RSS

SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA




KEGIATAN EVALUASI SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Didaerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar  biasa (KLB) malaria.
Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakitmalaria masih tinggi di daerah tersebut.Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi di daerah tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal,spesies Plasmodium secara luas terdistribusi di Amerika.
Distribusi ini termasuk Amerika SerikatSelatan, Mississippi River Valley, dan Minnesota dan Michigan. Sekarang, parasit Plasmodium menyebabkan lebih dari 100 juta kasus malaria per tahun terutama didaerah tropis. Hasil yangdiperkirakan dari 1-2.000.000 kematian per tahun, banyak dari mereka adalah anak-anak.Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian malaria mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari vektor nyamuk dan prevalensi penyakit dalam suatu populasi merupakan factor utama yangmenentukan distribusi parasit Plasmodium. Daerah yang penuh dengan nyamuk, seperti rawa-rawa, telah lama memiliki hubungan dengan tingginya angka serangan malaria. Lingkunganyang mendukung seperti genangan air menyebabkan munculnya sarang nyamuk. Saat ini, yangmerupakan daerah endemik antara lain Karibia, Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah,Afrika, India, Australia, Asia Tenggara, dan Asia kepulauan Pasifik. Malaria juga terjadi secarasporadik di daerah non endemik, dalam banyak kasus berupa penyakit laten. Penyakit malariayang kambuh disebabkan oleh reaktivasi fase laten hipnozoit P vivax dan P ovale (Wilson,2001).
Dewasa ini upaya pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui, pemberantasan vektor  penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan dengan melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderita malaria atau pengobatan juga sangat perlu diberikan pada penderita malaria yang terbukti positif secara laboratorium. Dalam hal pemberantasan malariaselain dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan penyemprotan rumah danlingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga, untuk membunuh nyamuk dewasa upayalain juga dilakukan untuk memberantas larva nyamuk.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.                  Bagaimana epidemiologi penyakit malaria ?
2.                  Bagaimana analisis epidemiologi penyakit malaria ?
3.                  Bagaimana evaluasi sistem surveilans pada penyakit Malaria?
C.       TUJUAN PENULISAN
1.                  Untuk mengetahui epidemiologi penyakit malaria !
2.                  Untuk mengetahuai analisis epidemiologi penyakit malaria !
3.                  Untuk Mengetahui bagaimana evaluasi sistem pada Penyakit Malaria !












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.       EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit ( protozoa ) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal ( buruk ) dan Area ( udara ) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa – rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropic, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme ( Arlan prabowo 2004: 2 ).
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia, ( WHO. 1981 ).
·         Etiologi
Malaria disebabkan oleh parasit sporozoa plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk anopheles akan menggigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya adalah tengah malam sampai fajar.
Ada 4 jenis penyebab penyakit malaria yaitu sebagai berikut :
1.      Plasmodium palsifarum,yang menyebabkan malaria tropika yang dapat  menimbulkan malaria otak dengan akibat penderita menjadi gila atau meninggal dunia bila tidak segera diobati,demam terjadi selam 24 jam.
2.      Plasmodium vivax, yang menyebabkan malaria tertiana,demam timbul teratur tiap 48 jam sekali,siang atau sore.
3.       Plasmodiu malriae,yang menyebabkan malria quartana,demam muncul setiap hari ke empat atau 72 jam sekali.
4.      Plasmodium ovale, yanga menyebabkan malaria ovale.yang kesemuanya bisa menginfeksi manusia dan menyebabkan malaria.
P. falciparum merupakan penyebab infeksi terbanyak dan paling berbahaya.  Siklus hidup parasit malaria berawal ketika seekor nyamuk betina menggigit penderita malaria. Nyamuk mengisap darah yang mengandung parasit malaria, yang selanjutnya akan berpindah ke dalam kelenjar liur nyamuk.  Jika nyamuk ini kembali menggigit manusia, maka parasit akan ditularkan melalui air liurnya. Di dalam tubuh manusia, parasit masuk ke dalam hati dan berkembangbiak disana.
Pematangan parasit berlangsung selama 2-4 minggu, setelah itu mereka akan meninggalkan hati dan menyusup ke dalam sel darah merah.
Parasit berkembangbiak di dalam sel darah merah dan pada akhirnya menyebabkan sel yang terinfeksi ini pecah. 
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mungkin akan tetap berada di dalam sel-sel hati dan secara periodik akan melepaskan parasit yang matang ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan serangan dari gejala-gejala malaria.
Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae akan keluar dari hati. Jika infeksi tidak diobati atau diobati tidak sampai tuntas, maka bentuk Plasmodium falciparum dewasa akan tetap berada di dalam darah selama berbulan-bulan dan Plasmodium malariae dewasa tetap berada di dalam darah selama bertahun-tahun, menyebabkan serangan gejala malaria yang berulang-ulang.
·         Tanda Dan Gejala
-       demam, menggigil berkala disertai sakit kepala
-       pucat, tidak ada napsu makan,mual,muntah
-       badan terasa lemah
-       limfe membengkak pada penderita malaria berat :
a.    diare
b.    kejang-kejang
c.    gangguan kesadaran sampai koma
·         Sumber-Sumber Infeksi
Malaria adalah suatu infeksi sel darah merah oleh protozoa parasit golongan plasmodium dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles. Sumber – sumber infeksi  malaria disebarkan melalui:

ü  Gigitan nyamuk betina Anopheles
ü  ransfusi darah yang terkontaminasi
ü  Suntikan dengan jarum yang sebelumnya telah digunakan oleh penderita malaria.
Setelah digunakan obat-obatan dan insektisida, malaria jarang ditemukan di AS dan negara berkembang lainnya, tetapi infeksi ini masih sering terjadi di negara-negara tropis. Pendatang dari daerah tropis atau pelancong yang baru kembali dari daerah tropis kadang membawa infeksi ini ke suatu negara atau ke negara asalnya dan kemungkinan menyebabkan wabah yang ringan.
·         Penanganan/Pencegahan
Pemahaman tentang kebiasaan dan perilaku nyamuk Anopheles betina sanat berguna dalam pencegahan penyakit. Tempat-tempat rawa dan lingkungan mikro yang tenang dapat mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Menghindarki tempat yang dipenuhi nyamuk danmembersihkan tempat perindukan dapat mengurangi kemungkinan gigitan nyamuk.Tindakan pencegahan untuk mengindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara:
ü  Tidur dengan kelambu, sebaiknya dengan kelambu impregnated (dicelup      peptisida: pemethrinatau deltamethrin)
ü  Menggunakan obat pembunuh nyamuk (mosquitoes repellents): gosok, spray,     asap, elektrik 
ü  Mencegah berada di alam bebas dimana nyamuk dapat menggigit atau harus memakai proteksi(baju lengan panjjang, kaos atau stocking). Nyamuk akan menggigit diantara jam 18.00 ± 06.00.nyamuk jarang pada ketinggian di atas 2000 meter.
ü  Memproteksi tempat tinggal atau kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk






B.       ANALISIS EPIDEMIOLOGI
Adapun analisis epidemiologi dari penyakit malaria dilihat dari variabel-variabel orang (person), waktu (time), dan tempat (place) adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi penyakit malaria  Menurut Gol. Umur
                  di Puskesmas Cempae Tahun 2011
Umur
Jumlah
N
%
0-4 tahun
2
1,91%
5-10 tahun
7
6,67%
11-15 tahun
11
10,48%
16-20 tahun
4
3,81%
21-25 tahun
10
9,52%
26-30 tahun
18
17,14%
31-35 tahun
27
25,71%
36-40 tahun
13
12,38%
41-45 tahun
4
3,81%
46-50 tahun
3
2,86%
>51 tahun
5
4,76%
Total
105
100%
Sumber : data primer
Berdasarkan distribusi kejadian penyakit malaria pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah kejadian malaria paling banyak adalah umur 31-35 sebanyak 27 orang dengan persentase 25,71%.dan kejadian penyakit malaria paling sedikit adalah umur 0-4 tahun yaitu sebanyak 2 orang dengan persentase 1,91%.
Waktu
Jumlah
N
%
Januari
31
29,52%
Februari
8
7,62%
Maret
8
7,62%
April
5
4,76%
Mei
8
7,62%
Juni
5
4,76%
Juli
11
10,48%
Agustus
10
9,52%
September
4
3,81%
Oktober
3
2,86%
November
4
3,81%
Desember
8
7,62%
Total
105
100

Tabel 2. Distribusi penyakit malaria  Menurut waktu di Puskesmas Cempae tahun 2011
Sumber : data primer
Berdasarkan distribusi kejadian penyakit malaria jika ditinjau dari segi waktu (time)  pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah kejadian malaria paling banyak adalah pada bulan januari sebanyak 31 orang dengan persentase 29,52%.dan kejadian penyakit malaria paling sedikit adalah pada bulan oktober yaitu sebanyak 3 orang dengan persentase 2,86%.




Tabel 3. Distribusi penyakit malaria  Menurut tempat di Puskesmas Cempae tahun 2011
TEMPAT TINGGAL MENURUT KELURAHAN
JUMLAH
N
%
WATANG SOREANG
45
42,86
BUKIT INDAH
15
14,28
BUKIT HARAPAN
45
42,86
TOTAL
105
100
Sumber :data primer
Berdasarkan distribusi kejadian penyakit malaria jika ditinjau dari segi tempat (place)  pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah kejadian malaria paling banyak adalah daerah bukit harapan dan watang soreang adalah masing-masing sebanyak 45 orang dengan persentase 42,86%.dan kejadian penyakit malaria paling sedikit adalah daerah bukit indah sebanyak 15 orang dengan persentase 14,28%.








                      BAB III
                       PEMBAHASAN















A.    EVALUASI SISTEM SURVEILANS
1.    Kepentingan kesmas
Berdasarkan laporan bulanan puskesmas  ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Laut, pada tahun 2007 penderita malaria klinis yang berobat sebanyak 1.279 orang.  Angka kesakitan malaria (Annual Malariae Incident) pada tahun 2007  sebesar 5.08 /00 ( pada tahun 2006 sebesar 3,29/00). Pada tahun 2007 angka kesakitan malaria diatas sebesar  5/00 penduduk. Sehingga perlu upaya pemberantasaan penyakit malaria secara intensif. Pada tahun 2007 angka Atacck Rate Malaria sebesar 2.57 %, sedangkan, jumlah kematian sebanyak 2 orang sehingga angka CFR sebesar 6.25%. 
Penderita malaria klinis yang berobat dan dinyatakan positif sesuai hasil pemeriksaan sampel darah  malaria  pada tahun 2007 sebanyak 153 orang ( 12 % ) dari 1.279 penderita klinis. 
Pengamatan dan pengawasan pemakaian zat tertentu seperti insektisida, vaksin, danobat-obat yang bersifat keras. Pencatatan dan pelaporan peristiwa vital yang meliputi kelahiran, perkawinan, perceraian, dan kematian.Sedangkan bentuk kegiatan yang bersifat khusus dan dilakukan pada batas waktu tertentu atau dengan selang waktu tertentu, antara lain :
§  Pelaksanaan survei berkala untuk berbagai hal tertentu. 
§   Pengamatan khusus terhadap kejadian luar biasa atau wabah serta penelitian       aktif  penyakit tertentu.
§  Pengamatan khusus oleh dokter praktik swasta atau di klinik-klinik swasta.
2.    Sistem yang di evaluasi
a.    Defenisi kasus pada penyakit malaria
a.    kasus Rekrudesensi
Rekrudesensi adalah berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah berakhirnya serangan primer.
b.    Kasus Relaps
Relaps dinyatakan sebagai berulangnya gejala klinik setelah periodeyang lama dari masa laten, sampai 5 tahun.Selanjutnya, gejala kliniknya dikenal sebagai trias malariayang terdiri dari demam, anemia (kurang darah) dan splenomegali(Pembengkakan Limpa). Demam khas pada malaria adalah menggigil selama 15-60 menit karena pecahnya skizon eritrosit, laludemam selama 2-6 jam kemudian berkeringat selama 2-4 jam.Keringat yang dihasilkan dapat sangat banyak hingga membasahitempat tidur. Setelah berkeringat biasanya penderita justru akanmerasa lebih baik tapi lemas. Gejala ini terus berulang denganperiode tertentu sesuai dengan jenis plasmodiumnya
b.    Flow chart sistem























SEHAT
HOST
AGENT
ENVIROMENT
UMUR
JENIS KELAMIN
FAKTOR PERILAKU
kebiasaanMenggantung  pakaianpakaian
LINGKUNGANLUAR RUMAH:
1.suhu
2.genangan      air







LINGKUNGANDALAMRUMAH:
1.pakaian tergantung
2.kebersihan

GIGITAN NYAMUK ANOPHELES YANG MENGANDUNG PLASMODIUM
Nyamuk Malaria
 























PEMBERANTASAN:
1.insektisida
2.predator
3.pengelolaan habitat
    Parasit memasuki                 parasit dalam sel darah merah 
   seldarah merah baru
                                                                             obat anti malaria

parasit dlm tubuh pndrta

sel darahmerah pecah,

PENDERITA
1. MATI
2.SEBAGAI CARIER
3.SEMBUH TOTAL
parasit pecah
c.    Pelaksanaan sistem
pelaksanaan sistem surveilans (WHO,1999) adalah sebagai berikut:
a.     Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan komponen yang sangat penting karena kualitas informasi yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas data yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan harus jelas, tepat dan ada hubungannya dengan penyakit yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan surveilans yang baik pengumpulan data harus dilaksanakan secara teratur dan terus-menerus.
Tujuan pengumpulan data:
1).   Menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko terbesar terkena penyakit seperti jenis kelamin, umur, suku,  pekerjaan dan lain-lain.
2).   Menentukan jenis agent atau penyebab penyakit dan karakteristiknya.
3).   Menentukan  reservoir infeksinya
4).   Memastikan keadaan yang menyebabkan kelangsungan transmisi penyakit.
5. Mencatat kejadian penyakit, terutama pada kejadian luar biasa.
b.      Pengolahan, analisa dan interpretasi data
Data yang terkumpul segera diolah, dianalisa dan sekaligus diinterpretasikan berdasarkan waktu, tempat dan orang, kemudian disajikan dalam bentuk teks, tabel, spot map dan lain-lain agar bisa menjawab masalah-masalah yang ada, sehingga segera dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data, dibuat tanggapan dan saran-saran dalam menentukan tindakan pemecahan masalah yang ada.
c.      Penyebarluasan Informasi dan umpan balik.
Hasil analisa dan interpretasi data selain terutama dipakai sendiri oleh unit kesehatan setempat untuk keperluan penentuan tindak lanjut, juga untuk disebarkluaskan dengan jalan dilaporkan kepada atasan sehagai infomasi lebih lanjut, dikirimkan sebagai umpan balik (feed back) kepada unit kesehatan pemberi laporan.
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-sumber data (pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah diolah, merupakan suatu tindakan yang penting, selain tindakan follow up.
3.    Tingkat kegunaannya
(1)  Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa, epidemi dan untuk memastikan tindakan pengendalian secara berhasil guna yang dapat dilaksanakan.
(2)   Memantau pelaksanaan dan daya guna program pengendalian   khusus dengan memperbandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah pelaksanaan program pemberantasan malaria
(3)  Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas sasaran program pada tahap perencanaan program pemberantasan malaria
(4)   Mengidentifikasi kelompok resiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat tinggal dimana kejadian penyakit malaria sering terjadi dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu, menambah pemahaman mengenai vektor penyakit, reservoir binatang dan cara serta dinamika penularan penyakit malaria
4.      evaluasi sistem menurut sifatnya
a.              Kesederhanaan (Simplicity)
Dalam pemantauan dan penanggulangan penyakit malaria, tidak banyak yang terlibat untuk cepat dalam penanggulangan. Dinas Kesehatan akan langsung melakukan aksi dan rekomendasi kepada Puskesmas untuk tindakan pencegahan penyebaran penyakit malaria. Data tidak hanya terhenti di Dinas Kesehatan KKR, namun diteruskan kembali kepada Dinas Kesehatan setempat.
b.             Fleksibilitas (Flexibility).
 Kelengakapan data yang dimiliki oleh Puskesmas meliputi data wilayah, data demografi, data ABJ. Ketersediaan data ini akan memudahkan petugas melakukan penyelidikan epidemiologi.

c.              Dapat diterima (Acceptability)
Peran masyarakat dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan surveilans sudah sangat membantu. Namun disayangkan mantri dan klinik swasta belum mau ikut terlibat dalam surveilans, mungkin dikarenakan merasa terbebani jika harus melakukan pelaporan setiap kali menemukan tersangka malaria. Peran masyarakat dalam pemantauan jentik masih belum baik dan masih harus dilakukan oleh kader, belum ada kesadaran dari masyarakat kecuali melaporkan adanya kejadian demam tinggi yang tidak turun-turun.
d.             Sensitivitas (Sensitivity).
Pelaporan kasus DHF dilakukan setelah melakukan uji DHF di rumah sakit, sehingga kasus yang dilaporkan benar-benar kasus DHF dan bukan kasus penyakit yang mirip seperti Thypoid atau Chikungunya.
e.              Nilai Prediktif Positif (Positive predictive value)
Kelengakapan data ABJ, jumlah penderita positif, kejadian tahun-tahun sebelumnya, dan daerah kejadian dapat dijadikan prediksi apakah akan terjadi KLB atau tidak.
f.               Representatif (Representative).
Beberapa tahun yang lalu pembuatan grafik dan sebaran kasus rutin dibuat. Namun karena kendala tenaga dimana petugas surveilans juga merangkap sebagai tenaga pelayan kesehatan, maka sudah beberapa tahun ini tidak lagi
dibuat grafik dan sebaran kasus. Rekomendasi yang bisa diberikan adalah disediakannya program computer yang mampu membuat grafik dan sebaran wilayah serta kemungkinan akan adanya kasus berdasarkan cuaca dan ABJ setiap desa. Dengan demikian petugas tidak terlambat melakukan pelaporan dan analisa. Atau akan lebih baik jika ada petugas surveilans tersendiri yang terpisah dari pelayanan kesehatan.
g.              Tepat Waktu.
Karena pelaporan sekarang menggunakan jasa layanan SMS, maka pelaporan ke Dinas Kesehatan KKR dapat dengan segera dilakukan. Namun akan sangat baik jika dibuat jejaring online dimana semua dapat mengakses profil surveilans epidemiologi yang berjalan
B.     Pembinaan dan evaluasi
1.      Pembinaan
Pembinaan dilakukan secara berjenjang yang bertujuan agar pelaksanaan kegiatan surveilans disetiap jenjang administrasi kesehatan berjalan dengan baik dan berkesinambungan.
Pembinaan-pembinaan meliputi :
a.       Tata cara penulisan, pengolahan dan analisis data serta pelaporan suatu penyakit.
b.      Menyusun laporan penyakit baik laporan bulanan maupun laporan tahunan.
c.       Pembentukan jejaringan surveilans penyakit malaria
d.      Bagaimana penyebarluasan informasi mengenai surveilans suatu penyakit
2.      Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam menilai keberhasilan suatu pelaksanaan surveilans khususnya penyakit malaria. Karena dengan adanya evaluasi kita mengetahui apakah program berjalan dengan baik atau tidak.














BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.       Penyebab terjadinya penyakit malaria dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: faktor host, agent dan enveroment
2.       Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium. ada 4 jenis plasmodium penyebab penyakitmalaria yaitu Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodiummalariae, dan Plasmodium ovale.
3.       Dalam menganalisi epidemiologi suatu penyakit di butuhkan variabel-variabel diantaranya variabel orang (person), waktu (time) dantempat (kapan) untuk mengetahui siapa yang terkena suatu penyakit seperti : penyakit malaria, kapan terjadi penyakit malaria dan dimana kejadiannya.
B.     REKOMENDASI
Dari hasil analisis data dijadikan sendiri oleh puskesmas seabagai intervensi dan rekomendasi kepada sektor terkait.
§  Perlu adanya tindakan penyemprotan dalam membasmi jentik nyamuk.
§  Pemberian bubuk abate.









DAFTAR PUSTAKA

http://medicastore.com. html Penyakit Malaria. Akses 30 desember 2011

http://arviant.web.ugm.ac.id.pdf. Surveilens Epidemiologi. Akses 31 desember 2011.
http://www.adypadoe.com/pdf/html. evaluasi sistem surveilans Penyakit Malaria. Akses 2 januari 2011.
http://turunberatbadan.com/1853/malaria/ epidemiologi Penyakit malaria Akses 10 januari 2011.
http://www.scribd.com.a Surveilens Malaria. Akses 5 januari 2012.









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar