Tugas Kelompok
RENDAHNYA PRODUKTIFITAS PERTANIAN DI KECAMATAN
UJUNG KOTA PAREPARE
Oleh Kelompok Parepare:
v
AMIRUDDIN (214
290 005)
v
MASITHA (214
290 012)
v
NURLIAH (214
290 011)
v
S U
K M A (214 290 010)
v
MARWANI
MANNAN (214 290 017)
v
JUSRIADI (214 290 002)
v
SUHERMAN (214 290 019)
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
(UMPAR)
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL.......................................................................................
1
DAFTAR
ISI ...................................................................................................... 2
BAB
I....................................................................................................................
3
A.
Latar
Belakang.......................................................................................
3
B.
Tujuan
Perencanaan...............................................................................
3
C.
Kegunaan
Perencanaan..........................................................................
4
BAB
II ................................................................................................................. 5
TINJAUAN
PUSTAKA.....................................................................................
5
A.
Pengertian
Pertanian..............................................................................
5
B.
Pengertian
Sistem Agribisnis ................................................................ 6
C.
Pengertian
Sub Sistem Agribisnis..........................................................
7
D.
Pengembangan
Agribisnis......................................................................
7
BAB
III.................................................................................................................
8
METODE
PELAKSANAAN............................................................................
8
A.
Waktu
dan Tempat................................................................................
9
B.
Data
dan Peta Yang Dikumpulkan........................................................
9
C.
Pengumpulan
dan Analisis Data............................................................ 13
D.
Proses
Analisis....................................................................................... 14
BAB
IV................................................................................................................. 16
HASIL
DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 16
A.
Keadaan
Umum dan Kecamatan........................................................... 16
B.
Masalah
dan Kendala yang Dihadapi.................................................... 17
C.
Rencana
Pengembangan Agribisnis....................................................... 17
BAB
V.................................................................................................................. 19
KESIMPULAN
DAN SARAN.......................................................................... 19
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam pembangunan pertanian salah satu tujuan utamanya adalah
meningkatkan kualitas sumber daya manusia indonesia. Jika masa lalu jumlah
sumber daya manusia bisa menjadi salah satu keunggulan komparatif, maka pada
masa sekarang jumlah saja tidak memadai lagi tetapi harus juga disertai dengan
kualitas yang tinggi.
Dengan melihat kecamatan ujung berada dipusat kota parepare, pusat
dari segala kegiatan, baik kegiatan kemasyarakatan, pemerintahan maupun dalam
pembangunan sehingga merupakan pusat perekonomian, kecamatan ujung memiliki
luas wilayah 11,30 km2 yang terbagi dalam lima kelurahan dengan
jumlah penduduk 31.268 Jiwa.
Dari 30 anggota kelompok wanita tani “SAMAENRE” ± 90% tidak tamat SD.
Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia
yang tinggi akan sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas, peran pendidikan dan Gizi, khususnya
kecukupan protein hewani sangat menentukan. Ada korelasi yang tinggi antara
kecukupan komsumsi protein hewani dengan tingkat kemajuan suatu bangsa.
B.
Tujuan
Perencanaan
Setiap sistem lahir masing-masing untuk merespon kebutuhan yang
berbeda. Setiap kegiatan, pemerintahan atau perusahaan (Kelompok) akan
mengembangkan perencanaan strategis, pembangunan bidang pertanian di perkotaan
diupayakan untuk memenuhi kebutuhan disetiap sektor usaha. Namun demikian, kita
dapat mengidentifikasi dua topik utama yang ada dalam setiap perencanaan :
1.
Tujuan
yang harus dicapai oleh setiap kategori sistem selama periode waktu yang
terterah dalam perencanaan.
2.
Sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan merefleksikan dukungan yang perlu disediakan oleh
pelayanan dan perencanaan pelayanan dapat merefleksikan sistem pendukung (Support
Sistem) yang diperlukan.
C.
Kegunaan
Perencanaan.
Ketika suatu kelompok masyarakat atau pemerintah mengorganisasikan
para eksekutifnya menjadi komite eksekutif (eksekutif commitee) seluruh anggota
kelompok inilah yang bertanggungjawab terhadap perencanaan strategi.
Dengan perencanaan ini, kelompok eksekutif memonitor kinerja
tahunan dan mengambil tindakan yang sesuai. Dalam beberapa kasus, perencanaan
dapat dimodifikasi untuk menggambarkan perubahan situasi. Kelompok ini juga
dapat membuat keputusan untuk memastikan tercapainya perencanaan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Pertanian
v
Pengertian
Pertanian Dalam Arti Luas (Agriculture)
Pertanian
dalam arti luas (Agriculture), dari sudut pandang bahasa (etimologi) terdiri
atas dua kata, yaitu agri atau ager yang berarti tanah dan culture
atau colere yang berarti pengelolaan. Jadi pertanian dalam arti luas (Agriculture)
diartikan sebagai kegiatan pengelolaan tanah. Pengelolaan ini dimaksudkan
untuk kepentingan kehidupan tanaman dan hewan, sedangkan tanah digunakan
sebagai wadah atau tempat kegiatan pengelolaan tersebut, yang kesemuanya itu
untuk kelangsungan hidup manusia.
Adapun batasan atau definisi agriculture menurut beberapa
ahli adalah
sebagai berikut:
1.
Menurut
Van Aarsten (1953), agriculture adalah digunakannya kegiatan manusia
untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang
pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan
yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan
tersebut.
Dari batasan
tersebut jelas bahwa untuk dapat disebut sebagai pertanian perlu dipenuhi
beberapa persyaratan:
a) Adanya
alam beserta isinya antara lain tanah sebagai tempat kegiatan, dan tumbuhan serta
hewan sebagai objek kegiatan.
b) Adanya
kegiatan manusia dalam menyempurnakan segala sesuatu yang telah diberikan oleh
alam dan atau Yang Maha Kuasa untuk kepentingan/ kelangsungan hidup manusia
melalui dua golongan yaitu tumbuhan/ tanaman dan hewan/ ternak serta ikan.
c) Ada
usaha manusia untuk mendapatkan produk/ hasil ekonomis yang lebih besar dari pada
sebelum adanya kegiatan manusia.
2. Menurut
Mosher (1966), pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas, yang didasarkan
pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan merangsang
pertumbuhan tanaman dan hewan dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan produksi
merupakan bisnis, sehinggga pengeluaran dan pendapatan sangat penting artinya.
3. Menurut
Spedding (1979), pertanian dalam pandangan modern merupakan kegiatan manusia
untuk manusia dan dilaksanakan guna memperoleh hasil yang menguntungkan
sehingga harus
pula meliputi kegiatan ekonomi dan pengelolaan di samping biologi.
v
Pengertian
Pertanian Dalam Arti Sempit (Agronomy)
Pengertian/batasan Agronomy menurut beberapa ahli adalah
sebagai
berikut:
1.
Menurut
Kipps (1970), Agronomy adalah: the study of applied of the science of
soil management and of the production of crops (studi tentang aplikasi ilmu
pengelolaan tanah dan produksi tanaman).
Dari batasan di atas jelas bahwa agronomy adalah ilmu yang
mempelajari tentang pengelolaan tanah untuk kehidupan tanaman sehingga
tidak termasuk kehidupan hewan. Oleh karena itu agronomy cakupannya
lebih sempit apabila dibandingkan dengan agriculture.
2.
Menurut
Samsu'ud Sadjad (1977), agronomy atau agronomi dari bahasa berasal dari
kata agros yang berarti lapang, dan nomos yang berarti
pengelolaan, sehingga agronomi berarti pengelolaan lapang produksi dengan sasaran
produksi fisik yang maksimum.
3.
Menurut
Sumantri (1980), agronomi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek biofisik
yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk memperoleh
produksi fisik yang maksimum.
4.
Menurut
Sri Setyati Harjadi (1986), agronomi adalah ilmu yang mempelajari cara
pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungannya ontuk
memperoleh produksi yang maksimum.
B.
Pengertian
Sistem Agribisnis
Sistem Agribisnis adalah semua
aktivitas mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada
pemasaran produk-produk yang dihasilakan oleh usaha tani dan agro industri yang
saling terkait satu sama lain. Sistem agribisnis merupakan suatu konsep yang
menempatkan kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan yang utuh dan
komprehensif sekaligus sebagai suatu konsep yang dapat menelaah dan menjawab
berbagai masalah dan tantangan.
C.
Sub
Sistem Agribisnis
Agribisnis sebagai sistem memiliki sub sistem sebagai berikut :
1.
Sub
sistem Agroinput
Fungsi
utama Sub sistem agroinput adalah menyiapkan semua sarana yang diperlukan
seperti : Benih, Pupuk, pestisida, alat-alat pertanian termasuk irigasi. Semua
kegiatan pada sub sistem ini dapat didukung oleh berbagai bidang usaha sehingga
akan menyerap banyak tenaga kerja.
2.
Sub
sistem Usaha Tani (On Farm)
Fungsi
sub sistem ini memanfaatkan sumber daya alam seperti tanah, iklim dan air serta
sumber daya manusia untuk mengahasilkan produk pertanian. Sub sistem ini
meliputi kegiatan usaha tani mulai dari penyiapan lahan, penanaman,
pemeliharaan sampai panen.
3.
Sub
sistem pengolahan.
Sub
sistem ini adalah kegiatan merubah bentuk komoditi primer yang dihasilkan
menjadi produk antara atau produk akhir.
4.
Sub
sistem Pemasaran
Fungsi
subsitem ini terdiri atas : pengangkutan, penyimpanan, pengepakan dan lain-lain
baik komoditi primer maupun hasil olahan.
5.
Subsistem Penunjang
Keberhasilan
keempat subsistem diatas hanya dapat berhasil dengan baik bila ditunjang oleh
beberapa lembaga meliputi : Lembaga permodalan, teknologi, penelitian dan
tenaga kerja terampil.
D.
Pengembangan
Agribisnis.
1)
Subsistem
Agro Input (subsistem hulu), untuk mewujudkan subsistem ini perlu menetapkan
langkah-langkah :
a.
Mendekatkan
Saprodi ke petani/ pengguna.
b.
Penyediaan
bibit/ benih harus dilakukan dengan cermat.
c.
Mendaur
ulang limbah usaha tani menjadi pupuk organik.
d.
Penyediaan
air irigasi.
e.
Mempersiapkan
alat pengolah tanah.
f.
Memanfaatkan
kelembagaan.
2)
Subsistem
Usaha Tani (on farm)
a.
Memilih
komoditi dengan nilai ekonomi tinggi.
b.
Memilih
komoditi sesuai potensi alam dan iklim.
c.
Memilih
komoditi berdasarkan permintaan/ kebutuhan pasar, strategi menyesuaikan
kebutuhan/ permintaan pasar sangat penting.
3)
Subsistem
Agro Industri
Strategi untuk mengembangkan peran pengolahan adalah :
a.
Mengembangkan
industri kecil/ Rumah tangga
b.
Industri
menengah/ besar.
c.
Industri
menghasilkan produk sesuai permintaan pasar.
d.
Industri
berbahan baku produk lokal.
e.
Kemitraan
antara industri dan usaha tani.
f.
Industri
biofarmaka.
4)
Subsistem
Pemasaran
Strategi
untuk mengembangkan subsistem ini adalah:
a.
Memperpendek
jarak antara produsen dan konsumen.
b.
Menyiapkan
gudang/ penyimpanan yang dilengkapi dengan pendingin.
c.
Perbaikan
mutu produksi.
d.
Penguasaan
informasi.
e.
Market
intelejen.
f.
Pengembangan
promosi.
g.
Assosiasi
usaha.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Waktu Dan Tempat
Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung sejak tanggal 16 – 22
April 2015 di Kecamatan Ujung Kota Parepare.
B.
Data
dan Peta Yang Dikumpulkan
Teknik pengumpulan data yaitu dengan “TEKNIK KOMUNIKASI” dengan
kontak langsung yang dilakukan dengan 2 Teknik :
1.
Teknik
Komunikasi Langsung dengan mempergunakan interviu sebagai alat pengumpul data.
2.
Interviu
“untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara
lisan, untuk dijawab secara lisan juga.
v
Data
Sekunder
Data sekunder diperoleh dari penyuluh, kantor Kecamatan, Kelurahan dan
Gapoktan.
LUAS, LETAK DAN KETINGGIAN KELURAHAN DARI PERMUKAAN LAUT
DI KECAMATAN UJUNG
Kelurahan
|
Luas (Km2)
|
% Luas
|
Letak
|
Ketinggian
|
Labukkang
|
0,36
|
3,19
|
Pantai
|
<50 m
|
Mallusetasi
|
0,22
|
1,95
|
Pantai
|
<50 m
|
Ujung
Sabbang
|
0,36
|
3,19
|
Pantai
|
<50 m
|
Ujung Bulu
|
0,38
|
3,36
|
Bukan Pantai
|
<50 m
|
Lapadde
|
9,98
|
88,3
|
Bukan Pantai
|
<50 m
|
Jumlah
|
11,30
|
100,00
|
Agro
Ekosistem Pertanian
a. Topografi
: datar dan berbukit
b. Penggunaan
lahan Pertanian/Perikanan
Perikanan Tangkap
(laut)
Usaha
penangkapan ikan yang diupayakan pada perairan jalur I dan jalur II secara
berkelompok.
Perikanan
tangkap secara topografi berada di kelurahan Labukkang, Ujung Sabbang, dan
Mallusetasi terletak dipesisir pantai terdapat di Teluk Parepare dari usaha
penangkapan dilaut.
- Potensi
Armada penangkapan ikan di Kelurahan labukkang: kapal motor tempel 29 unit,
perahu tanpa motor 9 unit.
- Kelurahan
Ujung Sabbang: Kapal motor 15 unit, perahu tanpa motor 14 unit.
- Kelurahan
Mallusetasi: Kapal motor 5 unit, perahu tanpa motor 10 unit.
Tanaman Pangan
Penggunaan lahan
sawah : sawah tadah hujan seluas 131,20 Ha di Kelurahan Lapadde, Labukkang 0
Ha, Ujung Sabbang 0 Ha, Ujung Bulu 0 Ha, Mallusetasi 0 Ha. Komoditi padi pada
setiap tahunnya direncanakan intensifikasi padi sawah dan sesuai luas tanam /
panen yang dicapai 131,20 Ha dengan tingkat produktifitas 5,4 ton/Ha. Gabah
kering atau 707,4 ton/Ha Ladang Tegalan :
- Kelurahan
Labukkang : 16,80 Ha
- Kelurahan
Mallusetasi : 9,91 Ha
- Kelurahan
Lapadde : 209,44 Ha
- Kelurahan
Ujung Sabbang : 17,79 Ha
- Kelurahan
Ujung Bulu : 28,86 Ha
Komoditi
palawija ikut terpengaruh yang biasanya ditanam jagung, kacang tanah pada lahan
kering/tegalan yang ditanam hanya tanaman ubi kayu. Komoditi Hortikultura dan
sayuran pisang dari hasil monitoring luas areal 12 Ha. Untuk komoditi
sayur-sayuran khususnya sawi, bawang daun, bayam, kangkung, lombok kecil
komoditi ini ditanam/ diusahakan oleh petani dengan memanfaatkan mata air dan
memanfaatkan mata air dari PDAM.
Perkebunan
Perkebunan
rakyat komoditi yang diusahakan utamanya jambu mente disamping tanaman
kehutanan jati, mangga, kelapa dan lainnya serta sebagai tanaman sela ditanam
pisang dan komoditi tanaman pangan lainnya.
Peternakan
Populasi ternak
khususnya ternak besar mengalami penurunan, dikarenakan permasalahan
keterampilan dan pengetahuan masih rendah serta dipengaruhi rasa tidak aman
disebabkan kerawanan sehingga mempengaruhi untuk memelihara ternak besar.
Sedangkan perkembangan ayam buras populasinya sedang serta pada ayam petelur
dan ayam potong mengalami kesulitan ada beberapa peternak yang menghentikan
usahanya dikarenakan harga pakan mahal yang tidak sebanding produksi telur yang
dijual dipasar.
Kelembagaan
Kelompok Tani dan Nelayan
Kelompok
tani/nelayan berfungsi sebagai kelas belajar, Unit Produksi dan Wahana Kerja
sama penyuluh dalam sosialisasi Teknologi baru di bidang pertanian dalam arti
luas menempati posisi yang strategis dalam menyukseskan empat program kementerian pertanian tahun 2014 yaitu :
1.
Peningkatan Swasembada
dan Swasembada Berkelanjutan
2.
Peningkatan
Diversifikasi Pangan
3.
Peningkatan Nilai Tambah dan Expor dan
4.
Peningkatan
Kesejahteraan Petani dan Nelayan
Untuk
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kelompok Tani/nelayan yang dimaksud
perlu peningkatan pembinaan baik secara kuantitas maupun kualitas yang
disesuaikan dengan kemampuan kelompok
Tani dilapangan.
Kondisi Kelompok Tani diwilayah BPK Ujung secara umum
cukup dinamis namun demikian perlu peningkatan kemampuan kelompok dan jumlah
kelompok tani dan nelayan sebanyak 19 kelompok, 2 kelompok Gapoktan, 2 Kelompok
Dasawisma (P2KP).
v Data Primer/ Data Petani :
Data primer ini dikumpulkan dengan melalui kunjungan ke kelompok
tani dan petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha.
C.
Pengumpulan
dan Tabulasi Data
Kelompok tani yang dikunjungi, yaitu kelompok wanita tani “SAMAENRE”
dikelurahan Lapadde, terbentuk tahun 2007
sebagai kelompok pemula.
ü Pengurus kelompok wanita tani yang diwawancarai/ interviu :
v Hj. Sudarti, S.Pd. sebagai ketua :
- Sebagai petani peternak Sapi dan kerbau yang pemeliharaannya dengan
sistem bagi hasil produksi (anak sapi, kerbau) 2 ekor untuk pemilik (Hj. Sudarti) dan 1 untuk pengembala.
- Sistem pemeliharaan dengan cara gembala dipadang rumput lapangan.
- Mendapat bantuan dari Gapoktan “Bukit Madani” sebanyak Rp 20.000.000,- untuk pemeliharaan sapi dan
kerbau, pengembalian 10 bulan, untuk tanaman pengembalian 6 bulan.
ü Petani yang diwawancarai/ Interviu.
v Ibu Tini
-
Sebagai
petani kacang-kacangan
Untuk
usaha budidaya kacang tanah dan kacang hijau diusahakan dengan pola bergilir,
pada MT April september ditanam kacang tanah dan MT oktober maret ditanam
kacang hijau.
-
Luas
areal pertanaman 0,20 Ha.
-
Produktifitas
untuk kacang tanah:
Kebutuhan
benih untuk kacang tanah 20 liter x Rp 14.000,- = Rp 280.000,-
Untuk
benih kacang hijau 3 Liter x Rp 12.000,- = Rp 36.000,-.
-
Biayah-biayah
produksi dan operasional
· Racun rumput/ MT 2 liter @ Rp 55.000,- x 2 = Rp 110.000,-
· Ongkos angkutan (transportasi) Rp 200.000,-/MT
-
Produksi
:
Kacang
tanah 205 liter x Rp 12.000,- = Rp 2.460.000,-.
Kacang
hijau 402 liter x Rp 10.000,- = Rp 4.020.000,-
-
Tenaga
kerja 2 (dua) suami isteri.
v Ibu Asni
-
Petani
jagung
-
Luas
lahan ± 1 ha.
-
Tenaga
kerja 3 (tiga) orang (suami isteri + 1 orang anak).
-
Pupuk
4 Kwintal (Urea + Ponska) 1 : 1
-
Hasil
produksi 35 karung x 120 kg = 4200 kg (4,2 ton) x Rp 2.350,- = Rp 9.870.000,-
-
Petani
penggarap tanpa bagi hasil.
-
Ongkos
angkutan (tranportasi) Rp 250.000,-
-
Racun
rumput (herbisida) 4 liter @ Rp 55.000,- = Rp 220.000,-
-
Benih
jagung 15 kg @ Rp 90.000,- = Rp 1.350.000,-
v Ibu Iduppa
-
Petani
padi
-
Luas
lahan ± 1 H.
-
Tenaga
kerja 2 orang.
-
Produksi
4 – 5 ton/ Ha (4,5 ton)
-
Biaya
produksi sangat tinggi.
v Gapoktan Bukit Madani
-
Membawahi
7 kelompok.
-
Menyalurkan
danahnya ke 7 kelompok.
-
Pendapatan
gapoktan 1%/ bulan
-
Hasil
pendapatan diperuntukkan kelengkapan ATK dan perangkat keras Gapoktan.
D.
Proses
Analisis
Proses
analisis data meliputi 3 (tiga) langkah kegiatan :
1.
Persiapan
2.
Tabulasi
3.
Penerapan
data sesuai dengan pendekatan penelitian.
Penelitian ini dilakukan secara Deskriptif yang merupakan
penelitian non Hipotesis sehingga tidak perlu dirumuskan Hipotesis.
Penelitian Deskriptif ini dibedakan atas dua jenis penelitian
menurut proses sifat dan analisis datanya yaitu :
1.
Riset
deskriptif yang bersifat eksploratif.
2.
Riset
deskriptif yang bersifat developmental.
Deskriptif eksploratif untuk menggambarkan keadaan atau status
fenomena, hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu, dalam hal ini keadaan
masyarakat tani kecamatan ujung kota parepare.
Deskriptif developmental untuk menemukan sesuatu model pengembangan
agribisnis kecamatan ujung kota parepare.
Untuk mengetahui karakteristik objek-objek penelitian di kecamatan
ujung kota parepare ini digunakan tabel kolom baris dan kesesuaian dari data
yang ada :
NO.
|
Nama Petani
Jenis Usaha
|
Uraian
|
Biaya
|
Produksi
|
1.
|
Ibu Hj.
Sudarti, S.Pd
(Ketua Wanita
Tani)
|
Petani
peternak sapi kerbau 31 ekor
|
Dana PUAP Rp 20.000.000,-
|
Sapi kerbau
dengan sistem bagi hasil 2 untuk
pemilik 1 untuk pengembala.
|
2.
|
Ibu Tini
(Petani
Kacang-kacangan)
|
Luas Lahan
0.20 Ha.
|
-
Benih kacang
tanah 20 liter x Rp 14.000,- = Rp 280.000,-
-
Racun rumput
(Herbisida) 2 liter @ Rp 55.000,- x 2
= Rp 110.000,-
-
Transportasi
Rp 200.000,-
-
Tenaga kerja
2 orang
-
Benih kacang
hijau 3 liter @ Rp 12.000,- = Rp
26.000,-
-
Herbisida 2
liter @ Rp 55.000,- x 2 = Rp 110.000,-
-
Transportasi
Rp 200.000,-
-
Tebnaga kerja
2 orang.
|
- Kacang tanah 205 liter x
Rp 12.000,- = Rp 2.460.000,-
- Kacang hijau 402 liter x Rp 10.000,- = Rp 4.020.000,-
|
3.
|
Ibu Asni
(Petani
Jagung)
|
Luas lahan 1
Ha
|
-
PUPUK UREA 2
Kwintal (4 zak) x Rp 90.000,- = Rp 360.000,-
-
Pupuk Ponska
2 kwintal (4 Zak) x Rp 115.000,- = Rp 460.000,-
-
Transportasi
Rp 250.000,-
-
Herbisida 4
liter x Rp 55.000,- = Rp 220.000,-
-
Benih jagung
15 liter x Rp 90.000,- = Rp 1.350.000,-
-
Tenaga kerja
3 orang
|
- Produksi 35 karung @ 120 kg = 4.200 kg x Rp 2.350,- = Rp 9.870.000,-
|
4.
|
Ibu Iduppa
(Petani Padi)
|
Luas lahan 1
Ha.
|
-
Benih 25 kg x
Rp 7.500,- = Rp 187.500,-
-
Pengolahan
tanah Rp 900.000,-
-
Tabela Rp
300.000,-
-
Herbisida
Pratumbuh Rp 125.000,-
-
Insettisida
Rp 215.000,-
-
|
- Produksi 4,5 ton x Rp 4.500,- = Rp 20.250.000/ 2 = Rp 10.125.000,-
masing-masing pemilik dan penggarap.
|
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum
Kecamatan
Ujung berada ditengah-tengah pusat Kota Parepare. Pusat dari segala kegiatan,
baik kegiatan kemasyarakatan, pemerintahan maupun dalam pembangunan sehingga
dapat dikatakan wilayah Kecamatan Ujung merupakan urat nadi perekonomian,
Kecamatan Ujung memiliki luas wilayah 11,30 Km2 yang terbagi dalam
lima kelurahan dengan jumlah penduduk 31.268 jiwa.
v KELURAHAN DI KECAMATAN
UJUNG :
1. Kelurahan
Labukkang dengan luas 0,36 Km2
2. Kelurahan
Ujung Sabbang dengan luas 0,36 Km2
3. Kelurahan
Ujung Bulu dengan luas 0,38 Km2
4. Kelurahan
Lapadde dengan luas 9,98 Km2
5. Kelurahan Mallusetasi dengan luas 0,22 Km2
v BATAS-BATAS KECAMATAN
UJUNG :
Sebelah
Utara berbatasan dengan Laut Parepare
Sebelah
Barat berbatasan dengan Teluk Parepare
Sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Sidrap
Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bacukiki Barat
v JARAK KECAMATAN UJUNG
DENGAN DAERAH LAIN
Dari Kabupaten Pinrang : 27 Km
Dari
Kabupaten Sidrap : 29 Km
Dari
Kabupaten Barru : 46 Km
Dari
Makassar : 155 Km
Jumlah RW dan RT di Kecamatan Ujung
· Kelurahan
Labukkang : 8 RW dan 22
RT
· Kelurahan
Ujung Sabbang : 9 RW dan 18 RT
· Kelurahan
Ujung Bulu : 10 RW dan
29 RT
· Kelurahan
Lapadde :
9 RW dan 27 RT
· Kelurahan
Mallusetasi : 6 RW dan
12 RT
B. Masalah
dan Kendala yang dihadapi
1. SDM
petani sangat rendah.
2. Produktifitas
lahan sangat rendah.
3. Sistem
pemasaran jagung masih sulit.
4. Terjadi
kelangkaan pupuk.
5. Belum
uji tanah, sehingga pemupukan berimbang sulit dilakukan.
6. Sistem
pengairan terbatas.
7. Akses
jalan masih sulit.
8. Pengetahuan,
keterampilan, sikap (PKS) masih rendah.
9. Hama
babi masih biasa terjadi.
Jika masalah ini
dirumuskan maka pertanyaannya adalah
: Apa penyebab produktivitas pertanian Kecamatan Ujung Kota Parepare masih
sangat rendah.
C. Rencana
Pengembangan Agribisnis.
Dalam
pengembangan agribisnis kecamatan ujung kota parepare ini, beberapa hal yang
terlebih dahulu dibenahi :
1. Petani yang terlibat diberikan pengetahuan dan keterampilan sesuai
bidang usahanya dan ditumbuhkan jiwa kewiraswastaan.
2. Segerah dilakukan uji harah tanah, baik perangkat uji tanah sawah
(PUTS) maupun Tester Soil di lahan kering sehingga akan muncul kebutuhan
nutrisi tanah untuk pupuk berimbang.
3. Lakukan pemanfaatan air tanah (sumur bor) dengan menggunakan motor
penggerak.
4. Lakukan perburuan hamah Babi secara berkala.
5. Untuk pemerintah aktifkan komite pengawasan pupuk dan pestisida
untuk menghindari kelangkaan pupuk, segera bentuk Sistem Resi Gudang (SRG)
sehingga hasil produksi dapat segera terjual dan buat jalan tani.
Pengembangan
agribisnis selanjutnya, berdasarkan potensi sumber daya alam yang dimiliki
masih perlu direhabilitasi dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan usaha pelaku utama dan pelaku usaha, hal ini apabila dilakukan secara bertahap
akan memperbaiki tingkat perekonomian bagi masyarakat yang bersangkutan.
Peningkatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia mengenai kegiatan
usahanya.BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari data potensi dan sumber daya
yang ada dikecamatan ujun kota parepare dapat ditari kesimpulan :
1.
Apabila
sitem budidaya pertanian dapat diperbaiki sesuai harapan maka tingkat
pendapatan pelaku utama dan pelaku usaha akan meningkat, karena berada dalam
lingkaran pusat perekonomian kota parepare.
2.
Perlu
hubungan yang lebih bersinergi antara kelompok wanita tani SAMAENRE sebagai
lembaga kemasyarakatan dengan instansi pemerintah sesuai Leading Sektornya.
3.
Dengan
upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap pelaku utama
dan pelaku usaha, maka kesejahteraan akan tercapai.
4.
Upah
minimum nasional Rp 1.500.000,-/ bulan/ kapita dan Upah Buruh Minimum Kota
Parepare Rp 1.200.000,- / Bulan/ kapita; untuk pendapat wanita tani SAMAENRE
masi dibawah standar pendapatan Upah Minimum Regional Parepare Rp 57.142.857,-
DAFTAR
PUSTAKA
Bunga Saragih, 2001. Agrbisnis berbasis peternakan.
M.S. Dangnga, 2014. Bahan Kuliah Metodologi Penelitian.
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Parepare,
M.Firdaus, 2012. Manajemen Agribisnis. Bumi Kasara.
R.Mc. Leod, Jr and G. P. Sc Heel, PT Indeks, 2007. Sistem
Informasi Manajemen.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
0 komentar:
Posting Komentar