RSS

tugas epidemiologi kesehatan darurat kasus pembunuhan



Epidemiologi Kesehatan Darurat

Oleh :

Kelompok V

FITRIANI
HABIBIE
MENTARI
MISLIANA MULA ASABRI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
FAKULTAS ILMU KESEHATAN




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dan dipergunakan bagi pembaca sekalian sehingga makalah ini bisa bermanfaat dan terus bermanfaat bagi semuanya.amin
Namun penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak begitu pun dengan makalah ini masih penuh dengan kekurangan, maka penulis mohon maaf bila dalam penulisan makalah ini ada hal yang mungkin menyinggung pembaca.
Akhir kata wassalamu alaikum wr.wb.

Parepare, 17 April 2013


      KELOMPOK V

DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................ ....... 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................         2
DAFTAR ISI ..................................................................................................         3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .................................................................................... ....... 4
B.     Rumusan  masalah ............................................................................... ....... 4
C.     Tujuan .................................................................................................. ....... 5

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian pembunuhan .............................................................................. 6
B.     Contoh kasus dari pembunuhan...........................................................        6
C.     Identifikasi masalah/kasus .......................................................................... 6
D.    Perhitungan besarnya masalah..................................................................... 7
E.     Distribusi masalah........................................................................................ 7
F.      Peranan epidemiologi dalam kasus.............................................................. 8
G.    Upaya pencegahan ...................................................................................... 9

BAB III  PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................................... ..... 11
Saran................................................................................................................. ..... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melanggar acto. Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan sebagainya. Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan peledak, seperti bom.
Pembunuhan terdiri dari dua bagian yaitu : homicide (pembunuhan manusia oleh manusia lainnya) dan suicide (bunuh diri manusia sendiri). Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri yang dilakukan oleh individu itu sendiri atau atas permintaannya. Betapapun kebudayaan dan pola acto manusia, memberikan berbagai actor dan definisi maksud yang berbeda-beda tentang bunuh diri ini. Namun, tetap saja pada intinya adalah “keputus-asaan”. Sebab orang yang tidak berputus asa dan bersedia tetap menjalani kehidupan seberat dan seburuk apapun, maka ia tidak akan pernah melakukan kegiatan bunuh diri ini.

B.                 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pembunuhan ?
2.      Apa contoh kasus dari pembunuhan ?
3.      Bagaimana mengidentifikasi masalah/kasus ?
4.      Bagaimana perhitungan besarnya masalah ?
5.      Bagaimana distribusi masalah ?
6.      Apa peranan epidemiologi dalam kasus tersebut ?
7.      Bagaimana upaya pencegahannya?

C.                Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa itu pembunuhan.
2.      Untuk mengetahui contoh kasus dari pembunuhan.
3.      Untuk mengetahui mengidentifikasi masalah/kasus.
4.      Untuk mengetahui perhitungan besarnya masalah.
5.      Untuk mengetahui distribusi masalah.
6.      Untuk mengetahui peranan epidemiologi dalam kasus tersebut.
7.      Untuk mengetahui upaya pencegahannya.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pembunuhan
Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melanggar acto. Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam, membela diri, dan sebagainya.
B.     Contoh Kasus Pembunuhan
Kasus pembunuhan yang disertai mutilasi terhadap pasangan suami istri di Bandung, Jawa Barat Rabu ( 10/09 ). Dia mengaku tega menghabisi nyawa kedua majikannya karena dendam sering diperlakukan dengan kejam termasuk diberi makan basi. Tersangka yang merupakan pembantu korban pasangan suami istri Ronald Alimuddin dan Sri Magdalena tega memenggal kepala dan kedua lengan korban Sri Magdalena serta merebusnya. Aksi pembunuhan sadis dilakukan tersangka menggunakan linggis serta sebilah golok.
Tindakan sadis tersangka dipicu rasa sakit hati sekaligus dendam yang lama dipendam tersangka atas perlakuan kejam majikannya. Bahkan tersangka juga mengaku sering diberi makanan basi oleh korban pembunuhan. Kasus ini disertai mutilasi. Tersangka berhasil diringkus dirumah saudaranya di Saguling Kabupaten Bandung Barat.
C.    Perhitungan Besarnya Masalah
Banyaknya kasus pembunuhan yang terjadi di dunia ini tidak luput dari pemahaman kita tentang pentingnya komunikasi di antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Tidak sedikit pembunuhan terjadi karena hal sepele seperti rasa cemburu dengan orang lain.
Jika kita bisa memahami sesama dan menghargai satu sama lain akan mengurangi kasus pembunuhan. Nyawa bukan hal yang mudah di permainkan. Menghilangkan nyawa seseorang menjadi hal yang tabuh dilakukan. Seseorang yang sudak di kuasai hawa jahat akan mudah terpengaruh untuk melakukan pembunuhan.
Kasus pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Harnoko Dewanto menambah panjang kasus-kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Indonesia. Paling sedikit ada 9 pembunuhan sadis yang terjadi.

D.    Distribusi Masalah
Kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Indonesia ada 9 kasus diantaranya :
1.      HARNOKO DEWANTO, pelaku pembunuhan 3 orang di Los Angeles, Amerika Serikat (Gina, Eri, Suresh). Vonis hukuman mati
2.      ROBOT GEDEK, siswanto atau yang dikenal dengan julukan robot gedek ( 1965- 2007 ) adalah terhukum karena perbuatan kriminal berupa sodomi disertai dengan pembunuhan anak kecil di sekitar Jakarta dan Jawa Tengah pada rentang waktu 1994-1996 dengan korban 12 anak.selain sodomi, robot gedek juga memutilasi korbannya dengan merobek isi perut korbannya untuk dia mabil dan dilakukan untuk pemenuhan hasrat seksualnya. Vonis hukuman mati.
3.      RIO ALEX BULO ( RIO MARTIL ), dia terbukti mecabut nyawa lima orang dan sekali melakukan percobaan pembunuhan. Dia masuk LP pada 2 agustus 2004 dieksekusi 8 agustus 2008.
4.      NY.ASTINI, pelaku pembunuhan 3 orang di Surabaya. Vonis hukuman mati dan telah dieksekusi tahun 2005. Astini alias Bu Lastri dinyatakan bersalah karena melakukan mutilasi dengan dimasukkan ke dalam tas kresek yang dibuang di beberapa tempat sampah dan sungai di Surabaya.
5.      GARIBALDI HANDAYANI, pelaku pembunuhan 7 orang di Jambi. Vonis hukuman mati.
6.      TUBAGUS YUSUF MAULANA ( DUKUN USEP ), Muhammad Tubagus Yusuf ( lahir 1968 ) atau lebih dikenal dengan nama Dukun Usep merupakan pelaku pembunuhan yang diketahui telah membunuh sebnayak 9 orang di Lebak. Dia di vonis mati pada 10 Maret 2008 dan kemudian vonis dilaksanakan pada 18 Juli 2008 di sebuah desa di Lebak.
7.      VERRY IDHAM HENYAKSAH ( RYAN JOMBANG ) seorang tersangka pembunuhan berantai di Jakarta dan Jombang. Kasusnya mulai terungkap setelah penemuan mayat termutilasi di Jakarta.
8.      BABEH BAEKUNI, tersangka kasus mutilasi bocah 9 tahun bernama Ardiansyah yang jasadnya di temukan di Cakung, Jakarta Timur. Di duga berperilaku seperti Ryan, pelaku pembunuhan berantai asal Jombang.
9.      AHMAD SURAJI, dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Lubukpakam 10 Desember 1997. Suraji adalah pelaku pembunuhan 42 wanita di Medan.

E.     Peran Epidemiologi Dalam Kasus Pembunuhan

1.      Mengidentifikasi actor-faktor yang berperan dalam terjadinya pembunuhan seperti motif yang dilakukan oleh pelaku
2.      Menyediakan data yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan untuk menindaklanjuti kasus-kasus pembunhan yang terjadi
3.      Membantu melakukan evaluasi terjadinya suatu pembunuhan.
4.      Mengembangkan metodologi untuk menganalisis  keadaan pelaku dalam upaya untuk mengatasi bertambahnya kejadian pembunuhan.
5.      Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah pembunuhan.




F.     Upaya Pencegahan

1.      Primordial prevention
·         Upaya pencegahan baik dari sisi pelaku atau korban ( jera sebelum bertindak ). Jika orang membayangkan betapa menakutkannya hukum qishas, maka dia akan menahan dirinya untuk tidak membunuh. Dalam kasus ini, si calon pembunuh selamat dari hukum qishas lantaran tidak jadi membunuh. Dan si calon korban tetap hidup karena tidak jadi dibunuh.
·         Mencegah tindakan balas dendam dari pihak keluarga korban.
·         Menciptakan susana harmonis, perhatian dan penuh rasa kekeluargaan.
·         Mengembangkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.


2.      Health promotion
·         Memberikan wawasan atau pengetahuan terhadap keluarga atau masyarakat tentang bahayanya pembunuhan dan konsekuensinya.
·         Penyuluhan tentang pembunuhan.

3.      Spesific protection
·         Saksi dalam kasus pembunuhan dilindungi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
·         Penjagaan ketat untuk pelaku pembunuhan.perlindungan dari pihak aparat hukum untuk mengungkap kasus-kasus yang terselubung.

4.      Early diagnosis
·         Melakukan deteksi dini faktor risiko dan gangguan perilaku pada anak.
·         Biasanya tidak tamat sekolah
·         Pengenalan karakteristik pelaku

5.      Prompt treatment
·         Pemeriksaan kesehatan untuk pelaku pembunuhan.
·         Jika terjadi penyimpangan dalam diri pelaku pembunuhan, dilakukan tes kesehatan lebih lanjut untuk menangani penyimpangan tersebut.

6.      Rehabilitation
·         Pelaku pembunuhan diberikan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di dalam penjara untuk merehabilitasi diri.
·         Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
·         Bertawakkal dan berusaha ikhlas menjalani cobaan untuk menebus kesalahan yang tega membunuh orang.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pembunuhan biasanya dilatar belakangi dengan berbagai macam motif seperti politik, kecemburuan, dendam, membela diri dan sebagainya. Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam.

SARAN
1.      Menjaga harmonisasi dalam lingkungan pergaulan serta di lingkungan keluarga.
2.      Selalu berfikir positif dalam bertindak.
3.      Meningkatkan kewaspadaan diri terhadap kejadian kriminal.

DAFTAR PUSTAKA

Kompas, 1 Agustus 1999, hlm.1
Manciaux,M.,Romer,CJ.
Accidents inChilhood and Adolescence ; The Role of Rsearch WHO, geneva, 1991
Stansfield,SK.
Injury. Dalam Jamison, DT.Disease Control Priorities inDeveloping Countries.Oxford University Press, London, 1993
www.jelajahunik.us>home>misteripembunuhan.com


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS