga hal-hal seperti kemiskinan, buta huruf, kekurangan gizi dan status sosio-ekonomi perempuan yang sering rendah. Dan semua faktor ini jauh lebih sering muncul di negara berkembang dari pada di negara Barat. 3 Akhirnya yang harus diingat dari informasi di atas adalah sesungguhnya masalah kematian ibu bukanlah masalah si ibu sendiri akan tetapi merupakan masalah internasional, dimana setiap negara seharusnya memilikin tanggung jawab untuk menanggulangi dan mencegah bertambahnya kematian ibu karena proses reproduksi. Tentunya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap masalah ini menjadi sangat penting disamping juga perhatian terhadap isu isu kesehatan reproduksi. Hal yang tidak kalah penting untuk diingat adalah bahwa kematian ibu dan keamanan bagi kehamilan setiap calon ibu tentunya akan menjadi tanggungjawab seluruh warga dunia, bukan hanya organisasi internasional, seperti WHO atau PBB tetapi juga tanggung jawab kita semua. Dan ini menjadi sesuai dengan tujuan PBB yaitu menurunkan tiga per empat angka kematian ibu di seluruh dunia sebelum tahun 2015.
-          Nasional
Pemerintah mengakui kesulitan untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan yang masih tergolong tinggi di Indonesia. Salah satu kendala utamanya adalah sulitnya para ibu hamil mendapatkan akses pelayanan kesehatan akibat faktor geografis dan budaya masyarakat setempat. “Angka kematian ibu rata-rata 102 per 100 ribu kelahiran. Padahal salah satu indikator keberhasilan Millenium Development Goals (MDGs) adalah turunnya angka kematian ibu melahirkan. Namun itu sulit tercapai,” kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sendyaningsih di Yogyakarta, Jumat 21 Oktober 2011.
Menurut Endang, kesulitan untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan tidak saja terjadi di Indonesia, tapi hampir di semua negara di dunia ini. “Ada 4 faktor yang menyebabkan kematian ibu melahirkan, yakni terlalu tua saat hamil, terlalu muda untuk hamil, terlalu sering hamil, dan terlalu dekat jarak kehamilannya,” jelas Endang. Oleh karena itu, ujar Menkes, akses pelayanan kesehatan untuk ibu hamil perlu ditingkatkan. Salah satu caranya, lanjut Endang, Kementerian Kesehatan kini menggalakkan pendidikan kesehatan reproduksi di kalangan siswa sekolah, mulai dari SD hingga SMA. “Perlu ditanamkan norma dan budaya, bahwa menikah itu idealnya pada usia 24-25 tahun. Padahal, 20-30 persen perempuan Indonesia menikah di bawah usia 20 tahun, terlalu muda,” kata Menkes. Menurutnya, Kemenkes saat ini juga telah memperkenalkan beberapa program untuk meningkatkan kesehatan ibu, seperti meningkatkan peran suami dalam perawatan kesehatan ibu, meluncurkan program kesehatan gender responsif, dan memperkenalkan skema bantuan sosial. “Program ini memberikan pelayanan persalinan gratis, perawatan di fasilitas kesehatan, perawatan pasca persalinan, dan perawatan pasca persalinan, dan pelayanan keluarga berencana bagi semua ibu hamil yang tidak tercakup oleh asuransi kesehatan,” kata Endang.
-          Kota
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Padangpanjang, terus menurun.  Seperti diketahui, sejak 2009-2011, AKI sudah tak ada lagi di Padangpanjang. Begitu juga AKB turun dari enam kasus kematian (2010) menjadi 4 kasus (2011). Sedangkan kunjungan ibu hamil saat ini sudah mencapai 778 orang dari target 1.095 orang (hingga Desember 2011). Pencapaian kunjungan ibu hamil ke puskesmas mencapai 96 persen (2010) atau 1.068 orang dari target 1.184 ibu hamil “Tahun ini, kami optimistis pencapaian kunjungan ibu hamil tercapai hingga Desember. Sebab, dari total kunjungan hingga September sudah terlihat bagus. Waktu tersisa masih ada tiga bulan lagi,” ujar Kabid Unit Pelayanan Kesehatan DKK Padangpanjang, Elsa Martalena.



-          Kondisi saat ini
Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang diluncurkan pusat mulai terasa manfaatnya di Kota Padangpanjang. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Padangpanjang, terus menurun.  Seperti diketahui, sejak 2009-2011, AKI sudah tak ada lagi di Padangpanjang. Begitu juga AKB turun dari enam kasus kematian (2010) menjadi 4 kasus (2011). Sedangkan kunjungan ibu hamil saat ini sudah mencapai 778 orang dari target 1.095 orang (hingga Desember 2011). Pencapaian kunjungan ibu hamil ke puskesmas mencapai 96 persen (2010) atau 1.068 orang dari target 1.184 ibu hamil “Tahun ini, kami optimistis pencapaian kunjungan ibu hamil tercapai hingga Desember. Sebab, dari total kunjungan hingga September sudah terlihat bagus. Waktu tersisa masih ada tiga bulan lagi,” ujar Kabid Unit Pelayanan Kesehatan DKK Padangpanjang, Elsa Martalena.
Dikatakannya, kematian bayi umumnya disebabkan faktor Asfexia (sesak nafas) dan rendahnya pengetahuan ibu dalam menjaga kehamilan. Sehingga, banyak terjadinya ketuban pecah dini (KPD) dan kehamilan lewat waktu yang berakibat fatal atas kelahiran jabang bayi. “Melalui Jampersal, seluruh ibu hamil mendapat layanan maksimal di setiap puskesmas, petugas bidan swasta dan rumah sakit,” tuturnya. Terpisah, Penanggungjawab Pengelolaan Jamkesmas dan Jampersal DKK Padangpanjang, Yurmanis menyebutkan layanan Jampersal akan membantu ibu hamil, mulai dari pemeriksaan kehamilam hingga masa nifas, tanpa dipungut biaya.





                                                                                      

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENYEBAB
Nutrisi dan gizi yang cukup merupakan salah satu syarat penting yang harus dipenuhi selama masa kehamilan. Namun, salah satu gangguan terbesar penyerapan nutrisi ini disebabkan karena adanya rasa mual dan muntah yang sering dialami ibu hamil. "Mual dan muntah ini umum terjadi pada ibu hamil. Sekitar 50-90 persen ibu hamil pasti mengalami hal ini," ungkap dr Prima Progestian, SpOG, ahli kandungan dan kebidanan, saat talkshow "Jangan Biarkan Rasa Mual Menghalangi Asupan Nutrisi untuk Kehamilan Sehat", yang diadakan Anmum Materna di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu (2/9/2011) lalu.
Ada beberapa penyebab mual dan muntah yang sering dialami ibu hamil ini, baik dari faktor internal seperti hormon, maupun faktor eksternal seperti kondisi si ibu.
1.      Perubahan hormon.
Dalam masa kehamilan, ibu hamil mengalami perubahan hormon dari dalam tubuhnya. Tak heran hal ini akan membuat kondisi fisiologis ibu pun berubah. Kandungan hormon yang paling tinggi pada ibu hamil adalah estrogen, progesteron, dan HCG. "Ketiga hormon ini dituding sebagai penyebab utama rasa mual. Hormon progesteron ini membuat relaksasi otot polos dan membuat rahim tenang," tukas dokter yang berpraktik di Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta Selatan, ini.
Hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) juga merupakan salah satu hormon yang hanya dimiliki oleh ibu hamil karena hormon ini dibentuk oleh janin agar rahim menjadi lebih kuat. Semakin tinggi kandungan hormon ini, rasa mual akan semakin kuat, karena hormon ini akan meningkat dua kali lipat. Misalnya, pada kehamilan kembar.




2.      Adanya infeksi.
Mual dan muntah memang menjadi kondisi umum pada ibu hamil, namun biasanya hal ini akan berlangsung pada trimester pertama dan terjadi pada pagi hari (morning sickness). "Namun pada beberapa kasus, sering sekali terjadi mual dan muntah setelah melewati trimester pertama, dan bisa berlangsung sepanjang hari," tukas dr Prima.
Rasa mual dan muntah yang sering dan berkepanjangan bisa dicurigai bahwa si ibu terserang infeksi bakteri Helicobacter pylori. Jika kecurigaan terserang infeksi ini tak ditanggapi dengan perawatan intensif, lambat laun ibu hamil akan terserang Hiperemesis gravidarum (HG). Serangan ini menyebabkan ibu hamil mengalami mual-muntah hingga usia kandungan 20 minggu, dimana apa pun yang dikonsumsi akan dimuntahkan kembali. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas ibu hamil sehari-hari, seperti saat bekerja di kantor.
3.      Kondisi psikologi.
Banyak hal yang menyebabkan kondisi psikologis ibu hamil tak stabil. Banyak pikiran ataupun stres juga bisa berpengaruh pada rasa mual dan muntah. Tak hanya itu, motif ekonomi atau tak siap punya anak juga bisa merangsang rasa mual. "Kondisi hamil di luar nikah, serta adanya keinginan untuk mencari perhatian suami juga jadi penyebabnya
B.     FAKTOR RISIKO
A.    Faktor Resiko Sebelum Kehamilan
Sebelum hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang menyebabkan meningkatnya resiko selama kehamilan. Selain itu, jika seorang wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar. Karakteristik ibu Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan. Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklamsi (kejang akibat pre-eklamsi). Mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi. Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi, diabetes atau fibroid di dalam rahim serta lebih rentan terhadap gangguan persalinan. Diatas usia 35 tahun, resiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom (misalnya sindroma Down) semakin meningkat. Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom janin. Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg, lebih mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan (KMK, kecil untuk masa kehamilan). Jika kenaikan berat badan selama kehamilan kurang dari 7,5 kg, maka resikonya meningkat sampai 30%. Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat kecil. Peristiwa pada kehamilan yang lalu Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama, memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi.Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang  pernah melahirkan bayi yang sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan bayi prematur. Sebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami keguguran menjalani pemeriksaan untuk:
-          kelainan kromosom atau hormon
-          kelainan struktur rahim atau leher rahim
-          penyakit jaringan ikat (misalnya lupus)
-           reksi kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh).
Jika penyebab terjadinya keguguran diketahui, maka dilakukan tindakan pengobatan. Kematian di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa terjadi akibat:
-          Kelainan kromosom pada bayi
-          Diabetes
-          Penyakit ginjal atau pembuluh darah menahun
-          Tekanan darah tinggi
-          Penyalahgunaan obat

Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya. Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5 kg, memiliki resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya. Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg, mungkin dia menderita diabetes. Jika selama kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka resiko terjadinya keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayinya meningkat. Pemeriksaan kadar gula darah dilakuka pada wanita hamil ketika memasuki usia kehamilan 20-28 minggu. Seorang wanita yang telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin mengalami:
-          kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah
-           perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah)
-          persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina yang berat
-          plasenta previa (plasenta letak rendah).
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik, maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama. Penyakit ini terjadi jika darah ibu memiliki Rh-negatif, darah janin memiliki Rh-positif dan ibu membentuk antibodi untuk menyerang darah janin; antibodi ini menyebabkan kerusakan pada sel darah merah janin. Pada kasus seperti ini, dilakukan pemeriksaan darah pada ibu dan ayah. Jika ayah memiliki 2 gen untuk Rh-positif, maka semua anaknya akan memiliki Rh-positif; jika ayah hanya memiliki 1 gen untuk Rh-positif, maka peluang anak-anaknya untuk memiliki Rh-positif adalah sebesar 50%. Biasanya pada kehamilan pertama, perbedaan Rh antara ibu dengan bayinya tidak menimbulkan masalah, tetapi kontak antara darah ibu dan bayi pada persalinan menyebabkan tubuh ibu membentuk antibodi. Akibatnya, resiko penyakit hemolitik akan ditemukan pada kehamilan berikutnya. Tetapi setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif, biasanya pada ibu yang memiliki Rh-negatif diberikan immunoglobulin Rh-nol-D, yang akan menghancurkan antibodi Rh. Karena itu, penyakit hemolitik pada bayi jarang terjadi. Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi menahun.
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan, biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik pada bayi dan kedua orangtuanya. Kelainan struktur Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda atau leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran. Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan pembedahan diagnostik, USG atau rontgen. Fibroid (tumor jinak) di dalam rahim bisa meningkatkan resiko terjadinya:
-          kelahiran prematur
-          gangguan selama persalinan
-          kelainan letak janinan
-          kelainan letak plasenta
-          keguguran berulang.
a.      Keadaan kesehatan
Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Keadaan kesehatan yang sangat penting adalah:
-          Tekanan darah tinggi menahun
-          Penyakit ginjal
-          Diabetes
-          Penyakit jantung yang berat
-          Penyakit sel sabit
-          Penyakit tiroid
-          Lupus
-          Kelainan pembekuan darah.



b.      Riwayat keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.
B.     Faktor Resiko Selama Kehamilan
Seorang wanita hamil dengan resiko rendah bisa mengalami suatu perubahan yang menyebabkan bertambahnya resiko yang dimilikinya. Dia mungkin terpapar oleh teratogen (bahan yang bisa menyebabkan cacat bawaan), seperti radiasi, bahan kimia tertentu, obat-obatan dan infeksi; atau dia bias mengalami kelainan medis atau komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan. Obat-obatan atau infeksi Obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan cacat bawaan jika diminum selama hamil adalah:
-          Alkohol
-          Phenitoin
-           Obat-obat yang kerjanya melawan asam folat (misalnya triamteren atau trimethoprim)
-          Lithium
-          Streptomycin
-          Tetracyclin
-          Talidomide
-          Warfarin.
Infeksi yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah:
-          Herpes simpleks
-          Hepatitis virus
-          Influenza
-          Gondongan
-          Campak Jerman (rubella)
-          Cacar air (varisela)
-          Sifilis
-          Listeriosis
-          Toksoplasmosis
-          Infeksi oleh virus coxsackie atau sitomegalovirus.
Merokok berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya, tetapi hanya sekitar 20% wanita yang berhenti merokok selama hamil. Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yang rendah. Selain itu, wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami:
-          komplikasi plasenta
-          ketubah pecah sebelum waktunya
-          persalinan prematur
-          infeksi rahim.
Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari asap rokok dari orang lain karena bisa memberikan efek yang sama terhadap janinnya. Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemikan pada bayi yang ibunya merokok. Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya sindroma kematian bayi mendadak. Selain itu, anak-anak yang dilahirkan oleh ibu perokok bisa mengalami kekurangan yang sifatnya ringan dalam hal pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan perilaku. Efek ini diduga disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang pelepasan hormon yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke plasenta dan rahim). Mengkonsumsi Alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan. Sindroma alkohol pada janin merupakan salah satu akibat utama dari pemakaian alkohol selama hamil. Sindroma ini ditandai dengan:
-          keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir
-          kelainan wajah
-          mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal
-          kelainan perkembangan perilaku
Sindroma alkohol pada janin seringkali menyebabkan keterbelakangan mental. Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keguguran dan gangguan perilaku yang berat pada bayi maupun anak yang sedang tumbuh (misalnya perilaku antisosial dan kurang memperhatikan).
Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum berat. Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2 kg. Suatu pemeriksaan laboratorium yang sensitif dan tidak memerlukan biaya besar, yaitu kromatografi, bisa digunakan untuk mengetahui pemakaian heroin, morfin, amfetamin, barbiturat, kodein, kokain, marijuana, metadon atau fenotiazin pada wanita hamil. Wanita yang menggunakan obat suntik memiliki resiko tinggi terhadap:
-          Anemia
-          Bakteremia
-          Endokarditis
-          Abses kulit
-          Hepatitis
-          Flebitis
-          Pneumonia
-          Tetanus
Penyakit menular seksual (termasuk AIDS). Sekitar 75% bayi yang menderita AIDS, ibunya adalah pemakai obat suntik atau pramuria. Bayi-bayi tersebut juga memiliki resiko menderita penyakit menular seksual lainnya, hepatitis dan infeksi. Pertumbuhan mereka di dalam rahim kemungkinan mengalami kemunduran dan mereka bisa lahir prematur. Kokain merangsang sistem saraf pusat, bertindak sebagai obat bius lokal dan menyebabkan pengkerutan pembuluh darah. Pembuluh darah yang mengkerut bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah sehingga kadang janin tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Berkurangnya aliran darah dan oksigen bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan berbagai organ dan biasanya menyebabkan cacat kerangka serta penyempitan sebagian usus. Pemeriksaan air kemih untuk mengatahui adanya kokain biasanya dilakukan jika:
-          seorang wanita hamil tiba-tiba menderita tekanan darah tinggi yang berat
-          terjadi perdarahan akibat pelepasan plasenta sebelum waktunyA
-           terjadi kematian dalam kandungan yang sebabnya tidak diketahui.
31% dari wanita pemakai kokain mengalami persalinan prematur, 19% melahirkan bayi yang pertumbuhannya terhambat dan 15% mengalami pelepasan plasenta sebelum waktunya. Jika pemakaian kokain dihentikan setelah trimester pertama, maka resiko persalinan prematur dan pelepasan plasenta sebelum waktunya tetap meningkat, tetapi pertumbuhan janinnya normal.
Keadaan kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati. Jika seorang wanita hamil pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan pemeriksaan air kemih pada awal kehamilan. Jika ditemukan bakteri, segera diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya. Infeksi vagina oleh bakteri selama hamil juga bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan antibiotik. Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4 Celsius) pada trimester pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya keguguran dan kelainan sistem saraf pada bayi. Demam pada trimester terakhir menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya persalinan prematur.
Komplikasi kehamilan
1.      Inkompatibilitas Rh
Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak sesuai. Yang paling sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir. Penyakit hemolitik bisa terjadi jika ibu memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif, janin memiliki Rh-positif dan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah janin. Jika seorang ibu hamil memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap janin setiap 2 bulan. Resiko pembentukan antibodi ini meningkat pada keadaan berikut:
-           setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin bercampur
-          setelah pemeriksaan amniosentesis
-          dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif.
Pada saat ini dan pada kehamilan 28 minggu, diberikan imunoglobulin Rh-nol-D kepada ibu, yang akan menghancurkan antibodi Rh.
2.      Perdarahan
Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah:
-          Kelainan letak plasenta
-          Pelepasan plasenta sebelum waktunyA
Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi). Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian bayi, perdarahan hebat dan kematian ibu pada saat persalinan. Untuk menentukan penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan leher rahim dan Pap smear.
3.      Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang berat pada ibu atau terjadinya persalinan prematur. Air ketuban yang terlalu banyak cenerung terjadi pada:
-          ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol
-          kehamilan ganda
-          inkompatibilitas Rh
-          bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kelainan sistem saraf).
Air ketuban yang terlalu sedikit ditemukan pada:
-          bayi yang memiliki cacat bawaan pada saluran kemih
-          bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan
-          bayi yang meninggal di dalam kandungan.

4.      Persalinan prematur
Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut:
-          ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim
-          perdarahan
-          stress fisik atau mental
-          kehamilan ganda
-          ibu pernah menjalani pembedahan rahim.
Persalinan prematur seringkali terjadi jika:
-          bayi berada dalam posisi sungsang
-          plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya
-          ibu menderita tekanan darah tinggi
-          air ketuban terlalu banyak
-          ibu menderita pneumonia, infeksi ginjal atau apendisitis.
5.      Kehamilan ganda
Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan.
6.       Kehamilan lewat waktu
Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu, kemungkinan terjadinya kematian bayi adalah 3 kali lebih besar.
1.       Bayi kecil Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu
2.       Bayi lahir dengan berat badan rendah adalah bayi yang pada saat dilahirkan memiliki berat badan 2,75 kg atau kurang
3.       Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat badannya lebih kecil jika dibandingkan dengan usia kehamilan
4.      Bayi yang pertumbuhannya terhambat adalah bayi yang pertumbuhannya (berat dan tinggi badan) di dalam rahim terhambat.


C.    HAL-HAL YANG BERPENGARUH
a.       Faktor fisik
-          Gizi
Nutrisi atau zat gizi pada wanita hamil sangat penting, karena harus mensuplay kebutuhan ibu dan juga janin. Karena zat gizi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, ada hubungan sangat erat antara makanan ibu hamil dengan keadaan bayi setelah lahir. Pola makanan yang tidak teratur atau salah dan salah makan merupakan kebiasaan yang akan menyebabkan timbulnya penyakit. Penyakit yang diakibatkan kurang gizi bahkan terkadang kelebihan gizi selama hamil.
            Sebagian besar ibu hamil karena faktor ketidaktahuan akan zat gizi tidak memperhatikan makanan yang ia makan. Pada trimester 1 pengaruh emesis terkadang ibu hamil ingin makan yang aneh-aneh, sehingga pada trimester ini sering terjadi kekurangansuplay gizi yang dibutuhkan. Akan tetapi, pada trimester ke-2 dan terutama masa paling kritis adalah pada triwulan ke-3 kehamilan ( janin umur 6 bulan ). Terkadang ibu hamil tidak memikirkan asupan gizi dan diet yang perlu diperhatikan pada masa kehamilan, sehingga sering terjadi kekurangan gizi atau sebaliknya. Kelebihan yang akan berdampak pula pada keadaan janin dalam kandungan maupun bayi setelah lahir.
-          Gaya hidup
Obat-obatan, alkohol, tembakau
Penyalahgunaan atau pola penggunaan zat kimia atau obat secara berlebihan atau tidak tepat atau biasa disebut substance abuse pada ibu hamil sesuai penelitian sejak tahun 1964 pada kelainan bayi yang disebabkan oleh Thalidomide. Telah menemukan selama periode kritisbketika bayi sedang dalam proses pembentukan, bahkan setiap dosis tunggal dari obat yang membahayakan yang diminum oleh ibu dapat menyebabkan kelainan pada janin. Obat-obat ediktif seperti heroin yang digunakan oleh ibu masuk kedalam darah janin dan menyebabkan janin menjadi tergantung pada obat tersebut. Ketika bayi lahir sumber obat tersebut dihentikan, dan mereke menunjukkan ancaman hidup khas. Gejala putus obat pada saat bayi lahir seperti ini mungkin dimasukkan ke PWT, intensif neonatus untuk observasi.semua alkohol harus dihindari selama masa kehamilan, karena penelitian terakhir menunjukkan bahwa wanita hamil yang minum alkohol memiliki resiko mendapatkan anak dengan kelainan congenital, restardasi fisik dan pertumbuhan mental, kelainan mata, jantung, telinga, wajah dan otak.
            Penelitian terakhir juga menunjukkan bahwa merokok atau secara terus menerus terpapar pada lingkungan berasap adalah membahayakan baik bagi ibu atau bayinya, menyebabkan retardasi pertumbuhan mental, memperburuk keadaan sistem pernafasan akut atau kronik. Merokok juga mengganggu kemampuan tumbuh untuk menggunakan vitamin C, suatu vitamin yang dibutuhkan untuk pembentukan jaringan dalam pertumbuhan janin.
-          Aktivitas dan istirahat
Kehamilan benar-benar menuntut ibu untuk mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, kendati keadaan hamil tidak boleh digunakan sebagai alassan untuk menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Ibu hamil harus mempertimbangkan gaya hidup yang mendukung kesehatannya sendiri maupun kesehatan bayinya, kebiasaan tidur malam, kegiatan sosial yang menyibukkan, kebiasaan menghadiri pesta-pesta dalam ruangan yang penuh dengan asap rokok, semua ini harus dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin.karena kelatihan dalam kehamilan dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan ibu masa hamilyang bisa mempengaruhi tumbuh kembang bayi.
b.      Faktor psikologis
a.       Stressor internal dan eksternal
Yang dimaksud dengan stressor internal dan eksternal adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan atau stress yang berasal dari dalam dan luar diri seseorang.
-          Stressor internal
Pada umumnya kehamilan memberikan arti emosiopnal yang sangat besar pada setiap wanita, sehubungan dengan peristiwa kehamilan tersebut pada umunya terjadi bahwa calon ibu atau wanita yang dengan hamil itu sering dihinggapi oleh keinginan-keinginan atau kebiasaan aneh. Bahkan ada yang mempunyai keinginan yang tradisional dan pada umumnya senantiasa dibarengi emosi-emosi dan dorongan-dorongan yang kuat. Banyak orang yang dengan penelitian-penelitiannya mengatakan bahwa keadaan tersebut dirangsang oleh kebutuhan-kebutuhan hormonal. Seorang wanita menjadi sangat perasa, mudah tersinggung, lebih-lebih jika permintaannnya tidak dipenuhi oleh suami maka timbullah semacam obsesi dan tekanan batin pada kehidupan psikisnya. Seorang wanita yang hidup bahagia biasanya merasakan kepuasan dan kebahagiaan katika ia menjadi hamil. Ia bangga akan keadaan dirinya serta kesuburannya dan kegairahan menyambut bayinya yang akan lahir. Namun demikian sekalipun seorang wanita itu berhasrat benar untuk menjadi ibu dan cukup realitas disertai sikap hidup yangsehat terhadap diri sendiri dan orang lain. Kehamilan ini merupakan suatu tujuan berat baginya dan menimbulkan ketakutan-ketakutan tertentu itu adalah berupa kerisauan disebabkan oleh kelelahan dan kesakitan jasmani, jadi bingung, kecemasan.
-          Stressor eksternal
Kita tidak bisa mengabaikan pengaruh lingkungan terhadap kehamilan, pengaruh lingkungan inilah yang disebut stressor eksternal. Adapun yang dimaksud dengan pengaruh lingkungan tersebut adalah suami, RT keluarga.
            Lingkungan dan kenudayaan, maka psikologi mengenai kehamilan itu mau tidak mau banyak diwarnai dengan kepercayaan dan keyakinan tradisional daerah masing-masing. Reaksi psikis terhadap kehamilan itu dengan sendirinya sangat banyak dan amat bervariasi, namun elemen pokok yang umum terhadap pada setiap wanita hamil ialah ketakutan dan kepercayaan tahayyul,. Hal ini dapat terjadi baik terhadap wanita terpelajar atau tidak. Peristiwa demikian ini terjadi pada hampir setiap wanita di dunia, sekalipun kebudayaan mereka berbeda. Ringkasnya, semua mekanisme perasaan dan relasi dengan kehamilannya itu sangat dipengaruhi olehlingkungan yang paling dekat, terutama dipengaruhi oleh ekseptasi dukungan masyarakat lingkungan tersebut terhadap si bayi yang berbeda-beda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Juga policy nasional, interest ekonomi, nilai-nilai etis tertentu mengenai hakekat anak manusia, semua ikut mempengaruhi sikap wanita terhadap kehamilannya. Bahkan peraturan-peraturan sosial yang dikembangkan oleh manusia sendiri mengenai kelahiran anak, itu sering bertentangan dengan hukum-hukum biologis kodrat.
            Ketakutan-ketakutan dalam berbagai macam bentuk dan ekspresinya berupa kesulitan-kesulitan ekonomis, kesulitan emosional macam-macam penyakit. Kematian dalam keluarga, relasi tidak harmonis dengan suami dan dengan anggota keluarga lainnya, lingkungan tetangga dan masyarakat semua karena lingkungan itu langsung atau tidak langsung memberikan pengaruh terhadap kehamilannya. Sehubungan dengan banyaknya faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi  wanita hamil, maka mereka sering menutup diri dan menyembunyikan segenap intimitas serta emosi-emosinya, sehingga sulit bagi kita ikut menghayati semua kehidupan wanita hamil serta sulit memperoleh data informasi yang cukup banyak dan terpercaya tentang kehidupan psikis seorang wanita hamil.
b.      Support keluarga
Pada kehamilan sering terjadi perubahan psiko sosial pada seorang wanita mengikuti perubahan psikologis. Berbagai reaksi wanita muncul terhadap kehamilannya, salah satunya sikap ambivalen, hal ini dikarenakan perubahan peran yang akan dialaminya dan tanggung jawab besar yang akan diterimanya.kondisi kesiagaan bagi wanita hamil itu, perlu dilengkapi sekuritas sosial. Hal ini bisa dihayati jika wanita itu merasakan cinta mesra suaminya, semua kerisauan, kecemasan, ketakutan dan kepanikan, baik rill maupun yang bersifat fantasi yang ada dalam masa kehamilan akan berkurang atau bisa lenyap sama sekali jika yang bersangkutan merasa terlindungi oleh suaminya. Jika ia merasakan sikap keayahan yang mantap dari bekal ayah dan anak yang dikandungnya.
            Dalam menghadapi masalah psikologis yang ditimbulkan oleh kehamilan, sangat diperlukan adanya bantuan selain dari suami juga dari pihak keluarga ibu untuk memberikan dukungan dan support untuk wanita hamil. Support keluarga yang dekat diberikan pada wanita hamil adalah berupa perhatian, kasih sayang dan cinta untuk memenuhi kebutuhan wanita hamil baik ini merupakan kebutuhan psikologi maupun kebutuhan fisik. Adapun manfaat dari support keluarga terhadap kehamilan adalah dengan adanya campur tangan keluarga dapat membantu ibu untuk meneruskan keputusan mereka. Dengan dukungan keluarga berupa perhatian, memberikan perlindungan cinta dan kasih sayang serta memberi pengertian/penjelasan kepada ibu bahwa apa yang dialami ibu sekarang adalah sesuatu yang wajar dan alamiah.serta situasi/keadaan atau ketidaknyamanan yang dialaminya lambat launakan hilang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Dukungan keluarga sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan emosional ibu selama periode kehamilannya.
c.       Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap kehamilannya mencakup :
1.      Suami
a.       Peranan suami dalam kehamilan besar  pengarunhnya, karena dukungan atau support yang berdasarkan cinta kasih dapat mengalahkan segalanya.
b.      Suami merupakan pengambil keputusan yang utama bila terjadi gawat darurat pada ibu hamil.
2.      Keluarga
a.       Hidup diantara lingkungan keluarga dapat mempengaruhi wanita dalam kehamilannya.
b.      Tinggal di lingkungan keluarga biasanya dapat memberi dukungan terhadap kehamilannya, tetapi sebaliknya ada juga ibu hamil yang merasa tidak nyaman tinggal di lingkungan keluarga terutama di lingkungan keluarga suami atau mertua.
3.      Teman
a.       Bergaul dengan teman sesama dapat memberikan pengaruh yang positif maupun negatif. Pengaruh positif dapat membantu ibu ke hal-hal yang sehat dan dapat mengurangi stress serta dapat meminta pendapat sesuai pengalamannya.
b.      Sedang pengaruh negatif dapat mempengaruhi kehamilannya dengan cara-cara dapat menambah masalah pada kesehatan lainnya seperti merokok dan lain-lain.
4.      Lingkungan yang sehat termasuk tempat tinggal yang nyaman, bebas dari kebisingan.
5.      Iklim
Keadaan iklim yang buruk dapat mempengaruhi kenyamanan.
d.      Faktor sosial
Pengaruh adat istiadat, tradisi dan kebudayaan terhadap kehamilan amat bervariasi dan tidak sama, oleh karena itu pengaruhnya amat luas. Pengaruh-pengaruh tersebut mencakup :
-          Kebiasaan atau gaya hidup.misalnya kebiasaan/tradisi suatu daerah yang mengharuskan ibu hamil untuk makan atau minum ramuan agar kehamilannya aman, seperti minum jamu dan lain-lain.
-          Kebiasaan dari suatu daerah dalam menyambut kehamilan yang diadakan pesta dan mandi dengan menggunakan bunga-bunga.
-          Kebiasaan tiap ibu hamil harus diurut agar mempercepat proses kelahirannya nanti.
e.       Ekonomi
Faktor ekonomi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan selama masa hamil, biasanya :
1.      Makan
2.      Pakaian
3.      Persiapan persalinan
Dalam mempersiapkan persalinan faktor ekonomi sangat menentukan karena pada saat itu lansung atau tidak, mau tidak mau harus mengeluarkan biaya seperti :
a.       Persiapan biaya untuk kebutuhan bayi dan ibu nanti setelah melahirkan.
Kebutuhan bayi berupa : baju-baju,popok,gurita,bantal, dan lain-lain
Kebutuhan ibu berupa : gurita, BH, celana dalam, softex, dan lain-lain




D.    PENANGANAN
Salah satu penanganan ibu hamil adalah dengan cara memenuhi kebutuhan dasar ibu hamil diantaranya sebagai berikut :
1.      Nutrisi
Untuk mengkomodasi perubahan yang terjadi selama hamil, banyak nutrient yang diperlukan dalam jumlah yang besar daripada yang dibutuhkan orang dewasa normal. Laju metabolik basal ( basal metabolic rate (BMR ) ) meningkat sekitar  20% selama masa hamil. Peningkatan ini sudah termasuk pemakaian energy untuk sintesis jaringan.
2.      Personal higiene
a.       Perawatan gigi
Ibu harus pergi kedokter gigi awal-awal masa kehamilan untuk menambah giginya yang berlubang dan mengobati giginya yang terinfeksi. Tindakan ini dapat dilakukan dengan aman kapan saja selama kehamilan walaupun lebih baik dilakukan lebih awal. Untuk mencegah karies lain, berikan dorongan pada ibu untuk :
-          Menyikat giginya dengan teratur
-          Melakukan floss antara gigi
-          Membilas mulut dengan air setelah makan atau minum apa saja.
-          Gunakan pencuci mulut yang bersifat alkali/basa untuk mengimbangi reaksi saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan, yang menyuburkan pertumbuhan bakteri penghancur email.
b.      Mandi
Mandi setiap hari merangsang sirkulasi menyegarkan dan menghilangkan kotoran tubuh. Dengan berhati-hati agar tidak jatuh, baik mandi shower maupun tubuh dapat dilakukan oleh wanita hamil.
3.      Pakaian
Kriteria untuk pakaian ini adalah bahwa pakaian tersebut harus mudah disesuaikan dengan perubahan kontur, mudah dicuci karena meningkatnya perspirasi, longgar sehingga tidak menyebabkan sesak sepatu/sandal, sebaiknya pilihlah yang haknya pendek dan tidak terlalu pas kaki.
4.      Eliminasi
Konstipasi merupakan hal yang umum selama kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltic usus dan pembesaran uterus yang menahannya. Waktu yang teratur, bersamaan asupan cairan ekstra dan laksatif buah-buahan adalah cara terbaik non medis yang sangat dianjurkan.
5.      Hubungan seksual
Banyak wanita mengalami peningkatan tekanan seksual kehamilan. Hal ini disebabkan sebagian oleh peningkatan kongesti darah pada vulva dan peningkatan kesadaran tentang peran seksual wanita. Kecuali terdapat adanya riwayat abrosi spontan berulang, tidak ada alasan untuk membatasi hubungan seksual, frekuwensi, intensitas, posisi untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita hamil karena perubahan konstur tubuhnya.
6.      Senam hamil
Tujuan senam hamil adalah :
a.       Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyanggah beban kehamilan.
b.      Memperkuat otot untuk menahan beban tambahan.
c.       Membangun daya tahan tubuh.
d.      Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan perubahan keseimbangan.
e.       Meredakan ketegangan dan membantu relaksasi
f.       Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik.
Pedoman keselamatan untuk senam hamil :
a.       Boleh melanjutkan semua bentuk senam dalam kehamilan yang sudah terbiasa dilakukan oleh seorang ibu.
b.      Minum, yang cukup sebelum, selama dan setelah melakukan senam adalah sangat penting, ibu hamil hendaknya mengkonsumsi 1-2 liter air dalam sehari.
c.       Senam ringan hingga edang dan teratur 3 kali seminggu lebih disukai, kegiatan senam secara aktif dilakukan sekali seminggu.dan lain-lain sebagainya.
Senam yang sederhana dan baik :


a.       Berjalan adalah sederhana yang paling baik.
b.      Sesi relaksasi 20 menit melepaskan ketegangan pada semua posisi yang nyaman, lakukan 2 kali sehari
c.       Bila hendak mengangkat sesuatu, lekukan lutut, tegakkan pinggang, lalu angkat, hal ini akan melindungi punggung bagian bawah. Dan lain-lain sebagainya.
7.      Aktivitas dan istirahat
Letih adalah gejala awal pada kehamilan. Sebagaimana tubuh telah terbiasa dengan kehamilan dan ibu terbiasa dengan lingkup kerja dan istirahat gejala ini berkurang. Selama kehamilan trimester pertama sebagian besar ibu merasakan bahwa tidur disiang hari sangat membantu. Kongesti darah pada velvic dan tungkai berkurang, kerja jantung berkurang dan stress menghilang.
8.      Imunisasi TT
Sesuai dengan rekomendasi WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan imunisasi anti tetanus, ia harus mendapatkan paling kurang 2 kali suntikan selama kehamilannya. ( suntikan pertama pada saat kunjungan antenatal pertama dan suntikan ke 2 pada 4 minggu mendatang )
9.      Persiapan laktasi
Selama kehamilan payudara harus dipersiapkan untuk fungsi uniknya dalam menghasilkan ASI untuk bayi neonates segera setelah bayi lahir. Karena payudara meningkat beratnya, berat yang dapat menyangga payudara dengan baik digunakan untuk perlindungan. Bila memutuskan untuk memberikan ASI pada bayinya ( perawatan putting sangat dianjurkan ).
10.  Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis. Rencana inihanya lebih sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang ia perlukan. Dengan adanya rencana persalinan dan meningkatkan kemungkinan diimana ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta yang tepat waktu.

11.  Memantau kesejahteraan janin
-          Perkirakan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri terhadap usia kehamilan.
-          Lakukan auskutasi denyut jantung janin ( DJJ )
-          Dengan alat laenec atau doppler, idealnya perhitungan frekuensi jantung dilakukan 1 menit penuh. Normal frekuensi DJJ 120-160 kali per menit, meningkat pada saat kontraksi. Pemeriksaan normal/baik : waktu relaksasi jantung normal, waktu kontraksi terjadi takikardia. Dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Angka kematian ibu melahirkan yang masih tergolong tinggi di Indonesia. Salah satu kendala utamanya adalah sulitnya para ibu hamil mendapatkan akses pelayanan kesehatan akibat faktor geografis, faktor ekonomi sehingga terkadang hanya satu kali atau dua kali memeriksakan kandungannya ke Bidan/dokter, kurangnya pengetahuan tentang menjaga kehamilan, banyaknya wanita yang menikah di bawa umur 20 tahun dan adanya budaya masyarakat setempat.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS