BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pariwisata sedang dikembangkan
dengan giat di indonesia. Di banyak tempat ia menunjukkan peningkatan yang
tajam, terutama pariwisata domestik. Salah satunya adalah permandian alam
Lewaja yang terletak di Kabupaten Enrekang. Pada hari minggu dan hari-hari
libur lainnya tempat wisata ini dibanjiri oleh para wisatawan yang berasal dari daerah-daerah lain di
sekitarnya.
Kegiatan pariwisata merupakan salah
satu sektor sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah
yaitu dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi
masyarakat. Dengan kontribusi yang diberikan ini, pemerintah daerah memiliki
tambahan pemasukan dalam rangka pembangunan proyek-proyek maupun kegiatan lain.
Seperti halnya objek wisata permandian alam lewaja yang terletak disekitar
Kabupaten Enrekang,
dalam perkembangannya mempunyai konsekuensi dan dampak yang
langsung terhadap berbagai aspek, seperti aspek fisik dan kimia, aspek
biologis, aspek sosial budaya, maupun aspek sosial ekonomi masyarakat disekitar
objek wisata tersebut.
Pariwisata adalah industri yang
kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan. Ia
sangat peka terhadap kerusakan lingkungan, misalnya pencemaran oleh limbah
domestik, sampah yang bertumpuk dan berbagai kerusakan-kerusakan lingkungan
yang terjadi akibat dari pembangunan sektor pariwisata. Karena itu pengembangan pariwisata haruslah
memperhatikan terjaganya mutu lingkungan, sebab dalam industri pariwisata
lingkungan itulah yang sebenarnya di jual. Seperti halnya dalam industri lain
dalam pariwisata punbarang yang dijual menjadi tidak laku, jika mutunya tidak
lagi memadai. Karena itu di dalam pengembangan pariwisata, asas pengelolaan
lingkungan untuk melestarikan kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan
proyek pariwisata yang terlanjutkan bukanlah merupakan hal yang abstrak,
melainkan benar-benar konkrit dan sering mempunyai efek dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Salah satu hal yang dapat dilakukan
adalah dengan menerapkan AMDAL pada setiap proyek yang akan dibangun maupun
pada proyek-proyek yang sedang berjalan. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) menurut defenisi yang diterbitkan oleh Kantor Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH), dinyatakan sebagai hasil studi
mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup,
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
Hal itulah yang akhirnya melatarbelakangi
kami dalam melakukan kegiatan studi lapangan ini. Dalam mata kuliah AMDAL kami
diminta untuk meneliti suatu proyek baik yang masih dalam perencanaan, yang
sedang di bangun maupun yang telah beroperasi. Fungsinjya adalah agar kami
lebih dapat memahami teori-teori mengenai AMDAL dalam kehidupan yang sebenarnya
di lapangan.
Pemilihan lokasi didasarkan atas
beberapa pertimbangan, seperti perkembangan pada sektor pariwisata yang kian
berkembang dan kaitannya dengan lingkungan. Pembangunan proyek pada sektor
pariwisata sangat bergantung pada lingkungan oleh karena itu sangat penting
bagi kita untuk mengkaji dampak-dampak yang akan timbul setelah proyek tersebut
berjalan yaitu dengan menggunakan Analisis Dampak Lingkungan. Hal tersebut
dimaksudkan agar proyek dapat tetap berjalan sebagaimana mestinya dengan tetap
memperhatikan dan menjaga stabilitas keadaan lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Bardasarkan latar belakang di atas
maka dapat dirumuskan masalah-masalah yaitu :
•
Dampak apa sajakah yang ditimbulkan
akibat adanya aktivitas pariwisata di dalam objek wisata permandian alam
lewaja?
•
Seberapa besar pengaruh dampak
tersebut terhadap kehidupan masyarakat di sekitar objek wisata permandian alam
lewaja?
1.3
Tujuan
Tujuan dari kegiatan studi lapangan
ini adalah untuk mengetahui dampak-dampak yang
ditimbulkan oleh Permandian Alam Lewaja terhadap lingkungan dan
masyarakat yang berada di sekitar lokasi tersebut, yang meliputi dampak positif
dan dampak negatif dari berbagai aspek selama Permandian Alam Lewaja
beroperasi. Selain itu diharapkan pula agar kami dapat memperkirakan
dampak-dampak yang akan terjadi di masa-masa yang akan datang seiring dengan
berjalannya proyek tersebut.
Mengingat yang diharapkan adalah
Permandian Alam Lewaja tetap berjalan sesuai fungsinya sebagai tempat rekreasi
bagi masyarakat dengan tetap menjaga kedaan lingkungan. Karena seperti yang
kita ketahui proyek-proyek pada sektor priwisata sangat berpotensi terhadap
terjadinya kerusakan lingkungan karena komponen utamanya adalah lingkungan.
BAB II
PROFIL PERMANDIAN ALAM LEWAJA
Salah satu
obyek wisata yang paling banyak diminati oleh para wisatawan domestik adalah
Permandian Alam lewaja yang terletak di Kabupaten Enrekang. Permandian Alam
Lewaja berjarak 5 kilometer dari ibu kota Kabupaten Enrekang yang bisa ditempuh
dalam waktu 10-15 menit. Memasuki kawasan Permandian Alam Lewaja, terdapat
kolam renang (lihat gambar 1) yang
sumber airnya berasal dari pegunungan di sekitar lokasi tersebut. Kawasan
Permandian Alam Lewaja ini dikelilingi oleh vegetasi pegunungan yang hijau.
Terdapat beberapa fasilitas penunjang kolam renang antara lain, ruang penonton,
ruang ganti, tribun utama, lapangan futsal, papan loncat dan papan luncur bagi
anak-anak (lihat gambar 2) Selain itu
terdapat pula beberapa warung-warung penyedia makanan dan di lengkapi dengan
fasilitas hiburan dengan adanya elekton (Lihat
Gambar 3).
Selain kolam renangnya, permandian
Alam Lewaja juga menyuguhkan obyek wisata lain yang tidak kalah bagusnya yakni
Air Terjun Lewaja (Lihat gambar 4). Air
Terjun ini pun sering dikunjungi oleh para wisatawan umumnya anak-anak muda, untuk
mencapai kawasan air terjun kita harus melalui jalan setapak kurang lebih 1
kilometer dari kolam renang. Sisi kanan bukit dan sisi kiri lembah atau jurang
sehingga pengunjung harus ekstra hati-hati jika melewati jalan ini karena
selain sempit seringkali juga jalanan licin.
Pemandangan alam yang ditawarkan
oleh Permandian Alam lewaja tentu saja sangat menarik minat wisatawan domestik,
sehingga tidak salah jika obyek wisata ini menjadi sasaran utama tempat
rekreasi saat musim liburan tiba. Biaya masuk juga cukup terjangkau, untuk
pengunjung dewasa cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 5000 dan Rp 4000 untuk anak-anak dan
pengunjung pun bisa menikmati semua fasilitas yang tersedia.
Pada awal-awal diopreasikannya
Permandian Alam Lewaja ini dikelola oleh pihak pemerintah daerah terkait Kabupaten Enrekang, namun setelah
beberapa waktu pengelolaannya pun diserahkan pada pihak ketiga. Dalam hal ini
pengelolaan Permandian Alam Lewaja diserahkan pada sebuah CV dengan sistem
kontrak. Jadi pihak pengelolah di wajibkan membayar kontrak dengan nilai
tertentu pada Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang. Sejak tahun 2003 sampai
dengan tahun 2011 terdapat tiga CV yang bertindak sebagai pengelolah Permandian
Alam Lewaja. Dan kami telah mewawancarai pengelola terakhir yang sedang
mengelola saat ini, yakni :
•
Nama Tempat : Permandian
Alam Lewaja
•
Nama CV : CV
Sahara
•
Nama Pengelolah : Ilham
Tuppu
•
Tahun Beroperasi : 1980
•
Alamat : Jl.
Bitu Batili Enrekang
•
Luas Wilayah : ± 15 Hektar
•
Jenis usaha CV :
•
Tempat hiburan dan rekreasi keluarga
berupa kolam permandian alam lewaja dengan penawaran wisata alam air terjun
serta fasilitas olahraga (lapangan tenis)
•
Jumlah karyawan :
•
Karyawan tetap :
Penjaga
loket : 1 orang
Kordinator :
1 orang
Wakil : 1 orang
Timsar : 2 orang
•
Petugas kebersihan : 8 orang (dikondisikan)
•
Penjual makan minuman: 4 orang
•
Tenaga hiburan (fasilitas tambahan):
5 orang
BAB III
DAMPAK
LINGKUNGAN SAAT PROYEK BEROPERASI
Permasalahan lingkungan sudah
menjadi permasalahan global saat ini. Hampir di seluruh dunia masalah kerusakan
lingkungan menjadi “trend topic” dan menjadi fokus baik bagi negara-negara maju
maupun negara-negara berkembang. Kegiatan pembangunan dewasa ini yang semakin
hari semakin meningkat ternyata berdampak kurang baik bagi kelangsungan
kelestarian lingkungan. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia di
berbagai sektor sangat mempengaruhi keadaan lingkungan kita. Dampak dari
kerusakan lingkungan sudah di rasakan oleh sebagian besar dari penduduk dunia,
sehingga semua instansi terkait dari seluruh dunia tengah gencar-gencarnya
mengkampanyekan peduli lingkungan. Mengingat keadaan bumi yang semakin terancam
akibat dari kerusakan lingkungan. Misalnya saja terjadinya perubahan iklim,
adanya pemanasan global merupakan sebagian kecil dari permasalahan lingkungan
yang terjadi saat ini.
Dalam kegiatan memenuhi kebutuhan
dan meningkatkan kesejahteraannya, manusia melakukan berbagai aktivitas dari
bentuk yang paling sederhana hingga yang paling modern seiring dengan
perkembangan zaman. Dalam proses tersebut manusia terus mengalami perkembangan
hingga pada akhirnya hal tersebut mengakibatkan perubahan pada lingkungan.
Perubahan yang terjadi ternyata membawa dampak buruk bagi kelangsungan hidup
manusia itu sendiri. Sehingga pada saat inilah manusia mulai berpikir dan
meninjau kembali segala aktivitasnya dan berusaha untuk menghindari aktivitas
yang mampu menimbulkan dampak-dampak yang merugikan yang dapat mengancam
kesejahteraan dan kelangsungan hidupnya. Kondisi inilah yang mendorong manusia
untuk melakukan AMDAL untuk dapat mengendalikan dampak negatif yang mungkin
terjadi akibat dari kegiatan pembangunan yang diakukan oleh manusia.
Beberapa negara maju sejak tahun 1970 sudah
mengembangkan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang di kenal dengan nama
Environmental Impact analysis atau Environmental Impact Assesment (EIA) melalui
undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika serikat, National
Environmental Policy Act (NEPA), pada tahun 1969, dan berlaku per 1 januari
1970. ANDAL di defenisikan sebagai telaahan secara cermat dan mendalam tentang
dampak penting dari suatu kegiatan yang direncanakan. Dalam konsep analisis dampak lingkungan, yang
harus diperhatikan bukan saja dampak pembangunan terhadap lingkungan, melainkan
juga dampak lingkungan terhadap pembangunan. Dengan demikian usaha yang dilakukan
dalam proses pembangunan tidak saja melindungi lingkungan, melainkan juga
menyelamatkan pembangunan.
Salah satu sektor pembangunan yang
mengalami perkembangan pesat adalah pariwisata. Sektor pariwisata hadir untuk
menjawab kebutuhan masyarakat secara umum. Seperti yang kita ketahui pariwisata
adalah industri yang kelangsungan hidupnya ditentukan oleh baik buruknya
keadaan lingkungan. Dan pada pengoperasiannya pun demikian. Ia akan sangat
mempengaruhi keadaan lingkungan. Pariwisata alam seperti Permandian Alam lewaja
menawarkan panorama pemandangan alam yang indah. Berada di antara daerah
pegunungan yang hijau menambah eksotika keindahan tempat ini. Permandian alam
lewaja menawarkan suguhan Air Terjun dan kolam renang sebagai daya tarik yang
mampu menarik wisatawan domestik dari berbagai daerah di sulawesi selatan.
Kegiatan rekreasi saat ini seakan
sudah menjadi kebutuhan manusia dan menjadi bagian dari aktivitas manusia.
Sehingga tidak heran jika tempat-tempat wisata akan selalu ramai pengunjung,
khususnya pada hari libur sekolah dan hari raya. Kehadiran tempat-tempat wisata
dalam memenuhi kebutuhan manusia pada kenyataannya tidak selamanya berjalan
mulus. Misalnya saja potensi terganggunya keseimbangan lingkungan sangat
mungkin terjadi. Kunjungan masyarakat yang tidak sedikit dan berlangsung secara
terus menerus nyatanya mampu mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan
lingkungan. Keberadaan suatu proyek akan selalu menimbulkan dampak. Dampak
adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas
manusia.
Keberadaan permandian alam lewaja
sedikit banyak telah membawa perubahan lingkungan bagi masyarakat dan
lingkungan itu sendiri. Hal ini Dikarenakan beraneka ragamnya aktivitas manusia
yang terjadi di lokasi tersebut. Dan hal itulah yang akan dibahas secara lanjut,
hal-hal yang mengenai dampak-dampak yang
terjadi selama permandian alam Lewaja tersebut berjalan dan kemudian akan
dijadikan dasar untuk menduga atau memperkirakan perkembangan dampak yang
terjadi di masa yang akan datang. Dampak itu akan diuraikan dari berbagai
aspek, yaitu aspek fisik dan kimia, aspek biologis, sosial ekonomi, dan aspek
sosial budaya.
A.
Dampak
Negatif
•
Aspek
fisik dan Kimia
Berbicara
tentang aspek fisik dan kimia , maka kita akan membahas masalah yang berkaitan
dengan pencemaran. Seperti pada tempat-tempat rekreasi pada umumnya, Permandian
Wisata alam Lewaja juga rentan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan.
Pencemaran memang menjadi musuh utama industri pariwisata dan ironisnya
pariwisata merupakan pencemar yang besar pula. Makin sukses kepariwisataan di
sutu daerah maka makin besar pula bahaya pencemaran yang terjadi.
Di kawasan
permandian wisata alam lewaja juga telah terjadi pencemaran lingkungan selama
proyek tersebut berlangsung dan bisa dibayangkan jika proyek ini terus berjalan
dengan lancar maka pencemaran lingkungan pun tidak akan dapat terhindarkan
apalagi jika tidak didukung oleh upaya pengelolaan dampak lingkungan oleh pihak
pengelola.
Ada beberapa jenis pencemaran yang
terjadi di kawasan tersebut diantaranya, pencemaran air, pencemaran udara dan
pencemaran tanah. Pencemaran yang paling nampak adalah pecemaran yang bersumber
dari sampah padat (Lihat Gambar 5).
Makin banyak pengunjung/wisatawan maka makin banyak pula sampah yang
diproduksi, antara lain pembungkus makanan, sisa-sisa makanan, botol minuman,
plastik, pembungkus dan botol sampo dan sabun dll. Pencemaran ini disebabkan
oleh kelakuan wisatawan yang tidak mengindahkan kebersihan. Mereka membuang
sampah seenaknya saja di sembarang tempat. Akibatnya sampah berserakan di
tempat-tempat wisatawan berkumpul. Hal itu tidak hanya menggangu pemandangan
tapi lebih pada terjadinya pencemaran lingkungan.
Sampah-sampah
yang dihasilkan umumnya berbahan plastik yang sangat sulit diuraikan sehingga
ketika sampah-sampah ini di buang ke sungai maka yang tercemar tidak hanya air
sungai tapi juga tanah yang ada di sekitar kawasan tersebut. Penguraian sampah
berbahan plastik membutuhkan waktu hinga ratusan tahun. Sehingga saat terjadi
pembuangan sampah ke sungai maka akan berakibat buruk bagi kelangsungan hidup
biota-biota air dan menghambat pertumbuhan tanaman sebab sampah plastik yang
mngendap di tanah akan mengganggu kesuburan tanah. Selain itu pembuangan sampah
ke sungai juga akan mengakibatkan arus air sungai terhambat dan peluang terjadinya
banjir juga akan semakin besar.
Bentuk
pencemaran lain yang terjadi di kawasan itu adalah asap dan kebisingan dari
kendaraan-kendaraan bermotor yang di bawa oleh pengunjung dan wisatawan (Lihat gambar 6). Pencemaran itu menjadi
makin parah, oleh karena arus lalu lintas yang sering tidak lancar, atau bahkan
terjadi kemacetan. Tingkat pencemaran oleh asap kendaraan bermotor tidak hanya
ditentukan oleh jumlah kendaraan tapi juga kelancaran lalu-lintas. Makin tidak
lancar arus lalu-lintas makin besar pula efek pencemaran dari kendaraan
tersbut. Permandian Wisata Alam Lewaja merupakan tujuan wisata utama di
Kabupaten Enrekang yang tidak hanya mendatangkan wisatawan yang berasal dari
daerah enrekang itu sendiri tapi juga pengunjung dari daerah-daerah lain di
sekitarnya. Panorama alam yang ditawarkan kawasan wisata ini ternyata mampu
menyedot wisatawan-wisatawan dari berbagai daerah sehingga mobilisasi
pengunjung pun meningkat. Maka peningkatan arus kendaraan menuju kawasan tersebut terbilang ramai. Keramaian
memuncak pada musim liburan sekolah dan liburan hari raya. Gas residu yang
dihasilkan dari kendaraan bermotor berbahaya bagi kesehatan manusia apalagi
jika berlangsung secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Ketidaklancaran lalulintas juga menyebabkan kebisingan akibat dari suara riuh
kendaraan bermotor seperti bus dan truk dan juga suara-suara klakson yang
berasal dari pengemudi yang tidak sabar.
Dengan
ramainya pengunjung yang datang setiap minggunya dengan kendaraan yang tak
terhitung jumlahnya sangat nyata dampak fisik yang ditimbulkan yaitu sepanjang
perjalanan dari kota enrekang menuju ketempat wisata tersebut banyak jalanan
yang di dapati dalam keadaan yang rusak dan
berlubang (lihat gambar 7).
Akibat dari kondisi jalan yang juga terbilang sempit dan rusak tersebut banyak
dari pengunjung itu sendiri yang mengalami kecelakaan.
Pencemaran
lain yang juga terjadi adalah yang disebabkan oleh limbah cair yang berasal
dari kolam renang dan kamar mandi. Permandian Wisata Alam lewaja memiliki kolam
renang dan memliki sarana kamar mandi sebagai tempat buang air dan juga sebagai
ruang ganti. Dari kamar mandi dan kolam renang limbah akan di buang ke sungai
dan ada pula yang meresap ke dalam tanah. Efek pencemarannya berupa
meningkatnya populasi bakteri akibat dari pembuangan limbah yang tidak tepat
dan juga merusak badan air yang menerima limbah tersebut. Dan pada akhirnya
populasi bakteri juga akan membahayakan kesehatan pengunjung dan masyarakat
yang ada di sekitar kawasan tersebut
yang menggunakannya.
Pencemaran yang diakibatkan oleh
kegiatan-kegiatan yang terjadi selama proyek Permandian Alam Lewaja berjalan
ternyata memilki dampak negatif bagi lingkungan di lihat dari aspek fisik dan
kimianya.
•
Aspek
biologis
Sebelum
adanya proyek permandian alam lewaja, dulunya objek wisata itu hanya berupa
wisata alam air terjun, Pertama kali
ditemukan air terjun tersebut secara tidak segaja oleh siswa-siswi yang
mengadakan penjelajahan dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka pada tahun 1978,
sebelumnya tempat tersebut dikelilingi oleh hutan hijau yang ditumbuhi oleh
tumbuh-tumbuhan serta banyak pohon aren. Namun, setelah tempat itu terekspos ke
masyarakat, maka banyak masyarakat yang mulai berdatangan ketempat tersebut
untuk bereakreasi.
Karena
melihat bahwa tempat tersebut memiliki potensi untuk menarik banyak pengunjung,
Pada tahun 1980 barulah tempat wisata itu diperluas dan dibangunlah proyek
kolam permandian yang sekarang dikenal dengan permandian alam lewaja yang
dibangun dengan jarak sekitar ± 300 meter dari wisata air terjun. Sehubungan
dengan pembangunan proyek tersebut mengakibatkan hutan dan semua pohon aren
yang merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat di sekitar tempat
tersebut mati akibat penebangan dan penimbunan yang dilakukan untuk membangun
kolam permandian itu, sehingga sebagian masyarakat disekitar tempat itu beralih
dari pekerjaan sebagai pembuat gula dari pohon aren menjadi petani jagung.
Dengan beroperasinya permandian sangat jelas dampak yang berpengaruh terhadap
aspek biologis yaitu terlihat bahwa terjadi perubahan pola pertanaman
masyarakat dari petani aren yang dapat menghasilkan gula menjadi petani jagung.
Enrekang
merupakan daerah yang termasuk memiliki keanekaragaman hayati (tumbuhan),
dilihat dari keadaan georafisnya yang hampir sebagian besar adalah hutan.
Keanekaragaman hayati yang merupakan suatu koleksi yang unik, namun hutan
merupakan sumber daya alam yang telah mengalami banyak perubahan akibat
eksploitasi hutan secara besar-besaran untuk dijadikan lahan pembangunan.
Penebangan
dan penimbunan yang dilakukan oleh pemilik proyek untuk membangun proyek
menjadikan hilangnya sebagian hutan hijau yang dijadikan sebagai tempat hidup
dan berlindung flora dan fauna untuk mencari makan, tumbuh besar, dan
berlindung dari sengatan matahari, serta hilangnya penahan erosi air yang dapat
mengakibatkan terjadinya longsor dan berkurangnya resapan air tanah. Dari
kejadian tersebut mengakibatkan banjir dan meningkatkan kekeruhan air (terjadi
penurunan kualitas air) sehingga biota-biota yang ada disungai juga akan mati (Lihat Gambar 8 dan 9).
Beroperasinya
proyek permandian alam lewaja menuai
banyak dampak, banyak manusia (masyarakat sekitar objek wisata) sakit (malaria)
akibat adanya penumpukan sampah, sampah dibuang begitu saja kesungai berharap
sampah akan mengalir bersama air itu terjadi jika musim penghujan tiba, namun
jika musim kemarau sampah-sampah akan menumpuk dibadan sungai yang mana
jentik-jentik nyamuk berpotensi untuk hidup dan berkembangbiak ditempat itu.
Selain sampah,
selama pengoperasian permandian ini juga menghasilkan limbah cair dari
penggunaan zat kimia seperti kaporit dan tawas, dimana limbah cair ini masuk
kebadan air sungai (lihat gambar 10),
limbah yang masuk kebadan air sungai akan terdegradasi oleh bakteri yang
menyebabkan perubahan beberapa kualitas air sehingga menyebabkan parameter DO
dan PH air mengalami penurunan dan terjadi peningkatan kekeruhan air, keadaan
tersebut menimbulkan dampak lanjut kepada gangguan laju fotosintesa organisme
produsen serta mengganggu sistem aliran energy diekosistem sungai “Saddang”
enrekang yang berakibat pada gangguan kehidupan organisme konsumen, serta
bardampak pada gangguan proses fisiologis ikan sehingga komposisi jenis dan
kelimpahannya berkurang.
Dilihat
dari kondisi sekarang, jalan untuk menuju ke wisata air terjun banyak yang
sudah terputus akibat longsor, posisi dari jalan itu sendiri berada kaki gunung
yang sudah tidak lagi ditumbuhi oleh pohon-pohon rimbun seperti sediakala.
Keadaan seperti itu sudah bertahun-tahun berlangsung dan dipandang sebagai
ancaman keselamatan pengunjung yang melewati jalan tersebut, namun tidak ada
usaha dari pengelola untuk memperbaiki jalan ataupun melakukan penghijauan
kembali ditanah yang gundul.
Walaupun
objek wisata ini menimbulkan banyak dampak negatif dari segi aspek biologis,
namun juga memiliki dampak positif bagi manusia (pengunjung yang datang).
Dengan jalan yang sebenarnya tidak layak dan tidak nyaman untuk dilalui dapat
terobati dengan suguhan keindahan dan kesejukan dari air terjun sehingga
siapapun yang menikmatinya merasa nyaman dan rileks dari semua beban pekerjaan.
·
Aspek
sosial budaya
Seperti halnya di
Permandian Alam Lewaja Enrekang banyak pengunjung yang datang baik dari dalam
maupun dari luar daerah. Dari sekian banyak pengunjung yang datang mereka
mampunyai latar belakang sosial budaya
yang berbeda dengan penduduk lokal. Interaksi yang terjalin antara
penduduk lokal masyrakat enrekang dengan pengunjung tempat iwsata Permandian
alam lewaja membawa dampak positif maupun negatif. Adapun kebudayaan dari penduduk lokal yang
dimana setiap pengunjung yang datang diharapkan dapat menghargai kebudayaan
yang ada di tempat wisata tersebut.
Dari sisi negatifnya,
masyarakat lokal yang telah terbiasa dengan kunjungan wisatawan domestik di
permandian alam lewaja pasti akan terpengaruh oleh keadaan pengunjung tersebut,
misalnya dalam hal berpakaian dan penampilan. Masyarakat lokal cenderung meniru
gaya berpakaian pengunjung yang agak modern, misalnya penggunaan-penggunaan aksesoris
yang berlebihan yang mungkin tidak sesuai dengan kebiasaan mereka sehari-hari.
B.
Dampak
Positif
•
Aspek
sosial ekonomi
Dari segi
sosial ekonominya, industri pariwisata jelas memiliki dampak positif.
Permandian Alam Lewaja misalnya selama beroperasi ia banyak membawa
perkembangan bagi ekonomi di masyarakat setempat secara khusus dan bagi
pemerintah daerah secara umum. Namun yang paling mendapatkan keuntungan dari
adanya proyek ini adalah pihak pengelola. Sebagai pengelola ia bisa mendapatkan
omset dan keuntungan secara materi yang jumlahnya tidak sedikit. Pengaruh
adanya Permandian Alam lewaja bagi pemerintah adalah adanya pemasukan keuangan
sebagai kas daerah. Pemasukan keuangan terutama berasal dari adanya karcis
masuk yang dibeli ditempat pembelian karcis atau loket yang dikenakan kepada
setia pengunjung yang memasuki tempat wisata tersebut dengan tarif Rp.
4000-5000 per orang. Dari sini pengelola mampi menyetor sebesar 15.000.000 per
bulan kenkas daerah.
Keuntungan
yang diperoleh dari pengoperasian Permandian Alam lewaja ternyata mampu
meningkatkan status ekonomi masyarakat sekitar. Terbukanya lapangan dan
kesempatan kerja jelas merupakan dampak yang positif. Semua orang yang bekerja
di dalam kompleks Permandian Alam lewaja
adalah penduduk lokal yang tinggal di daerah tersebut. Sehingga secara tidak
langsung kehadiran permandian alam lewaja mampu membantu ekonomi masyarakat dan
mengurangi tingkat pengangguran.
Selain
petugas yang bertugas di permandian lewaja tersebut kesempatan kerja juga
terbuka bagi mereka yang bergerak di bidang perdagangan. Masyarakat memperoleh
kesempatan yang semakin luas dalam memperoleh keuntungan. Wisatawan yang hadir
pasti membutuhkan makanan dan masyarakat pun hadir memenuhi hal tersebut. Jadi,
tidak heran jika banyak ditemukan warung atau penjual-penjual makanan di areal
permandian alam lewaja tersebut. Mereka juga berkesempatan untuk memperkenalkan
makanan-makanan khas daerah enrekang kepada masyarkat pendatang. Kesempatan
emas juga datang dari mereka yang berprofesi sebagai tukang ojek. Sebab akses
ke permandian alam lewaja jika dalam suasana hari libur pasti padat pengunjung,
sehingga mengganggu kelancaran arus lalulintas dan saat-saat seperti itulah
tukang ojek banyak meraup rejeki. Karena dalam kondisi ramai maka sulit bagi
pengendara mobil untuk melintasi akses menuju kesana.
•
Aspek sosial budaya
Setiap
tempat wisata pasti akan memiliki dampak terhadap aspek sosial budaya yang ada
di daerahnya. Daerah yang memiliki tujuan wisata akan lebih peka terhadap
adanya pengaruh-pengaruh atau perubahan akan aspek sosial budaya masyarakat
setempat. Dibalik perbedaan latar belakang kebudayaan yang berbeda terjadi
interaksi antara pengunjung dengan penduduk lokal. Dalam interaksi ini terjadi
hal-hal yang positif dan adapula yang negatif.
Masyarakat
Kabupaten Enrekang memiliki kekhasan tersendiri, hal tersebut disebabkan karena
kebudayaan enrekang (massenrempulu), berada di antara kebudayaan bugis, mandar,
dan tana toraja. Orang-orang bugis menghormati daerah tersebut dan menyebutnya “ Tana Rigalla Tana Riabbussungngi “
yang memiliki arti Negeri suci yang dihormati, bahkan hingga kini masyarakat
seperti masyarakat Toraja yang merupakan tetangga dari daerah ini selalu
menyerahkan sekerat daging bagi leluhurnya di daerah ini setiap kali mereka
menggelar pesta. Sehubungan dengan slogan di atas, selain untuk dihargai juga
peringatan bagi pengunjung agar lebih berhati-hati demi keselamatan pengunjung
itu sendiri.
Dampak
positifnya adalah meluasnya cakrawala pandangan penduduk lokal di daerah
lewaja. Mereka menyadari bahwa masih banyak budaya-budaya lain di luar dari
adat-istiadat mereka. Masyarakat lokal sedikit banyaknya mengalami perkembangan dalam aspek sosial budayanya, begitu pula dengan pengunjung yang datang
mereka pasti akan mempelajari dan berusaha menyesuaikan diri dengan kebudayaan
lokal mengingat mereka adalah pengunjung yang harus menghargai kearifan budaya
lokal.
BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
A.
Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Berdasarkan hasil kajian terhadap
analisis terjadinya dampak lingkungan pada bab diatas akibat usaha dan/atau
kegiatan operasional Permandian Alam Lewaja Enrekang, maka perlu dibuat Upaya pengelolaan
Lingkungan (UKL). Jenis-jenis dampak telah terjadi dan diperkirakan akan terus
terjadi selama kegiatan operasional berlangsung. Oleh karena itu dampak
tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga dampak negatif dapat
diminimalkan dan dampak positif dapat lebih dioptimalkan agar lebih berdaya
guna, baik bagi pemrakarsa usaha, pengunjung maupun masyarakat yang berada
disekitar lokasi permandian alam lewaja
tersebut, sebaiknya ada keterlibatan masyarakat dalam setiap pengambilan
keputusan agar pada saat upaya pengelolaan dilakukan agar tidak terjadi konflik
atau kesalahpahaman dari masyarakat kepada pemrakarsa dan pemerintah.
Uraian tindak pengelolaan lingkungan
terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Operasional Permandian
Alam Lewaja secara lengkap akan diuraikan dan ringkasan sebagai berikut.
•
Memasang papan peringatan dipintu
masuk/keluar lokasi objek wisata yang bertuliskan “buanglah sampah pada tempatnya”
•
Menyediakan tempat sampah dan
melakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik.
•
Melakukan pembersihan
sekurang-kurangnya 2 kali seminggu disikitar area/lokasi objek wisata termasuk
pembersihan kolam permandian dan penggunaan zat kimia dilakukan secara tidak
berlebihan
•
Melakukan perbaikan jalan yang rusak
disepanjang jalan menuju kepermandian untuk mengurangi angka kecelakaan
kendaraan karena selama kondisi jalan yang tidak baik angka kecelakaan yang
terjadi termasuk tinggi.
•
Mempertahankan vegetasi hijau di
sekitar permandian alam lewaja dan melakukan reboisasi terhadap lahan kritis
akibat pembangunan untuk meredam terjadinya pencemaran udara. Penggunaan lahan
yang sekiranya tidak difungsikan dengan baik oleh pengelolah seperti lahan yang
ditumbuhi oleh tanaman-tanaman liar, diharapkan dapat dimanfaatkan kembali
untuk penanaman tanaman-tanaman yang memiliki banyak manfaat bagi mastarakat
setempat. Contohnya seperti penanaman bibit pohon aren yang akan menghasilkan
gula yang mampu menunjang kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
•
Menjaga keberadaan vegetasi
pepohonan yang ada di sekitar permandian alam lewaja sebagai habitat makhluk
hidup lainnya demi kelangsungan hidup organisme-organisme tersbut.
•
Pihak pengelolah sebaiknya
memberikan lahan yang tidak lagi digunakan kepada masyarakat sekitar agar bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan produksi demi meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat setempat.
•
Pembuatan SPAL untuk menguragi resiko pencemaran air
dan tanah akibat limbah cair yang dihasilkan selama proyek beroperasi
B.
Upaya
Pemantauan Lingkungan
Sebagai
industri yang bergerak di bidang pariwisata, sangat penting bagi pihak
pengelola Permandian Alam Lewaja melakukan kegiatan pemantauan lingkungan demi
terlaksananya usaha pengelolaan lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan
Proyek Permandian Alam Lewaja ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Artinya
fungsinya sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat umum akan tetap berjalan
tanpa mengindahkan kelestarian lingkungan yang ada.
Dengan
adanya usaha pengelolaan dan pemantauan lingkungan maka diharapkan
dampak-dampak negatif akibat proyek Permandian Alam Lewaja dapat diminimalisir
khususnya yang terkait dengan lingkungan.
Pemantauan
lingkungan ini dilaksanakan oleh pihak atau instansi terkait yang telah diberikan
wewenang oleh pemerintah daerah setempat dalam mengangani pengelolaan
lingkungan. Adapun instansi yang berwenang dalam pemantauan AMDAL di Permandian
Alam Lewaja adalah sebagai berikut :
•
Dinas Pariwisata Kabupaten Enrekang,
sebagai instansi terkait yang bertanggung jawab terhadap kepariwisataan di
daerah tersebut mengingat Permandian Alam Lewaja merupakan salah satu objek
wisata kebanggaan masyarakat Enrekang.
•
Dinas Lingkungan Hidup merupakan
instansi terkait yang bertanggung jawab
terhadap pengelolaan lingkungan hidup di kawasan tersebut. Hal ini dimaksudkan
agar dapat meminimalisir dampak negatif yang mengarah pada kerusakan lingkungan
hidup dari adanya proyek ini. Hal-hal yang terkait dengan pencemaran lingkungan
sebagai akibat dari adanya proyek permandian alam lewaja ini sekiranya dapt
dirangani langsung oleh instansi ini.
•
Dinas kebersihan yang merupakan instansi nyang
bertanggung jawab terhadap lingkungan kawasan permandian alam lewaja terkait
dengan pengelolaan sampah di kawasan tersebut. Jadi, diharapkan pihak pengelolah
dapat bekerja sama dengan Dinas Kebersihan Pemerintah Kabupaten Enrekang dalam
menangani masalah kebersihan di lingkugan permandian Alam Lewaja.
•
Dinas Pertanian, instansi yang
bertanggung jawab memberikan arahan kepada masyarakat agar kiranya dapat
memanfaatkan lahan di sekitar Permandian Alam Lewaja dengan baik. Menjaga agar
tidak terjadi pembukaan lahan secara ilegal oleh masyarakat setempat. Hal
BAB V
KESIMPULAN
Pariwisata sedang dikembangkan
dengan giat di indonesia. Di banyak tempat ia menunjukkan peningkatan yang
tajam, terutama pariwisata domestik. Salah satunya adalah Permandian Alam
Lewaja yang terletak di Kabupaten Enrekang. Pada hari minggu dan hari-hari
libur lainnya tempat wisata ini dibanjiri oleh para wisatawan yang berasal dari daerah-daerah lain di
sekitarnya.
Permandian Alam Lewaja berjarak 5
kilometer dari ibu kota Kabupaten Enrekang yang bisa ditempuh dalam waktu 10-15
menit. Memasuki kawasan Permandian Alam Lewaja, terdapat kolam renang yang
sumber airnya yang bersih dan segar berasal dari pegunungan di sekitar lokasi
tersebut. Kawasan Permandian Alam Lewaja ini dikelilingi oleh vegetasi
pegunungan yang hijau. Objek wisata permandian alam lewaja yang terletak
disekitar Kabupaten Enrekang, dalam perkembangannya mempunyai konsekuensi dan
dampak yang langsung terhadap berbagai aspek, seperti aspek fisik dan kimia,
aspek biologis, aspek sosial budaya, maupun aspek sosial ekonomi masyarakat disekitar
objek wisata tersebut.
Dari adanya dampak dilihat dari
berbagai aspek tersebut, maka harus dikelola sedemikian rupa sehingga dampak
negatif dapat diminimalkan dan dampak positif dapat lebih dioptimalkan agar
lebih berdaya guna, baik bagi pemrakarsa usaha, pengunjung maupun masyarakat
yang berada disekitar lokasi permandian alam lewaja tersebut, sebaiknya ada keterlibatan
masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan agar pada saat upaya pengelolaan
dilakukan agar tidak terjadi konflik atau kesalahpahaman dari masyarakat kepada
pemrakarsa dan pemerintah.Keberadaan permandian alam lewaja sedikit banyak
telah membawa perubahan bagi masyarakat dan lingkungan itu sendiri. Keuntungan
yang diperoleh dari pengoperasian Permandian Alam lewaja ternyata mampu
meningkatkan status ekonomi masyarakat sekitar. Terbukanya lapangan dan
kesempatan kerja jelas merupakan dampak yang positif
L A M P I R A N
0 komentar:
Posting Komentar