RSS

Pola Sistem Manajemen k3 yang diterapkan DI PT. TELKOM DIVRE I SUMATRA



 PT. TELKOM DIVRE I SUMATRA

PT.Telkom adalah perusahaan perseroan yang bergerak dibidang komunikasi.


A. Pola Sistem  Manajemen k3 yang diterapkan :
Planning
Langkah awal yang dilakukan oleh Safety and Security Coordinator PT.Telkom Divre I Sumatra, guna meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas karyawannya dengan cara perencanaaan pola sistem manajemen k3 yang diterapkan yang berdasa pada Permenaker 05/MEN/96 meliputi :
·         Melaksanakan hasil audit internal setahun sekali dan eksternal 3 tahun sekali
·         Menetapkan kebijakan k3 perusahaan
·         Pelatihan tanggap darurat bagi karyawan
·         Melaksanakan Measurement untuk nantinya dapat mengukur dan memantau hasil pelaksanaan dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.


Organizing
Dibentuknya lembaga yang menangani safety and security dalam dengan bekerjasama dengan Depnaker berupa koordinasi dan konsultasi. Misalnya, konsultasi apabila ada peraturan tentang K3 terbaru yang membutuhkan sosialisasi. Kemudian pendaftaran P2K3 dan ketentuan Peraturan Perundangan lain. Sedangkan untuk Balai K3, bentuk kerjasamanya adalah untuk melakukan pengukuran kondisi lingkungan kerja. Misalnya, mengukur intensitas cahaya, faktor fisik dan nonfisik, dll, agar kondisi lingkungan kerja sesuai dengan peraturan perundangan dan khususnya tidak akan menimbulkan penyakit akibat kerja.

Actuating
Pelaksanaan penerapan pola manajemen k3 dilakukan dengan pelatihan dan pembinaan. Pelatihan dan pembinaan ini merupakan hal rutin yang dilakukan Telkom Divre I. Salah satu pelatihan rutin yang dilakukan adalah pelatihan semua tindakan tanggap darurat.
Pelatihan ini biasanya dilakukan diluar kantor. Tahun lalu misalnya, dilaksanakan pelatihan semua tindakan tanggap darurat di Pante Kelang sekaligus outbond. Setelah dilaksanakan pelatihan dan pembinaan tanggap darurat, barulah dapat disusun tim tanggap darurat yang dipimpin Safety & Security.
Kemudian ada pelatihan P3K dan perahu karet di Ocean Pacific Belawan. Selain ada pelatihan ada juga kegiatan simulasi yang dilaksanakan di kantor. Simulasi terakhir yang baru dilaksanakan adalah simulasi kebakaran dan P3K yang bekerjasama dengan Brimob sekitar bulan Januari 2009.
Pelatihan dan simulasi hanya sebagian dari kegiatan yang dilakukan Telkom Divre I dalam hal pelaksanaan K3 dan SMK3. Pelatihan dan Simulasi hanya implementasi dari kebijakan K3 dan SMK3 yang sengaja disusun Direksi agar pelaksanaan K3 dan SMK3 lebih fokus dan tepat sasaran. Jadi, hal-hal yang dilakukan Telkom Divre I adalah mengadakan pelatihan dan pembinaan khusus untuk karyawan dan menyusun kebijakan K3 dan SMK3.

Controling
Pengawasan serta pembenahan yang dilakukan tim tanggap darurat oleh pimpinan safety and security terhadap karyawan PT. Telkom , untuk mengidentifikasi dan memantau apakah kebijakan dan pelaksanaan sistem manajemen k3 telah berjalan dengan baik dan melakukan pembenahan.

evaluating
 Telkom Divre I memang sudah concern dari awal terhadap pelaksanaan K3 dan SMK3. Telkom Divre I sudah beberapa kali melaksanakan audit internal. Audit internal ini dilakukan setiap setahun sekali. Sedangkan audit eksternal sesuai dengan Permenaker No.05/1996 maka audit dilaksanakan tiga tahun sekali. Hasil audit terbaru yang 2009 dapat digunakan untuk tiga tahun kedepan.
Dengan melaksanakan audit K3, manajemen dapat memeriksa sejauh mana organisasi telah melaksanakan komitmen yang telah disepakati bersama, mendeteksi berbagai kelemahan yang masih ada, yang mungkin terletak pada perumusan komitmen dan kebijakan K3, atau pada pengorganisasian, atau pada perencanaan dan pelaksanaannya.

Melaksanakan measurement untuk mengukur dan memantau hasil pelaksanaan, dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Ada dua macam ukuran yang dapat digunakan yaitu ukuran yang bersifat reaktif yang didasarkan pada kejadian kecelakaan dan ukuran yang bersifat proaktif, karena didasarkan kepada upaya dari keseluruhan sistem.

B.Tujuan Dan Manfaat Penerapan
Manfaat penerapan :
·         Muncul rasa aman dan nyaman yang dirasakan karyawan. Aman dan nyaman selama bekerja karena karyawan mengetahui kalau Telkom Divre I menerapkan K3 sehingga mudah-mudahan keselamatan kerja terjamin. Suasana kantor juga jadi lebih kondusif.
·         Ruangan kerja menjadi lebih bersih, sehat dan produktif sesuai dengan tujuannya yang ingin menciptakan lingkungan kerja yang BIR (bersih, indah, rapi).
·         Sudah terdapat tim tanggap darurat di tiap lantai yang sudah memahami semua tugasnya. Kotak P3K yang juga ada di tiap lantai yang selalu stand by untuk membantu karyawan, tamu atau mitra yang membutuhkan.
·         Organisasi K3 yang sudah lebih terorganisir. Dengan adanya manajemen organisasi yang baik maka implementasi K3 menjadi lebih maksimal.
·         Dengan suasana kerja yang aman, nyaman, kondusif maka secara otomatis akan meningkatkan produktivitas karyawan.
Tujuan penerapan
“Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja karyawan PT. Telkom.

C.Kelebihan Dan Kekurangannya
a.      Kelebihan
·         Hasil audit eksternal pada Januari 2009. Telkom Divre I mendapat nilai pencapaian 96,12%, yang artinya Telkom Divre I mendapat piagam dan bendera emas. Walaupun audit eksternal baru sekali tetapi tidak menghalangi Telkom Divre I mendapat bendera emas. Ini dikarenakan Telkom Divre I memang sudah concern dari awal terhadap pelaksanaan K3 dan SMK3.
·         Mendapatkan golden flag dari bidang k3 dan SMK3.
·         penghargaan dari Depnaker zerro accident (kecelakaan nihil)
·         Semenjak 2003 karyawan Telkom
·         Divre I tidak pernah mengalami kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah sebuah kejadian yang tidak memungkinkan karyawan bekerja untuk beberapa waktu dan dirawat di Rumah Sakit. Penghargaan zerro accident pertama kali didapat Telkom Divre I pada tahun 2006 sampai sekarang secara berturut-turut.

b.      Kekuranganya
·         Dalam pelaksanaan dan penerapan k3 dan SMK3 di perusahaan, karyawan PT.Telkom belum membudayakan K3. Padahal kalau seandainya karyawan sudah menerapkan budaya K3 maka semua tindakan yang dilakukan karyawan menjadi lebih safety.
·         Dana khusus yang disediakan untuk pelaksanaan K3 dan SMK3 belum ada. Selama ini dana yang digunakan adalah dana bebas perusahaan yang memang boleh digunakan untuk pelaksanaan K3 dan SMK3.
·         Organisasi perusahaan yang mengurusi masalah K3 secara struktural terpisah. Untuk masalah keselamatan berada di Safety & Security sedangkan yang mengurusi masalah kesehatan kerja menjadi wewenang HR yang bekerja sama dengan yayasan kesehatan.


D.Pendapat Atau Saran
Pelaksanaan K3 dan SMK3 Telkom Divre I sudah sangat bagus. Hal ini dibuktikan dengan hasil audit eksternal pada Januari 2009. Telkom Divre I mendapat nilai pencapaian 96,12%, yang artinya Telkom Divre I mendapat piagam dan bendera emas. Walaupun audit eksternal baru sekali tetapi tidak menghalangi Telkom Divre I mendapat bendera emas. Ini dikarenakan Telkom Divre I memang sudah concern dari awal terhadap pelaksanaan K3 dan SMK3.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ini ada jurnalnya ngga?
bisa kasih tau daftar pustakanya?

Posting Komentar