EPIDEMIOLOGI KESEHATAN DARURAT
( KASUS BENCANA BANJIR )
ADHYATMA RAHMAN
210240138
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa di dalam
pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan ,saran, dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Parepare, April 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .................................................................................... ....... 4
B.
Analisis Situasi ..................................................................................... ....... 4
C.
Ruang Lingkup .................................................................................... ....... 5
D.
Tujuan
1.
Tujuan Umum ................................................................................ ....... 6
2.
Tujuan Khusus ............................................................................... ....... 6
E.
Sasaran ............................................................................................... ....... 6
F.
Definisi Operasional ............................................................................ ....... 7
BAB II KEBIJAKAN .............................................................................................. 12
BAB III PENANGANAN MASALAH .................................................................... 13
BAB IV PENGORGANISASIAN .......................................................................... 14
BAB V STANDAR MINIMAL ................................................................................ 15
BAB VI PENUTUP................................................................................................ 17
KESIMPULAN ...................................................................................................... 17
SARAN ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Hujan deras turun terus
menerus membasahi bumi Anging Mamiri (Makassar) mulai dari tanggal 1 Januari
2013 hingga sekarang. Matahari jarang menampakkan dirinya karena terhalang oleh
awan-awan hitam yang membawa air hujan. Aktivitas kehidupan pun sempat tersendat
dikarenakan sebagian besar ruas-ruas jalan sampai jalan utama terendam air.
Sebuah fenomena dari sebuah kota besar yang pasti selalu rawan dengan resiko
banjir. Sebagai salah satu contoh di sepanjang Jalan Pongtiku sampai ke Jalan
Utama Urip Sumihardjo Makassar dan Depan Kantor Gubernuran Provinsi Sulawesi
Selatan sampai berita ini diturunkan masih dalam kondisi banjir.
Upaya pengendalian banjir
telah menjadi prioritas utama pemerintah kota Makassar, namun dari tahun ke
tahun kejadian banjir masih sering terjadi di kota Makassar. Seiring dengan hal
tersebut maka perlu diadakan evaluasi untuk melihat bagaimana pengendalian
banjir tersebut.
B. Analisis situasi
Dalam proses
menganalisis situasi dari suatu masalah kesehatan tidak hanya melihat
dari satu faktor penyebab saja tetatpi dengan melihat dari faktor yang lain
atau multifaktoral, berdasarkan masalah diatas mengenai banjir makassar, banyak
faktor yang menyebabkan kejadia tersebut mulai dari aspek lingkungan, dan
faktor alam atau cuaca.
Dari aspek lingkungan
permasalahan nyang terjadi adalah berkurangnya daerah resapan air di kota
Makassar, berdasarkan analisis lingkungan menunjukkan bahwa aliran permukaan
yang terjadi adalah 0-53 mm. Aliran permukaan terbesar adalah terkonsentrasi pada
daerah pusat kota dimana secara umum daerah-daerah tersebut sebagian besar
merupakan lahan terbangun dengan kepadatan tinggi baik pemukiman, perkantoran
dan pertokoan. Sehingga apabila curah hujan tinggi maka dapat dipastikan
sejumlah daerah di kota Makassar akan tergenang air.
C. Ruang lingkup
Sebuah
banjir adalah peristiwa yang
terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni
Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan
yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini
juga dapat berarti masuknya pasang
laut.
Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai
atau danau
yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Ukuran
danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan
pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air
mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman
lain.
Banjir
juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan
pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat
banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang
lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan
memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat
perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa
nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir
periodik.
D. Tujuan
a.
Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan
bagi korban akibat bencana banjir
sesuai dengan standar minimal yang ada.
b.
Tujuan khusus
1.
Terpenuhinya
pelayanan kesehatan bagi korban bencana banjir.
2.
Terpenuhinya
pemberantasan dan pencegahan penyakit menular bagi korban bencana banjir
3.
Terpenuhinya
kebutuhan pangan dan gizi bagi korban bencana bajir.
4.
Terpenuhinya
kesehatan lingkugan pemukiman bagi para korban bencana banjir.
E. Sasaran
Petugas
kesehatan dan organisasi terkait dalam penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi bencana banjir di Makassar , Sulawesi Selatan.
F. Definisi operasional
a. Definisi bencana alam
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu
peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan
aktivitas manusia. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,
sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan
sampai kematian.
Bencana alam
juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam.
Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi
pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan
segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat
menyebutnya sebagai bencana.
b. Definisi bajir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya
daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat
terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar,
peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Di banyak daerah yang gersang di dunia,
tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan
melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang
terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air
kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
c.
Jenis-jenis banjir
1. Banjir sungai yaitu
banjir yang terjadi karena air sungai meluap.
2. Banjir danau yaitu
banjir yang terjadi karena meluapnya air danau karna hujan deras dan jebolnya
bendungan.
3. Banjir laut pasang
yaitu terjadi akibat biasanya badai ataupun gempa bumi.
d.
Penyebab umum banjir
1. hujan deras, terus menerus dalam beberapa
hari
2. permukaan tanah tidak dapat menyerap
air, karena jenuh atau karena diplester.
3. debit air sungai yang tinggi karena
hujan terus menerus
4. permukaan tanah yang lebih rendah
dari daerah sekitarnya, di mana tidak terdapat saluran-saluran pembuangan air
yang berfungsi untuk memindahkan air ke lokasi lain menyeberangi daerah
sekitarnya yang lebih tinggi
5. permukaan tanah yang lebih rendah
dari permukaan laut yang sedang pasang.
e. Dampak terjadinya banjir
Bencana banjir yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak yang sangat
merugika, baik kerugian yang bersifat materi maupun kerugian yang bersifat
psikologis. Adapun efek atau akibat dari banjir yang terjadi di Indonesia
adalah :
1. Merusak struktur bangunan beserta
isinya
2. Menyebabkan tanah longsor.
3. Air bersih sulit dicari,
4. Berkurangnya pasokan makanan bagi
tumbuhan, hewan dan manusia karena terisolasi oleh banjir dan Tanaman hancur
akibat terendam banjir.
5. Hilangnya nyawa,
6. Kerusakan bangunan termasuk
jembatan, sistem pembuangan limbah, jalan raya, dan kanal.
7. Kerusakan infrastruktur juga sering
kerusakan transmisi listrik dan kadang-kadang pembangkit listrik, yang dapat
mematikan daya.
8. Kurangnya air bersih dikombinasikan
dengan kotoran manusia di perairan banjir meningkatkan risiko penyakit
ditularkan melalui air, yang dapat mencakup penyakit tifus, giardia,
cryptosporidium, kolera dan penyakit lainnya tergantung pada lokasi banjir.
9. Kerusakan jalan dan infrastruktur
transportasi dapat membuat sulit untuk memobilisasi bantuan kepada mereka yang
terkena dampak atau untuk memberikan pengobatan darurat kesehatan.
10. Banjir biasanya menggenangi lahan pertanian,
sehingga tanah tidak bisa dijalankan dan mencegah tanaman dari yang ditanam
atau dipanen, yang dapat menyebabkan kekurangan makanan baik untuk manusia dan
hewan ternak.
f. Penyelenggaraan penanggulangan bencana
Penyelenggaraan
penanggulangan bencana adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi.
g. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna.
h. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara
wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah
pascabencana.
i. Rekonstruksi
Rekonstruksi
adalah pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya
kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan
bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat
pada wilayah pascabencana.
j. Korban bencana
Korban
bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal
dunia akibat bencana.serta merasakan dampak dari bencana secara lansung maupun tidak lansung.
k. Pengungsi
Pengungsi adalah orang atau kelompok orang
yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu
yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
BAB II
KEBIJAKAN
Dalam
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) kota Makassar
2005-2010 telah dicantumkan lima strategi pengendalian banjir di kota Makassar,
yaitu pengendalian tata ruang, pengaturan debit banjir, pengaturan daerah rawan
banjir, peningkatan peran masyarakat, serta pengelolaan DTA. Program –program
tersebut terbagi merata kepada SKPD-SKPD
yang ada di pemerintah kota Makassar sebagai pelaksana sesuai tugas pokok dan
fungsi ( tupoksi ) masing-masing. Hasil
analisis tupoksi menunjukkan bahwa setidaknya ada tujuh SKPD yang terkait
tuposinya terhadap kegiatan pengendalian banjir di kota Makassar, baik secara
lansung maupun tidak lansung. Seperti BAPPEDA, dinas kelautan dan ketahanan
pangan, dinas pemadam kebakaran dan penanganan bencana, dinas pengelolaan
lingkungan hidup dan keindahan, dinas pekerjaan umum, dinas sosial, serta dinas
tata ruang dan bangunan.
BAB III
PENANGANAN MASALAH
A.
Tanggap darurat bencana banjir
Melakukan penyelenggaraan operasi darurat bencana
dengan berbagai kegiatan sebagai berikut :
1.
Kajian cepat bencana
2.
Pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban
3.
Pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang, hunian sementara, layanan
kesehatan, penyediaan air bersih dan perbaikan sanitasi.
4.
Pemulihan darurat fungsi prasarana dan sarana kritis.
B.
Pemulihan bencana banjir
Melakukan program penyelenggaraan rehabilitasi dan
rekonstruksi dengan berbagai kegiatan sebagai berikut :
1.
Pengkajian kerusakan dan kerugian akibat bencana banjir
2.
Penyusunan aksi rehabilitasi dan rekonstruksi
3.
Pemulihan sarana dan prasarana publik dan rekonstruksi rumah warga korban
bencana
4.
Pemulihan kesehatan dan kondisi psikologis
BAB IV
PENGORGANISASIAN
A. Pemerintah Kota Makassar
1. Bappeda
2. Dinas Kelautan dan Ketahanan Pangan
3. Dinas pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana
4. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Keindahan
5. Dinas pekerjaan umum
6. Dinas sosial
7. Dinas Tata Ruang dan Bangunan
B. PMI ( Palang Merah Indonesia)
Melakukan evakuasi korban bencana banjir dan penyediaan obat –obatan bagi
korban.
BAB V
STANDAR MINIMAL
A. PERSIAPAN MENGHADAPI BANJIR
1. Kenali wilayah tempat tinggal, sebab
banjir biasanya terjadi di daerah yang sebelumnya sudah mengalami bencana
tersebut.
2. Buat Perencanaan dan tindakan
antisipasi :
Langkah-langkah evakuasi dan menetapkan lokasi yang aman untuk mengungsi.
Langkah-langkah evakuasi dan menetapkan lokasi yang aman untuk mengungsi.
3. Dengarkan radio untuk memantau
perkembangan informasi dan beritahu kepada para tetangga.
4. Pindahkan sampah dan bahan-bahan
kimia berbahaya agar tidak terbawa arus banjir.
5. Pindahkan Furniture dan tempat tidur
ke tempat yang dianggap aman.
6. Tempatkan karung pasir diatas lubang toilet
agar kotoran tidak naik ke permukaan.
7. Matikan listrik dan sumber gas.
8. Laporkan kepada petugas keamanan,
RT, RW atau Pos Polisi terdekat, jika rumah anda akan ditinggalkan atau
mengungsi.
B. SELAMA TERJADI BANJIR
1. Menyelamatkan diri ke tempat yang
aman.
2. Siapkan radio, senter, baterai,
lilin dan pemantik api yang tahan air.
3. Siapkan bahan makanan yang tahan air
(dalam kemasan plastik atau kaleng), sepatu karet dan sarung tangan.
4. Siapkan obet-obatan untuk pertolongan pertama.
5. Tas anti air dan catatan penting
berisi alamat untuk menghubungi otoritas
yang berwenang (satkorlak).
C. TINDAKAN PASCA BANJIR
1. Pastikan peralatan kebutuhan
emergency tetap kering. Jangan makan dengan menggunakan peralatan yang
terkontaminasi dengan air banjir. Sterilkan peralatan makanan dengan
menggunakan air panas.
2. Jangan menggunakan peralatan listrik
yang terendam banjir.
3. Hati-hati dengan ular, kalajengking
atau binatang berbisa lainnya yang masuk ke dalam rumah.
4. Masuk ke dalam rumah dengan
menggunakan sepatu karet/boot dan sarung tangan.
5. Bersihkan sisa lumpur yang berada di lantai
atau menempel di dinding sesegera mungkin. Sisa lumpur yang kering akan
menimbulkan debu dan dapat mengganggu kesehatan (menggangu saluran pernapasan,
iritasi mata dan gatal-gatal).
6. Dengarkan radio untuk mendengarkan
informasi tentang tips menghadapi bahaya banjir.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banjir
hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Banjir
sering terjadi terutama pada musim hujan
dengan intensitas yang
sering dan lebat. Daerah yang
menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai. Namun daerah
yang jauh dari
sungai pun kadang terkena
musibah banjir juga jika curah banjir
terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup
menampung banyaknya air hujan.
Bencana
banjir yang terjadi di Indonesia selama ini
tidak semata-mata disebabkan oleh alam, namun juga disebabkan oleh
perilaku manusia itu sendiri. Dengan demikian, maka seluruh lapisan masyarakat
yang ada di Indonesia serta pemerintah harus bersama-sama mencegah agar bencana
banjir tidak semakin parah, dan pada akhirnya Indonesia bebas dari banjir.
B. Saran
Adapun hal-hal yang harus kita
lakukan untuk mencegah bencana banjir adalah sebagai berikut:
3. Tidak membuang sampah sembarangan termasuk di aliran
sungai
4. Membuat saluran air yang memadai
5. Membuat tanggul yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA