RSS

SURVEILANS BEPIDEMIOLOGI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT REPRODUKSI




SURVEILANS BERBASIS EPIDEMIOLOGI UNTUK PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT REPRODUKSI DI KOTA PAREPARE TAHUN 2012
 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang
System reproduksi pada manusia rentan mengalami penyakit, kelainan juga gangguan. Gejala tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa saja karena tumor, virus, bakteri atau memang disfungsi organ reproduksi yang di sebabkan oleh hal-hal yang tak terduga misalnya makanan atau zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Dari beberapa kasus reproduksi yang ada dalam masyarakat secara menyeluruh, SIFILIS menjadi salah satu penyakit reproduksi yang terbanyak. Jumlah persentase GONORE dari tahun ketahun selalu bertambah dan bertambah lagi. Meski beberapa upaya telah di lakukan untuk penyakit ini namun angka persentase GONORE belum juga mengalami penurunan yang bermakna. Proporsi kasus tertinggi penyakit ini pada kelompok umur
produktif 20-29 tahun (50,07persen) dan 30-39 tahun. Kasus AIDS terbanyak di tingkat nasional adalah daerah  Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua, JawaTimur, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, danKepulauan Riau. Maka dari itu kami selaku kelompok Tiga ingin menyampaikan betapa besarnya perkembangan kasus kesehatan reproduksi di lingkungan puskesmas Madisingna Mario padatshun 2012
B.     RumusanMasalah
·         Besarnyajumlahpenderitapenyakitmengenaikesehatanreproduksi di wilayah kerja puskesmas Madisingna Mario pada tahun 2012
·         Bagaimana penanganan penyakit mengenai kesehatan reproduksi

C.    Tujuan
·         Untuk mengetahui besarnya jumlah penderita penyakit mengenai kesehatan reproduksi di wilayah kerja puskesmas Madisingna Mario pada tahun 2012
·         Untuk mengetahui bagaimana penanganan penyakit mengenai kesehatan reproduksi

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A.PENGERTIAN DAN DEFENISI KASUS
Penyakit pada system reproduksi manusia dapat disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang system reproduksi manusia dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
SIFILIS
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak kaki.
Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotic secara cepat.
B.ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini adalah Treponema pallidum yang termasuk ordo spirochaetales, familia spirochaetaceae, dan genus treponema. Bentuk spiral, panjang antara 6 – 15 µm, lebar 0,15 µm. Gerakan rotasi dan maju seperti gerakan membuka botol. Berkembang biak secara pembelahan melintang, pembelahan terjadi setiap 30 jam pada stadium aktif




C.PATOFISIOLOGI
1.      Stadium Dini
Pada sifilis yang didapat, Treponema pallidum masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lendir, biasanya melalui senggama. Kuman tersebut berkembang biak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama di perivaskuler, pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi dikelilingi oleh Treponema pallidum dan sel-sel radang. Enarteritis pembuluh darah kecil menyebabkan perubahan hipertrofi endotelium yang menimbulkan obliterasi lumen (enarteritis obliterans). Pada pemeriksaan klinis tampak sebagai S I. Sebelum S I terlihat, kuman telah mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogen dan berkembang biak, terjadi penjalaran hematogen yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Multiplikasi diikuti oleh reaksi jaringan sebagai S II yang terjadi 6-8 minggu setelah S I. S I akan sembuh perlahan-lahan karena kuman di tempat tersebut berkurang jumlahnya. Terbentuklah fibroblas-fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatrik. S II juga mengalami regresi perlahan-lahan lalu menghilang. Timbul stadium laten. Jika infeksi T.pallidum gagal diatasi oleh proses imunitas tubuh, kuman akan berkembang biak lagi dan menimbulkan lesi rekuren. Lesi dapat timbul berulang-ulang.
2.      Stadium Lanjut
Stadium laten berlangsung bertahun-tahun karena treponema dalam keadaan dorman. Treponema mencapai sistem kardiovaskuler dan sistem saraf pada waktu dini, tetapi kerusakan perlahan-lahan sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis. Kira-kira dua pertiga kasus dengan stadium laten tidak memberi gejala.
a.       Gejala sifils
Sifilis Akuisita
1.      Sifilis Dini
·         Sifilis Primer (S I)
·         Sifilis Sekunder (S II)
2.      Sifilis Lanjut

b.      Pencegahan
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang agar tidak tertular penyakit sifilis. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :
·         Tidak berganti-ganti pasangan
·         Berhubungan seksual yang aman: selektif memilih pasangan dan pempratikkan ‘protective sex’.
·         Menghindari penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan transfusi darah yang sudah terinfeksi.
c.       Masa inkubasi
Masa inkubasi antara 10 – 90 hari,: Periode inkubasi: Dari 10 hari sampai 3 minggu, biasanya 3 minggu
d.      Pengobatan
1)      Penisilin G Benzatin 2,4 juta unit/1x suntikan IM
2)      Penisilin G Prokain dalam aqua 600.000 IM selama 10 hari
3)             Untuk yang lergi terhadap penisilin dapat diberikan tetrasiklin hidroklorida 4×500 mg oral selama 15 hari, eritromisin 4×500 mg oral selama 15 hari
D.DIAGNOSIS
1.      Pemeriksaan mikroskop
2.      Pemeriksaan darah (tes serologic untuk sifilis, yang terdiri dari :
a.       a.)Non treponemal : aglutinasi, VDRL (Veneral Disease Research Laboratory), RPR (Rapid Plasma Reagen), ikatan komplemen, wassermann
b.      b.)Treponemal : FTA (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption), TPI  (Treponema Pallidum Immunobilization)
3.      Pemeriksaan cairan serebrospinal
4.      Pemeriksaan rontgen
Sifilis biasanya secara tidak langsung ditemukan pada pasien risiko tinggi seperti adanya penyakit menular seksual dan penggunanarkotika. Karena T. Pallidum tidak dapat tumbuh pada media kulturmaka digunakan  metode lain untuk mendiagnosis penyakitsifilis.Seperti mikroskop lapangan gelap  . Bahan pemeriksaan adalah transudat segar dari chancer pada infeksi primer
Atau kondilomalata pada infeksi sekunder. Hasil positif bila ditemukan spiroketa yang motil,Membentuk kumparan padat dan bergerak melengkung untuk penderita dengan suspek neurosifilis, diangnosis ditegakkan dengan sampel dari cairan cerebrospinal.
            Tesserologis non treponemamen deteksi antibody yang merupakan kompleks dari lecithin,kolestrol dan kardioli pindan digunakan untuk skrining adanya infeksi oleh T. Pallidum. Termasuk tes ini adalah Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) dan Rapid Plasma Reagen (RPR) yang  memberikan hasil positive setelah 4-6 minggu terinfeksi ( positive pada 70% pasiendenganlesi Primer dan stadium Lanjut ). Tapi tes ini dapat memberikan positive palsu pada kondisi seperti kehamilan, kecanduan obat, keganasan, penyakit autoimun dan infeksi virus.
            Sedangtesserologis yang spesifikuntukinfeksitreponemaseperti Serum Fluorencet-Treponemal Antibody absorbable test (FTA-ABS)danTreponema yang positive harusdikonfirmasidengantestreponema yang mempunyaisensitivitas yang spesifikasi yang lebihtinggi. ( Sacher R.A, MCPerson R.A,2004;Mayo Clinic.com 2006) Penyakitsifilisdapatdidifferentialdiangnosisdenganpenyakitkelamin lain seperti :
1.      Genital Ulcer
2.      Genital herpes
3.      Chancroid

GONORE (KENCING NANAH)
A.PENGERTIAN GONORE
Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar keseluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapa tmengakibatkan kemandulan.Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotic secara cepat.


B.ETIOLOGI
Gonore adalah penyakit menular seksual yang di sebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektrum, tenggorokan dan bagian putih mata. Gonore disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok Neisseria, sebagai Neisseria Gonorrhoeae. Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 u, panjang 1,6 u, dan bersifat tahan asam. Kuman ini juga bersifat negatif-Gram, tampak di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39 derajat C, dan tidak tahan zat desinfektan. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang (imatur), yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.
C.GEJALA
·         Keluarnya cairan hijau kekuningan pada alat kelamin
·         Demam
·         Muntah muntah
·         Rasa gatal dan sakit saat buang air kecil
·         Munculnya ruam pada telapak tangan
·         Sakit pada tenggorokan

D.MENCEGAH PENYAKIT GONORE
Satu-satunya cara untuk mencegah penyakit gonore ini adalah menghindari gaya hidup seks bebas dan selalu setia kepada pasangan. Dengan melakukan seks bebas, kita bisa dengan mudah tertutar penyakit gonore ini. Oleh karena itu itu, untuk memutus rantai penyakit gonore ini, kita tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual. Karena kita tidak pernah tahu seseorang tersebut menderita penyakit gonore maupun penyakit menular seksual yang lainnya.

E MENGOBATI PENYAKIT GONORE
Kita bisa mengunjungi dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mendapatkan pengobatan yang terbaik. Selain itu, kita juga bisa menggunakan obat tradisional dengan menggunakan bahan - bahan yang aad di sekitar kita
F.   PATOFISILOGI

G    DIAGNOSIS
·         Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokusgram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
·         Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.Menggunakan media transport dan media pertumbuhan
·         Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif),tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa)
·         Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warnakuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase
·         Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes inidigunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung
Pemeriksaan penunjang yang paling bermanfaat adalah preparat basah basah dari secret vagina.pada pemeriksaan ini bisa ditemukan organism penyebab dan sel polifermononuklear.diagnosis vaginosis dapat ditegakkan empat kriteria

1                     .Cairan Putih lengket tidak bergumpal
2                     pH vaginal.4,5
3                     Bau amis setelah ditambahkan kalium hidroksil 10% pada sekresi
4                     Adanya clue cell(epite skuamosa vagina yang diliputih oleh garnderella vaginalis)
H.EPIDEMIOLOGI PENYAKIT GONORE
Epidemiologi Distribusi Gonore
  • Orang
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. gonore dapat terjadi pada usia 15-24 tahun pada laki-laki dan perempuan. Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Penyebab utama penyakit ini adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual.Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (anal sex) dapat menderita gonore pada rektumnya.
  • Tempat
Laporan WHO pada tahun 1999 secara global terdapat 62 juta kasus baru gonorrhea, 27,2 juta diantaranya terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara,Di Amerika Serikat, Di Jepang terdapat peningkatan kasus infeksi oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang sudah resisten terhadap Ciprofloxacin,dan Di Indonesia, data dari Departemen Kesehatan RI pada tahun 1988, angka insidensi gonorrhea adalah 316 kasus per 100.000 penduduk.Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap PSK wanita menunjukkan bahwa prevalensi gonorrhea berkisar antara 7,4 – 50%.
  • Waktu
Selama beberapa abad, bermacam nama telah digunakan untuk mendeskripsikan infeksi yang disebabkan oleh N. gonorrhoeae ini, diantaranya; ‘strangury’ yang digunakan oleh Hipocrates, penamaan gonore sendiri diberikan oleh Galen (130 SM) untuk menggambarkan eksudat uretra yang sifatnya seperti aliran air mata (flow of seed) dan M. Neisser, dikenalkan oleh Albert Neisser, yang menemukan mikroorganisme tersebut pada tahun 1879 dari pewarnaan apusan yang diambil dari vagina, uretra dan eksudat konjungtiva. Kultur dari bakteri N. gonorrhoeae dilaporkan pertama kali oleh Leistikow dan Loffler pada tahun 1882 dan dikembangkan pada tahun 1964 oleh Thayer dan Martin yang menemukan tempat biakan selektif pada media agar khusus. Media Thayer-Martin merupakan media yang selektif untuk mengisolasi gonokok.Tahun 1980 –an sampai pada tahun 2005 di laporkan terjadi 339.593 kasus,di mana angka ini menunjukan peningkatan,terutama pada Negara berkembang ( termaksud amerika serikat
I.FAKTOR DETERMINAN
 Host
Penyakit menular seperti gonore di sebabkan oleh faktor perilaku masyarakat  karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan sehinngga terkena penyakit akibat melakukan hubungan seksual atau seks bebas,hubungan pranikah dengan cara berganti-ganti pasangan,
Agent
Penyakit Gonore  disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva) dan Gonore bisa menyebar melalui aliran tranfusi darah yang terinfeksi dengan menggunakan jarum suntik dan benda tajam lainya  ke bagian tubuh , terutama kulit dan persendian
 Lingkungan
Penyakit gonore juga lebih banyak disebabkan karena penularan non seksual seperti factor lingkungan yang lembab,misalnya terjadinya infeksi gonokokus pada anak yang tinggal di Negara tropis,dan seringnya memakai handuk dan seprei tempat tidur yang sama dengan orang  yang menderita GO.

BAB IV
PEDOMAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT REPRODUKSI

A.  SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT REPRODUKSI.

Dalam Surveilans Epidemiologis, ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu : 
1.    Surveilans Penyakit reproduksi adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data, serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak / instansi terkait secara sistematis dan terus menerus tentang situasi Penyakit reproduksi di daerah endemik atau non endemik dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit tersebut agar dapat dilakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien.
2.    Penegakan diagnosis penyakit reproduksi
a.Gonore
·         Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokusgram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
·         Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.Menggunakan media transport dan media pertumbuhan
·         Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif),tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa)
·         Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warnakuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase
·         Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes inidigunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung

Pemeriksaan penunjang yang paling bermanfaat adalah preparat basah basah dari secret vagina.pada pemeriksaan ini bisa ditemukan organism penyebab dan sel polifermononuklear.diagnosis vaginosis dapat ditegakkan empat kriteria

5                     .Cairan Putih lengket tidak bergumpal
6                     pH vaginal.4,5
7                     Bau amis setelah ditambahkan kalium hidroksil 10% pada sekresi
8                     Adanya clue cell(epite skuamosa vagina yang diliputih oleh garnderella vaginalis)

b.sifilis
5.      Pemeriksaan mikroskop
6.      Pemeriksaan darah (tes serologic untuk sifilis, yang terdiri dari :
a.       a.)Non treponemal : aglutinasi, VDRL (Veneral Disease Research Laboratory), RPR (Rapid Plasma Reagen), ikatan komplemen, wassermann
b.      b.)Treponemal : FTA (Fluorescent Treponemal Antibody Absorption), TPI  (Treponema Pallidum Immunobilization)
7.      Pemeriksaan cairan serebrospinal
8.      Pemeriksaan rontgen
Sifilis biasanya secara tidak langsung ditemukan pada pasien risiko tinggi seperti adanya penyakit menular seksual dan penggunanarkotika. Karena T. Pallidum tidak dapat tumbuh pada media kulturmaka digunakan  metode lain untuk mendiagnosis penyakitsifilis.Seperti mikroskop lapangan gelap  . Bahan pemeriksaan adalah transudat segar dari chancer pada infeksi primer
Atau kondilomalata pada infeksi sekunder. Hasil positif bila ditemukan spiroketa yang motil,Membentuk kumparan padat dan bergerak melengkung untuk penderita dengan suspek neurosifilis, diangnosis ditegakkan dengan sampel dari cairan cerebrospinal.
   Tesserologis non treponemamen deteksi antibody yang merupakan kompleks dari lecithin,kolestrol dan kardioli pindan digunakan untuk skrining adanya infeksi oleh T. Pallidum. Termasuk tes ini adalah Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) dan Rapid Plasma Reagen (RPR) yang  memberikan hasil positive setelah 4-6 minggu terinfeksi ( positive pada 70% pasiendenganlesi Primer dan stadium Lanjut ). Tapi tes ini dapat memberikan positive palsu pada kondisi seperti kehamilan, kecanduan obat, keganasan, penyakit autoimun dan infeksi virus.
   Sedangtesserologis yang spesifikuntukinfeksitreponemaseperti Serum Fluorencet-Treponemal Antibody absorbable test (FTA-ABS)danTreponema yang positive harusdikonfirmasidengantestreponema yang mempunyaisensitivitas yang spesifikasi yang lebihtinggi. ( Sacher R.A, MCPerson R.A,2004;Mayo Clinic.com 2006) Penyakitsifilisdapatdidifferentialdiangnosisdenganpenyakitkelamin lain seperti :

·         Genital Ulcer
·         Genital herpes
·         Chancroi

3.      Tersangka sifilis dan gonore yakni orang yang telah menunjukkan gejala awal dari penyakit sifilis dan gonore
4.      Laporan kewaspadaan dini penyakit reproduksi (KD/RS reproduksi) adalah laporan segera  bagi penderita penyakit reproduksi dan penanggulangan terhadap penyakit tersebut
5.      Laporan tersangka GONORE DAN SIFILIS dimaksudkan hanya untuk kegiatan proaktif surveilans dan peningkatan kewaspadaan, tetapi bukan sebagai laporan kasus atau penderita GONORE DAN SIFILIS.
6.      Unit pelayanan kesehatan adalah rumah sakit (RS), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, balai pengobatan, poliklinik, dokter praktek bersama, dokter praktek swasta, dan lain – lain.




BAB V
PEMBAHASAN
A.    DESKRIPSI KASUS GONORE DAN SIFILIS DI KABUPATEN PINRANG
Berdasarkan Data kesehatan reproduksi  di Puskesmas Pusat Gugus Madising Na Mario Pada tahun 2012 pada bulan januari-desember tercatat 33 orang  penderita penyakit kesehatan reproduksi.
Tabel 1. Distribusi penyakit kesehatan reprodusi di Puskesmas Madising na Mario pada tahun 2012 kota parepre

Bulan
Jenis Penyakit
GONORE
SIFILIS
Januari
1
4
Februari
1
0
Maret
1
0
April
4
1
Mei
1
2
Juni
2
4
Juli
0
0
Agustus
2
0
September
1
2
Oktober
2
0
November
0
0
Desember
1
4
Jumlah
16
17
Sumber data:Puskesmas Madising Na Mario Tahun 2012


Berdasarkan data pada table di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah penderita penyakit kesehatan reproduksi tercatat 33 orang dan dari tabel diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa jumlah penderita penyakit kesehatan reproduksi khususnya penyakit sifilis dengan jumlah penderita yang tinggi sebanyak 17 oarang di banding dengan penyakit Gonore dengan jmlah penderita hanya 16 penderita di tahun 2012

Tabel 2. Distribusi penyakit Kesehatan Reproduksi berdasarkan jenis kelamin di
Puskesmas Pusat Gugus Madisisng Na Mario kota parepare


Jenis kelamin
Jenis Penyakit
GONORE
SIFILIS
Laki-laki
15
10
Perempuan
1
7
Jumlah
16
17
Sumber data:Puskesmas Madising Na Mario Tahun 2012

Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa penyakit kesehatan Reproduksi berdasarkan distribusi jenis Kelamin yang memilki penderita tertinggi yakni jenis kelamin laki-laki dengan jumlah penderita pada penyakit Gonore sebanyak 15 orang dan sifilis 10 orang






Tabel 3. Distribusi penyakit Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Pusat Gugus Madising Na Mario kota parepare


UMUR
Jenis penyakit
JUMLAH
GONORE
SIFILIS

15-19
2
1
3
20-24
2
2
4
25-29
2
2
4
30-39
4
5
9
40-49
6
7
13
50>
0
0
0
Total
16
17
33
Sumber data:Puskesmas Madising Na Mario Tahun 2012

Dari table Distribusi Berdasarkan Umur dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah penderita tertinggi penyakit kesehatan reproduksi terdapat pada umur 40-49 dengan jenis penyakit Gonore dan sifilis sebanyak 13 orang  pada tahun 2012







B.     PROGRAM  PEMBERANTASAN  PENYAKIT  REPRODUKSI DI PUSKESMAS PUSAT GUGUS MADISING NA MARIO KOTA PAREPARE
Upaya mencegah penularan dan penyebaran PMS, termasuk Gonorrhea, yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dengan melokalisasi PSK wanita agar mudah dilakukan pembinaan, pemeriksaaan kesehatan dan pengobatan rutin oleh Dinas Kesehatan ternyata tidak dapat mencegah meluasnya penularan penyakit ini, terbukti sebanyak 76,9 % PSK wanita menderita penyakit Gonorrhea pada saluran genitalnya. Kegagalan upaya pemberantasan penyakit ini antara lain disebabkan oleh:
1.      PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa pengawasan yang ketat, sehingga menyulitkan pembinaan.
2.      Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.
3.      Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual dengan PSK wanita.
4.      Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli dan menggunakan antibiotika secara sembarangan yang memicu timbulnya resistensi bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa antibiotika (Penicillin, Tetrasiklin, Ciprofloxacin).
Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai kondom bila melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang beresiko tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi juga harus dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga dilakukan konseling pranikah, screening awal terhadap calon pengantin terhadap keberadaan PMS termasuk gonorrhe




BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar keseluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapa tmengakibatkan kemandulan.Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotic secara cepat.
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak kaki.
B.Saran
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi masalah dalam masyarakat diharapkan pada  setiap individu agar lebih menjaga kesehatan terkait dengan masalah kesehatan reproduksi.







DAFTAR PUSTAKA
Data puskesmas madising na mario kota parepare 2012
Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.







 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar