BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah
satu unsur dari program pencegahan yang dilaksanakan secara terencana dan
terprogram adalah epidemiologi surveilans. Yang dimaksud dengan epidemiologi
surveilans adalah pengumpulan dan pengamatan secara sistematik dan
berkesinambungan, analisis, dan interpretasi data kesehatan dalam proses
menjelaskan dan memantau ( memonitor ) peristiwa kesehatan. Informasi hasil
surveilans
digunakan untuk perencanaan, penerapan ( implementasi ) serta evaluasi tindakan ( intervensi ) dan program kesehatan masyarakat. Atau dengan kata lain, epidemiologi surveilans merupakan kegiatan pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek kejadian penyakit dan kematian akibat penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penanggulangannya. Dengan demikian data surveilans dapat dipakai baik untuk mentukan perioritaskegiatan kesehatan masyarakat maupun untuk menilai efektifitas kegiatan.
digunakan untuk perencanaan, penerapan ( implementasi ) serta evaluasi tindakan ( intervensi ) dan program kesehatan masyarakat. Atau dengan kata lain, epidemiologi surveilans merupakan kegiatan pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek kejadian penyakit dan kematian akibat penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penanggulangannya. Dengan demikian data surveilans dapat dipakai baik untuk mentukan perioritaskegiatan kesehatan masyarakat maupun untuk menilai efektifitas kegiatan.
B.
Rumusan
masalah
a. Apa
yang dimaksud dengan epidemiologi surveilans ?
b. Apa
tujuan dari epidemiologi surveilans ?
c. Apa
kegiatan epidemiologi surveilans ?
d. Bagaimana
komponen surveilans ?
e. Bagaimana
langkah-langkah mengembangkan epidemiologi surveilans ?
f. Apa
kegunaan epidemiologi surveilans ?
g. Bagaimana
tahap pelaksanaan epidemiologi surveilans ?
C.
Tujuan
a. Untuk
mengetahui Apa yang dimaksud dengan epidemiologi surveilans !
b. Untuk
mengetahui Apa tujuan dan kegunaan
epidemiologi surveilans !
c. Untuk
mengetahui Apa kegiatan epidemiologi surveilans !
d. Untuk
mengetahui Bagaimana komponen surveilans !
e. Untuk
mengetahui Bagaimana langkah-langkah mengembangkan epidemiologi surveilans
serta tahap-tahap pelaksanaannya !
BAB II
PEMBAHASAN
Surveilans
adalah suatu kegiatan pengamatan terus-menerus terhadap kegiatan kesakitan dan
faktor lain yang memberikan kontribusi yang menyebabkan seseorang menjadi sakit
dan upaya tindakan yang diperlukan, dengan kegiatan mencakup :
-
Mendiagnosis secara klinis atau
laboratorium
-
Mengidentifikasi penyebab terjadinya sakit atau faktor risiko
terjadinya sakit
-
Pencatatan hasil anammese kliniks dan
identifikasi kasus menurut variabel orang, tempat dan waktu
-
Analisis hasil identifikasi kasus ( case
management )
-
Melakukan tindakan observasi di rumah
kasus dengan konsep wilayah satu kelompok rukun tetangga ( RT ) atau suatu
wilayah posyandu
-
Analisis hasil identifikasi kasus dan
hasil observasi lapangan di wilayah kasus
-
Rencana tindak lanjut penanggulangan
kasus penyakit disuatu wilayah dengan melibatkan aparat/pamong setempat dan
ibu-ibu PKK ( pembina kesejahteraan keluarga ) atau kader.
Surveilans
merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyakit atau masalah kesehatan serta
faktor-faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari perubahan jumlah orang
yang menderiata sakit. Sakit dapat berarti kondisi tanpa gejala tetapi telah
terpapar oleh kuman atau agent lain, misalnya orang terpapar HIV, terpapar
logam berat, radiasi dan lain sebagainya. Sementara masalah kesehatan adalah
masalah yang berhubungan dengan program kesehatan lainnya, misalnya kesehatan
ibu dan anak, status gizi, dan lain sebagainya. Faktor determinan adalah
kondisi yang mempengaruhi risiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
Surveilans didefenisikan juga sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistemtis
dengan terus-menerus. Sistematis melaui proses pengumpulan, pengolahan data,
dan penyebaran inforamsi epidemiologi sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu,
sementara terus-menerus menunjukkan bahwa kegiatan surveilans epidemiologi
dilakukan setiap saat sehingga program atau unit yang mendapat dukungan dari
surveilans epidemiologi, mendapat informasi tentang surveilans epidemiologi secara terus-menerus juga.
A.
Pengertian
Epidemiologi Surveilans
Epidemiologi
adalah pengamatan secara sistematis dan terus-menerus terhadap penyakit atau
masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi risiko terjadinya
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan,pengolahan
data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggaraan program
kesehatan. Jadi, surveilans epidemiologi merupakan kegiatan pengamatan terhadap
penyakit atau masalah kesehatan serta faktor determinannya. Penyakit dapat
dilihat dari perubahan sifat penyakit atau perubahan jumlah orang yang
menderita sakit. Sakit dapat berarti kondisi tanpa gejala tetapi telah terpapar
oleh kuman atau agent. Sementara masalah kesehatan adalah masalah yang
berhubungan dengan program kesehatan lainnya. Faktor determinan adalah kondisi
yang mempengaruhi terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
B.
Tujuan
epidemiologi surveilans
Tujuan
utama epidemiologi surveilans adalah untuk memperoleh gambaran kejadian
morbiditas dan mortalitas serta kejadian
peristiwa vital secara teratur, sehingga dapat digunakan dalam berbagai
kepentingan perencanaan dan tindakan yang berkaitan dengan kesehatan dalam
masyarakat. Secara rinci tujuan tersebut dapat melioputi.
-
Identifikasi, infestigasi dan
penanggulangan situasi luar biasa atau wabah yang terjadi dalam masyarakat
sedini mungkin
-
Identifikasi kelompok penduduk tertentu
dengan resiko tinggi
-
Untuk penentuan penyakit dengan
perioritas penaggulangannya
-
Untuk bahan evaluasi antara input pada
berbagai program kesehatan dengan hasil luarannya berupa insidensi dan
prevalensi penyakit dalam masyarakat
-
Untuk memonitoring kecenderungan (trend)
perkembangan situasi kesehatan maupun penyakit dalam masyarakat.
C.
kegiatan
epidemiologi surveilans
untuk
mencapai masing-masing tujuan tersebut diatas maka dapatlah dikembangkan
berbagai bentuk kegiatan epidemiologi surveilans. Bentuk kegiatan tersebut
dapat bersifat rutin dan dapat pula bersifat kegaitan khusus. Bentuk kegiatan yang
bersifat rutin meliputi berbagai kegaiatan berikut ini :
a. laporan
rutin kasus penyakit tertentu, baik penyakit menular maupun penyakit tidak
menular, atau berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan secara umum
laopran ini dilakukan secara berkala dalam bentuk laporan mingguan, bulanan dan
laporan tahunan.
b. Pencatatan
dan pelaporan khusus kejadian tertentu dalam masyarakat yang biasanya terbatas
pada berbagai kejadian yang mungkin mempunyai dampak yang berat atau yang
mempunyai potensi yang mewabah.
c. Pelaksanaan
pencatatan dan pelaporan jenis penyakit yang wajib dilaporkan termasuk berbagai
penyakit menular tertentu, penyakit karantina serta berbagai penyakit yang
dianggap mempunyai potensi mewabah atau penyakit yang jarang dijumpai dalam
masyarakat. Dan lain-lain
Pada
umumnya pelaksanaan yang bersifat surveilans yang bersifat rutin ini dilakukan
secara terprogram melalui pusat-pusat kesehatan tertentu pada tingkaat
tertentu. Selain itu, dikenal pula pelaksanaan epidemiologi surveilans yang
bersifat kegiatan khusus dan dilakukan pada batas waktu tertentu atau secara
periodik dengan selang waktu tertentu.
a. Pelaksanaan
survei berkala untuk berbagai hal tertentu seperti status kesehatan masyarakat
melalui survei kesehatan rumah tangga, berbagai jenis survei seroepidemiologis
penyaki tertentu dalam masyarakat tertentu.
b. Pengamatan
khusus terhadap kejadian luar biasa atau wabah serta penelitian aktif penyakit
tertentu.
c. Pengamatan
khusus oleh dokter praktek swasta pengamatan di klinik-klinik swasta dan lain-lain.
D.
Komponen
surveilans
Epidemiologi
surveilans dalam pelaksanaan kegiatannnya secara tertentu dan terencana
melakukan berbagai komponen utama surveilans :
a. Pengumpulan
atau pencatatan kejadian yang dapat dipercaya.
b. Pengelolaan
data untuk dapat memberikan keterangan yang berarti
c. Analisis
dan interprestasi data untuk keperluan kegiatan
d. Penyebarluasan
data keterangan termasuk umpan balik.
Untuk
dapat melaksanakan sistem epidemiologi surveilans dengan baik diperlukan kerja
sama dengan berbagai pihak. Selain itu diperlukan unsur pendukung pelaksanaan
surveilans antara lain laboratorium untuk diagnosa pasti, sistim pelaporan
aktif dan teratur, berbagai tenaga ahli untuk keperluan diagnosis, analisis dan
intertrestasi data serta tenaga perencanaan dan evaluator.
Dalam
pelaksanaan program epidemiologi surveilans, dialami berbagai kendala dan
keterbatasan.
a. Untuk
melaksanakan berbagai kegiatan suatu sistem surveilans, dibutuhkan sejumlah
tenaga khusus dengan kegiatan yang cukup intensif.
b. Untuk
mendapatkan hasil analisis dibutuhkan waktu untuk tabulasi dan analisis data
c. Masih
terbatasnya indikator kunci untuk berbagai nilai-nilai tertentu dari hasil
analisis tertentu sehingga sering kali mengalami kesulitan dalam membuat
kesimpulan hasil analisis.
E.
Langkah-langkah
mengembangkan surveilans
Dalam
usaha mengembangkan suatu sistem epidemiologi surveilans harus dikembangkan
langkah berikut ini :
a. Kepentingan
keseahtan masyarakat
dalam hal ini selain melihat situasi penyakit
yang mungkin sedang dirasakan oleh masyarakat, juga harus memperhatikan
penyakit-penyakit yang mempunyai potensi untuk timbul dan akan merupakan
masalah yang berat dalam masyarakat. Untuk menentukan suatu peristiwa kesehatan
yang perlu mengalami surveilans, dapat dianalisis berdasarkan beberapa hal
berikut ini :
1. Jumlah
kasus yang ada
2. Berat
ringannya akibat penyakit
3. Angka
penurunan produktivitas atau angka lamanya perawatan
4. Angka
kematian umur muda
5. Besarnya
biaya perawatan dan pengobatan
6. Kemungkinannya untuk dapat dicegah dalam
berbagai tingkatan pencegahan.
Langkah-langkah,
surveilans epidemiologi berbasis masyarakat terkadang di lapangan banyak
variasi pelaksanaanya namun secara garis besar langkah-langkah pokok yang perlu
di tempuh adalah dengan melakukan persiapan internal dan eksternal. Secara
rinci sebagai berikut :
1.
Persiapan
internal
Hal-hal
yang perlu disiapkan meliputi seluruh sumber daya termasuk petugas kesehatan,
pedoman/petunjuk teknis, sarana dan prasarana pendukung dan biaya pelaksanaan.
a. Petugas
surveilans
Untuk kelancaran
kegiatan surveilans di desa siaga sangat dibutuhkan tenaga kesehatan yang
mengerti dan memahami kegiatan surveilans. Petugas seyogianya disiapkan dari
kabupaten/kota tingkat puskesmas sampai di tingkat desa/kelurahan untuk
menyamakan persepsi dan tingkat pemahaman tentang surveilans sangat diperlukan
surveilans bagi petugas.
Untuk keperluan respon
cepat terhadap kemungkinan ancaman adanya KLB, disetiap unit pelaksana (
puskesmas ), kabupaten dan provinsi perlu dibentuk tim gerak cepat atau ( TGC )
KLB. Tim ini bertanggung jawab merespon secara cepat dan tepat terhadap adanya
ancaman KLB yang dilaporkan oleh masyarakat.
b. Pedoman
atau petunjuk teknis
Sebagai panduan petugas
kesehatan sangat perlu dibekali buku-buku pedoman atau petunjuk teknis
surveilans
c. Sarana
dan prasarana
Dukungan sarana dan
prasarana sangat deperlukan untuk kegaitan surveilans seperti kendaraan
bermotor, pelindung diri ( APD ) surveilans KIT dan lain sebagainya.
d. Biaya
Sangat diperlukan untuk
kelancaran surveilans. Biaya diperlukan untuk memberikan transpor petugas
lapangan, menyediakan alat tulis untuk keperluan analisis data, serta dianggap
perlu untuk insentif bagi kader surveilans.
2.
Persiapan
eksternal
Tujuan
langkah ini untuk mempersiapkan masyarakat terutama tokoh masyarakat agar tahu
dan mampu mendukung pengembangan kegiatan surveilans berbasis masyarakat.
Pendekatan pada tokoh masyarakat di harapkan agar mereka memahami dan mendukung
dalam membentuk opini publik untuk menciptakan iklim yang kondisif bagi
kegiatan surveilans di desa siaga.
Dukungan diharapkan dapat berupa moral, finansial dan material , seperti
kesepakatan masyarakat untuk kegiatan surveilans.
Langkah
ini termasuk advokasi kepada para penentu kebijakan, agar mereka mau memberikan
dukungan. Jika di desa tersebut terdapat kelompok-kelompok sosial seperti
karantaruna, pramuka, dan LSM dapat diajak untuk menjadi kader bagi kegiatan
surveilans di desa tersebut.
a. Survei
mawas diri atau telah mawas diri bertujuan agar masyarakat dengan bimbingan
petugas mampu mengidentifikasi penyakit dan masalah kesehatan yang menjadi
problem didesanya. SMD ini harus dilakukan oleh masyarakat setempat dengan
bimbingan petugas kesehatan melalui SMD ini diharapkan masyarakat sadar akan
adanya masalah kesehatan dan ancaman penyakit yang dihadapi di desanya dan
dapat membangkitkan niat dan tekad untuk mencari solusinya berdasarkan
kesepakatan dan potensi yang dimiliki. Informasi tentang situasi penyakit dan ancaman penyakit serta permasalahan
kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD merupakan informasi untuk memilih jenis
surveilans penyakit dan faktor risiko yang diselenggarakan di desa tersebut.
b. Pembentukan
kelompok kerja surveilans tingkat desa
kelompok kerja
surveilans desa bertugas melaksanakan pengamtan dan pemantauan setiap saat
secara terus menerus terhadap situasi penyakit di masyarakat dan kemungkinan
adanya KLB penyakit, untuk kemudian melaporkannya kepada petugas kesehatan di
poskesdes. Anggota tim surveilans desa dapat berasal dari kader posyandu, juru
pemantau jentik ( jumantik ) desa, karantaruna, pramuka, kelompok pengajian,
kelompok peminat keseniaan dan lain-lain. Kelompok ini dapat dibentuk melalui
musyawarah masyarakat desa.
c. Membuat
perencanaan kegiatan surveilans
Setelah kelompok kerja
surveilans terbentuk, maka tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan
kegiatan meliputi :
1. Rencana
pelatihan kelompok kerja surveilans oleh petugas kesehatan
2. Penentuan
jenis surveilans penyakit yang faktor risikonya di pantau
3. Lokasi
pengamatan dan pemantauan
4. Prekuensi
pemantauan
5. Pembagian
tugas/penetapan penanggung jawab lokasi pemantauan
6. Waktu
pemantauan
7. Rencana
sosialisasi kepada warga masyarakat
8. Dan lain-lain
F.
Kegunaan
surveilans epidemiologi
Pada
awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya pemberantasan
penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan pada setiap
upaya kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular, maupun terhadap upaya kesehatan lainnya. Untuk mengukur kinerja upaya
pelayanan pengobatan juga membutuhkan dukungan surveilans. Pada umumnya
surveilans epidemiologi menghasilkan informasi epidemiologi yang akan
dimanfaatkan dalam :
1. Merumuskan
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauwan dan evaluasi program
pemberantasan penyakit serta program peningkatan derajat kesehatan masyarakat
baik pada upaya pemberantasan penyakit menular, penyakit tidak menular,
kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan dan program kesehatan lainnya.
2. Melaksanakan
sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan keracunan serta
bencana
3. Merencanakan
study epidemiologi, penelitiaan dan pengembangan program surveilans
epidemiologi juga dimanfaatkan di rumah sakit,
misalnya surveilans epidemiologi infeksi norokomial, perencanaan di
rumah sakit dan lain sebagainya.
Untuk
mencapai tujuan tersebut maka kegiatan surveilans epidemiologi dapat diarahkan
pada tujuan-tujaun yang lebih khusus antara lain :
a. Untuk
menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai risiko terbesar untuk
terserang penyakit baik berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan
lain-lain.
b. Untuk
menetukan jenis dan agent ( penyakit ) penyakit dan karakteristiknya.
c. Untuk
menetukan reservoir dan infeksi
d. Untuk
memastikan keadaan-keadaan yang menyebabkan bisa berlangsungnya tranmisi
penyakit
e. Untuk
mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan
f. Memastikan
sifat dasar dari wabah tersebut, sumber dan cara penularannya, distribusinya,
dan lain sebagainya.
G.
Tahap
pelaksanaan
1. Pelaksanaan
surveilans di tingkat desa
a. Pelaksanaan
surveilans oleh kelompok kerja
Surveilans desa
Surveilans penyakit di
tingkat desa dilaksanakan oleh kelompok kerja surveilans dengan melakukan
pemantauan situasi penyakit. Kesehatan masyarakat desa dan kemungkinan ancaman
terjadinya KLB secara terus-menerus. Pemantauan tidak hanya sebatas penyakit
tetapi juga dilakukan terhadap faktor risiko muncul suatu penyakit. Pemantauan
suatau penyakit di suatu desa mungkin berbeda jenisnya dengan pemantauan dan
pengamatan di desa lain. Hal ini hanya tergantung dari kondisi penyakit yang
sering terjadi dan menjadi ancaman di masing-masing desa. Hasil pengamatan dan
pemantauan dilaporkan secara berkala sesuai kesepakatan ( perminggu/perbulan
bahkan setiap saat ) ke petugas di poskesdes. Informasi yang disampaikan berupa
informasi :
1. Nama
penderita
2. Penyakit
yang dialami/gejala
3. Alamat
tinggal
4. Umur
5. Jenis
kelamin
6. Kondisi
lingkungan tempat penderita dan lain-lain
b. Pelaksanaan
surveilans oleh petugas surveilans poskesdes
Kegiatan surveilans di
tingkat desa tidak lepas dari keaktivan petugas kesehatan. Surveilans
poskesdes, kegiatan surveilans yang dilakukan oleh petugas kesehatan di
poskesdes adalah :
1. Melakukan
pengumpulan data penyakit dari hasil kunjungan pasien dan dari laporan warga
masyarakat
2. Membuat
pemantauan wilayah ( PWS ) dengan menggunakan data laopran tersebut diatas
dalam bentuk data mingguan. Melalui PWS akan terlihat kecenderungan peningkatan
suatu penyakit. PWS di buat untuk jenis penyakit potensial KLB seperti : DBD,
campak, diare, malaria, dan lain-lain serta jenis penyakit lain yang sering
terjadi di masyarakat setempat.
PWS merupakan bagian
dari sistem kewaspadaan dini KLB yang dilaksanakan oleh poskesdes sebaiknya
laporan masyarakat tidak di masukkan dalam data
w2 kaena dapat membingungkan, saat analisis laporan masyarakat dapat
dilakukan analisis terpisah.Setiap desa atau kelurahan memiliki beberapa
potensi KLB yang pelu diwaspadai dan di deteksi dini apabila terjadi sifat
waspada terhadap penyakit. Potensi KLB ini juga diikuti dengan sikap siaga oleh
tim propesional, logistik dan tata cara penanggulangannya, termasuk
administrasi, transpormasi dan komunikasi.
3. Menyampaikan
laporan data penyakit secara berkala ke puskesmas ( mingguan dan bulanan )
4. Membuat
penyebaran penyakit melalui peta ini akan diketahui lokasi penyebaran suatu
penyakit yang dapat menjadi fokus area intevensi
5. Memberikan
informasi dan rekomendasi secara berkala kepada kepala desa tentang situasi penyakit. Desa/kesehatan
warga desa atau pada saat pertemuan musyawarah masyarakat desa untuk
mendapatkan solusi pemasalahan terhadap upaya-upaya pencegahan penyakit.
6. Membeikan
respon cepat terhadap adanya KLB atau ancaman terjadinya KLB. Respon cepat
dapat berupa penyelidikan epidemiologi/investigasi bersama-sama tim gerak
puskesmas.
7. Bersama
masyarakat secara berkala dan berjadwal melakukan upaya-upaya pencegahan
dan penanggulangan penyakit.
2. Pelaksanaan
surveilans di tingkat puskesmas
Kegiatan surveilans di
tingkat puskesmas dilaksanakan oleh petugas surveilans puskesmas dengan
serangkaian kegiatan berupa pengumpulan data, pengolahan analisis dan
interprestasi data penyakit, yang dikumpulkan dari setiap desa siaga. Petugas
surveilans di puskesmas :
1. Membangun
sistem kewaspadaan dini penyakit, diantaranya melakukan Pemantauan wilayah
setempat dengan menggunakan data w2 ( laporan mingguan ) melalui PWS ini
diharapkan akan terlihat bagaimana perkembangan kasus penyakit setiap saat
2. Membuat
peta daerah rawan penyakit melalui peta ini akan terlihat daerah-daerah yang
mempunyai risiko terhadap muncul dan pekembangannya suatu penyakit sehingga
secara tajam interprestasi program diarahkan ke lokasi yang beresiko
3. Membangun
kerja sama dengan program dan sektor yang terkait untuk memecahkan masalah
penyakit di wilayahnya.
4. Bersama
tim gerak cepat KLB puskesmas melakukan respon cepat jika terdapat laporan
KLB/ancaman KLB penyakit di wilayahnya.
5. Melakukan
pembinaan/asisten teknis kegiatan surveilans secara berkala kepada petugas di
poskesdes
6. Melaporkan
kegiatan surveilans ke dinas kesehatan kabupaten/kota secara bekala (
mingguan/bulanan/tahunan )
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
epidemiologi
surveilans merupakan kegiatan pengamatan secara teratur dan terus menerus
terhadap semua aspek kejadian penyakit dan kematian akibat penyakit tertentu,
baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk
kepentingan pencegahan dan penanggulangannya. Dengan demikian data surveilans
dapat dipakai baik untuk mentukan perioritas kegiatan kesehatan masyarakat
maupun untuk menilai efektifitas kegiatan.
B.
Saran
Pergunakan
epidemiologi surveilans dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan.
DAFTAR
PUSTAKA
Noor.Nasry.Nur. Epidemiologi. Jurusan Epidemilogi FKM
UNHAS. Makassar. Tanpa Tahun
http//www.surveilans
epidemiologi.com diakses tanggal 15 oktober 2011
0 komentar:
Posting Komentar