RSS

gaya kepemimpinan




I. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
2. RUMUSAN MASALAH
Mengingat situasi dan kondisi yang di hadapi seorang pemimpin sangat berbeda satu dengan lainnya, sehingga muncul berbagai tipe dan gaya kepemimpinan untuk situasi dan kondisi yang tepat. Hal inilah yang menjadi  dasar  rumusan masalah dalam makalah ini yaitu gaya dan tipe kepemimpinan.
3. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
·         Sebagai penyelesaian tugas mata kuliah “leadership”.
·         Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang “gaya dan tipe kepemimpinan”.

BAB II
PEMBAHASAN
Gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.
Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi bawahannya. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berarti telah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
1.      tipe kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi bawahan sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan bawahan yang kurang kompeten.
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
a.       Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
b.      Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
c.       Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
a.       menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
b.      dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
c.       bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
d.      menggunakan pendekatan premitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.

2.      tipe kepemimpinan militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a.       Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
b.      Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
c.       Senang kepada formalitas yang berlebihan
d.      Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
e.       Tidak mau menerima kritik dari bawahan
f.       Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3.       Tipe kepemimpinan fathernalistis / maternalistik
Tipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kebapakan. Kepemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b.      Bersikap terlalu melindungi bawahan
c.       Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
d.      Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi.
e.       Sering menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
4.      Tipe kepemimpinan karismatis
Tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.
5.      Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
a.       Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
b.      Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
c.       Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
d.      Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
e.       Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
f.       Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
g.      Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
h.      Dan sebagainya.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
6.      Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.a
7.      Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.
8.      Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Pada dasarnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak untuk diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan gaya kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan yang demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal bagaimana kita menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam keluarga, organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut diterapkannnya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sriudin.com/2010/04/tipe-gaya-kepemimpinan.html
YW. Sunindhia, SH, Kepemimpinan Dalam Masyarakat Modern, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1993.
Numbery,Freddy.2010. Kepemimpinan Sepanjang Zaman. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pendapat tentang demonstrasi



Menurut pedapat yusriani yusri

            Demonstrasi adalah ciri bahwa negara kita adalah negara demokrasi. Jadi aksi demonstrasi adalah bentuk penyampaian akan penolakan kepada pemerintah/ pimpinan yang dirasa tidak adil oleh masyarakat/ mahasiswa. Namun di era sekarang ini khususnya mahasiswa beraksi dengan budaya anarkisme yang ujung-ujungnya mengganggu aktivitas masyarakat dan tidak memikirkan bagaimana nantinya nasibnya setelah itu. Tapi tidak dipungkiri bahwa anarkisme saja belum tentu di respon oleh pemerintah apalagi jika tertib, karena pemerintah sekarang seakan-akan menutup mata dan telinga mereka akan hal tersebut, jadi anarkisme dilakukan dengan alasan tertentu, namun yang tidak bisa dihindari adalah adanya propokator yang sangat merugikan. Namun sebagai mahasiswa menolak berarti memberi solusi, itulah seharusnya yang terbaik.

Andy Risal (mahasiswa)
Demonstrasi menurut saya itu hal yang wajar di lakukan oleh mahasiswa karena para pejabat tidak ada lagi yang mau mendengar kan perkataan rakyatnya.

Darmawan (mahasiswa)
Demonstrasi itu adalah salah satu cara penyampaian aspirasi kekecewaan atau ketidakpuasan secara massal, misalkan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap menambah kesengsaraan rakyat.
Demonstrasi memanglah sangat penting sebgai "pengingat" bagi pemerintah yang menggunakan wewenang secara berlebihan. Namun dewasa ini, tidak sedikit aksi- aksi dari rekan - rekan mahasiswa yang di jembatani ataupun diprofoksi oleh pihak tertentu.
Belakangan ini demonstrasi yang anarkis rawan terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Bentrok antara demonstran dengan aparat keamanan sudah sering kita dengar. Saya berpendapat bahwa itu sudah di luar batas kewajaran, hingga pemerintah pun tidak luput dari hinaan dan kata "kotor" dari para demonstran.
Alangkah ironisnya negeri ini. Ketika rekan – rekan  mahasiswa yang notabenenya adalah CALON PEMIMPIN MASA DEPAN menyampaikan kritikan mereka dengan cara demonstrasi yg anarkis.


Suherman (mahasiswa)
Menurut saya “demonstrasi yaitu penolakan atas kebijakan " atau keputusan"  yang di ambil atau di keluarkan oleh pemipin atau pimpinan , yang mana sebenarnya keputusan itu tidak sesuai dengan pandangan masyarakat , hal itu lah yang memicu adanya aksi demostrasi yang berujung anarkisme. Budaya anarkisme disebabkan karena banyak faktor, di antaranya karena dihalang – halangi oleh aparatur- aparatur  negara, yang berakibat pada aksi penutupan jalan, pembakaran ban, bentrokan dan sebagainya, Namun apa boleh itu adalah jalan yang terakhir.



Muh.Akbar (Karyawan)
Demo yang dilakukan pada jaman sekarang biasanya selalu berakhir dengan anarkis. aparat sukanya main pukul, kadang pendemopun arogansi, padahal pemerintah terkesan tutup telinga, tutup mata, dan tutup mulut. Kalau begini, siapa yang rugi ? pasti ujung – ujungnya masyarakat sendiri yang rugi.

Lambang (masyarakat)
Menurut saya demo sekarang ini sudah parah, bayangkan saja mahasiswa sudah berani menghancurkan bahkan membakar kendaraan plat merah, membuat macet jalan. Membakar ban yang ujung-ujungnya mengganggu masyarakat, bentrok dan sebagainya.
Menurutku demo itu boleh saja namun tidak usah dengan tindakan angkuh yang seakan-akan aksinya cuman mau di bilang jago, alangkah baiknya mahasiswa memberikan solusi kepada pemerintah sebagai partisipasi dalam membantu negara.

Nuralam (masyarakat)
Menurut saya demo boleh - boleh aja tapi jangan sampa rusuh seperti kurang aturan.
Demo kan bisa dilakukan dengan cara yang baik dan terpelajar mengingat Mahasiswa berarti orang yang terpelajar, masa pakai cara lempar - lemparan sama polisi, sampai ada yang luka. Kalau seperti ini kan rugi sama-sama dan tidak mungkin juga pemerintah merespon hal tersebut. Maka dari itu mahasiswa seharusnya memberikan contoh yang baik bagi masyarakat Indonesia.

Asniar (masyarakat)
Menurut saya boleh-boleh aja, tapi jangan sampai menyusahkan rakyat juga. Kan kalau ada demo jadi macet dan ribut. Yang tertib, jangan terbawa emosi. Menurut saya pemerintah harus lebih terbuka kepada rakyat supaya mahasiswa tidak lagi capek, panas, teriak-teriak, tapi tidak didengerin sama pemerintah.

Ridho (masyarakat)
Mahasiswa harus memikirkan akibat akibat yang nantinya akan merugikan rakyat apabila mereka akan berdemo, jadi harus diperhitungkan dengan benar. Jangan seperti yang kita liat di TV. Mahasiswa yang berdemo harus didasari dengan ilmu pengetahuan dan aturan serta etika. Niatnya kan ingin membela rakyat, jadi harus punya jalan keluar dan jangan malah menyusahkan rakyat kecil.  Karena akibatnya mahasiswa sendiri yang dicap jelek apabila tidak tertib dan menyusahkan orang lain.

Erna (masyarakat)
Demo itu bisa dilakukan, tapi jangan sampai menyusahkan masyarakat dengan aksi anarkisnya. Karena semua itu menghambat aktivitas masyarakat sendiri apalagi kalau menggunakan aksi pengrusakan fasilitas umum, ini sudah tidak boleh ditoleransi lagi.

Fatimah (PNS)
Menurut saya demo itu aksi pembodohan, pemerintah kita dipimpin oleh orang-rang terpilih dan cerdas, kebijakan pun dikeluarkan dengan alasan dan tujuan untuk masyarakat sendiri. Kebijakan itu tidak serta merta keluar begitu saja, tapi melalui proses yang pada akhirnya keputusan yang terbaik dikeluarkan. Jadi sudah seharusnya mahasiswa hanya harus belajar bagaimana untuk bisa membanggakan negara dengan prestasinya dan kreativitasnya, bukan teriak- teriak, lempar-lemparan batu, bakar ban, bentrok bahkan saling melukai yang semua itu tindakan yang tidak terdidik sama sekali.






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

organisasi dan menejement.



TUGAS ORGANISASI DAN MANAJEMEN


1.      CIRI-CIRI ORGANISASI
Adapun ciri-ciri organisasi adalah  :
·         Adanya komponen (atasan dan bawahan)
·         Adanya kerjasama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
·         Adanya tujuan
·         Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
·         Adanya wewenang dan koordinasi tugas-tugas
(Sumber : kumpulanistilah.blogspot.com)

2.      UNSUR-UNSUR ORGANISASI
       Secara garis besar organisasi mempunyai tiga unsur yaitu :
1.      Manusia
2.      Kerjasama
3.      Tujuan bersama-sama.
        Dari ketiga unsur tersebut saling terkait dan mempunyai satu kesatuan. Namun secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :
·         Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
·         Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
·         Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
·         Harus ada tujuan  bersama  yang mau dicapai.
(sumber : Sentot Imam Wahyono dalam bukunya perilaku organisasi)
       Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
a.       Man
            Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personil. Pegawai atau personil terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin  suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
b.      Kerjasama
         Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan organisasi.

c.       Tujuan bersama
            Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network).
d.      Peralatan ( Equipment)
            Yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
e.       Lingkungan (Environment)
            Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial , budaya, ekonomi, dan teknologi. Kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulator) yang telah ditetapkan. Dan juga beberapa tujuan tertentu.
(sumber : maliqren.wordpress.com)

4.      PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI
                        Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi. Diantaranya adalah :
1.      Perumusan tujuan yang jelas
       Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.
2.      Pembagian kerja
       Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
3.      Delegasi kekuasaan
       Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas makan akan terlihat pulaq garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit kerja.
4.      Rentang kekuasaan
       Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolak ukur pun harus menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.
5.      Tingkat pengawasan
       Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antara atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam  struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajibanbaik itu atasan  maupun bawahan akan tercipta.
6.      Kesatuan perintah dan tanggung jawab
       Dengan tergambarnya struktur organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah) akan nampak.
7.      Koordinasi
       Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin cepat tercapainya.
(sumber : Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi)


DAFTAR PUSTAKA

kumpulanistilah.blogspot.com
maliqren.wordpress.com
Muhammad, Arni. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Wahyono, Sentot Imam.2010.  Perilaku Organisasi. Penerbit : Graha ilmu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS