KEGIATAN EVALUASI SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
MALARIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Penyakit malaria
di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.Angka
kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian
timur. Didaerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari
daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih
sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria.
Oleh karena
kejadian luar biasa ini menyebabkan insiden rate penyakitmalaria masih tinggi
di daerah tersebut.Malaria merupakan penyakit global yang paling sering terjadi
di daerah tropis, tetapi penularannya juga dapat terjadi didaerah beriklim
sedang. Pada abad ke-19 dan ke-20 awal,spesies Plasmodium secara luas
terdistribusi di Amerika.
Distribusi
ini termasuk Amerika SerikatSelatan,
Mississippi River Valley, dan Minnesota dan Michigan. Sekarang, parasit
Plasmodium menyebabkan lebih dari 100 juta kasus malaria per tahun terutama
didaerah tropis. Hasil yangdiperkirakan dari 1-2.000.000 kematian per tahun,
banyak dari mereka adalah anak-anak.Bahkan, lebih besar dari 90% kejadian
malaria mengancam jiwa anak-anak. Distribusi dari vektor nyamuk dan prevalensi
penyakit dalam suatu populasi merupakan factor utama yangmenentukan distribusi
parasit Plasmodium. Daerah yang penuh dengan nyamuk, seperti rawa-rawa, telah
lama memiliki hubungan dengan tingginya angka serangan malaria. Lingkunganyang
mendukung seperti genangan air menyebabkan munculnya sarang nyamuk. Saat ini,
yangmerupakan daerah endemik antara lain Karibia, Amerika Selatan bagian utara,
Amerika Tengah,Afrika, India, Australia, Asia Tenggara, dan Asia kepulauan
Pasifik. Malaria juga terjadi secarasporadik di daerah non endemik, dalam
banyak kasus berupa penyakit laten. Penyakit malariayang kambuh disebabkan oleh
reaktivasi fase laten hipnozoit P vivax dan P ovale (Wilson,2001).
Dewasa ini upaya
pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui, pemberantasan
vektor penyebab malaria (nyamuk Anopheles) dan dilanjutkan dengan
melakukan pengobatan kepada mereka yang diduga menderita malaria atau
pengobatan juga sangat perlu diberikan pada penderita malaria yang
terbukti positif secara laboratorium. Dalam hal pemberantasan malariaselain
dengan pengobatan langsung juga sering dilakukan dengan jalan penyemprotan
rumah danlingkungan sekeliling rumah dengan racun serangga, untuk membunuh
nyamuk dewasa upayalain juga dilakukan untuk memberantas larva nyamuk.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
epidemiologi penyakit malaria ?
2.
Bagaimana analisis epidemiologi penyakit malaria ?
3.
Bagaimana evaluasi sistem surveilans pada penyakit Malaria?
C. TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk mengetahui epidemiologi penyakit malaria !
2.
Untuk mengetahuai analisis epidemiologi penyakit malaria !
3.
Untuk Mengetahui bagaimana evaluasi sistem pada
Penyakit Malaria !
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MALARIA
Malaria adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh parasit ( protozoa ) dari genus plasmodium, yang dapat
ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari dua
kata dari bahasa Italia, yaitu Mal ( buruk ) dan Area ( udara ) atau udara
buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa – rawa yang mengeluarkan bau
busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam
rawa, demam tropic, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (
Arlan prabowo 2004: 2 ).
Malaria adalah penyakit yang dapat
bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria /
protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang
ditularkan oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam, muka nampak pucat
dan pembesaran organ tubuh manusia, ( WHO. 1981 ).
·
Etiologi
Malaria
disebabkan oleh parasit sporozoa plasmodium yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles betina infektif. Sebagian besar nyamuk anopheles akan
menggigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak
gigitannya adalah tengah malam sampai fajar.
Ada 4 jenis penyebab penyakit malaria yaitu sebagai berikut
:
1. Plasmodium palsifarum,yang
menyebabkan malaria tropika yang dapat menimbulkan malaria otak dengan
akibat penderita menjadi gila atau meninggal dunia bila tidak segera
diobati,demam terjadi selam 24 jam.
2. Plasmodium vivax, yang menyebabkan
malaria tertiana,demam timbul teratur tiap 48 jam sekali,siang atau sore.
3. Plasmodiu malriae,yang menyebabkan malria
quartana,demam muncul setiap hari ke empat atau 72 jam sekali.
4. Plasmodium ovale, yanga menyebabkan
malaria ovale.yang kesemuanya bisa menginfeksi manusia dan
menyebabkan malaria.
P.
falciparum merupakan penyebab infeksi terbanyak dan paling berbahaya. Siklus hidup parasit malaria berawal ketika
seekor nyamuk betina menggigit penderita malaria. Nyamuk mengisap darah yang
mengandung parasit malaria, yang selanjutnya akan berpindah ke dalam kelenjar
liur nyamuk. Jika nyamuk ini kembali
menggigit manusia, maka parasit akan ditularkan melalui air liurnya. Di dalam
tubuh manusia, parasit masuk ke dalam hati dan berkembangbiak disana.
Pematangan
parasit berlangsung selama 2-4 minggu, setelah itu mereka akan meninggalkan
hati dan menyusup ke dalam sel darah merah.
Parasit berkembangbiak di dalam sel darah merah dan pada akhirnya menyebabkan sel yang terinfeksi ini pecah.
Parasit berkembangbiak di dalam sel darah merah dan pada akhirnya menyebabkan sel yang terinfeksi ini pecah.
Plasmodium
vivax dan Plasmodium ovale mungkin akan tetap
berada di dalam sel-sel hati dan secara periodik akan melepaskan parasit yang
matang ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan serangan dari gejala-gejala
malaria.
Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae akan keluar dari hati. Jika infeksi tidak diobati atau diobati tidak sampai tuntas, maka bentuk Plasmodium falciparum dewasa akan tetap berada di dalam darah selama berbulan-bulan dan Plasmodium malariae dewasa tetap berada di dalam darah selama bertahun-tahun, menyebabkan serangan gejala malaria yang berulang-ulang.
Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae akan keluar dari hati. Jika infeksi tidak diobati atau diobati tidak sampai tuntas, maka bentuk Plasmodium falciparum dewasa akan tetap berada di dalam darah selama berbulan-bulan dan Plasmodium malariae dewasa tetap berada di dalam darah selama bertahun-tahun, menyebabkan serangan gejala malaria yang berulang-ulang.
·
Tanda
Dan Gejala
- demam, menggigil berkala disertai
sakit kepala
- pucat, tidak ada napsu
makan,mual,muntah
- badan terasa lemah
- limfe membengkak pada penderita
malaria berat :
a. diare
b. kejang-kejang
c. gangguan kesadaran sampai koma
·
Sumber-Sumber
Infeksi
Malaria adalah suatu infeksi sel
darah merah oleh protozoa parasit golongan plasmodium dimana proses
penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles. Sumber – sumber infeksi malaria disebarkan melalui:
ü Gigitan nyamuk betina Anopheles
ü ransfusi darah yang terkontaminasi
ü Suntikan dengan jarum yang
sebelumnya telah digunakan oleh penderita malaria.
Setelah digunakan obat-obatan dan
insektisida, malaria jarang ditemukan di AS dan negara berkembang lainnya,
tetapi infeksi ini masih sering terjadi di negara-negara tropis. Pendatang dari
daerah tropis atau pelancong yang baru kembali dari daerah tropis kadang
membawa infeksi ini ke suatu negara atau ke negara asalnya dan kemungkinan
menyebabkan wabah yang ringan.
·
Penanganan/Pencegahan
Pemahaman tentang kebiasaan dan
perilaku nyamuk Anopheles betina sanat berguna dalam pencegahan penyakit.
Tempat-tempat rawa dan lingkungan mikro yang tenang dapat
mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Menghindarki tempat yang
dipenuhi nyamuk danmembersihkan tempat perindukan dapat mengurangi kemungkinan
gigitan nyamuk.Tindakan pencegahan untuk mengindarkan diri dari gigitan nyamuk
yaitu dengan cara:
ü Tidur dengan kelambu, sebaiknya
dengan kelambu impregnated (dicelup
peptisida: pemethrinatau deltamethrin)
ü Menggunakan obat pembunuh nyamuk
(mosquitoes repellents): gosok, spray,
asap, elektrik
ü Mencegah berada di alam bebas dimana
nyamuk dapat menggigit atau harus memakai proteksi(baju lengan panjjang, kaos
atau stocking). Nyamuk akan menggigit diantara jam 18.00 ± 06.00.nyamuk jarang
pada ketinggian di atas 2000 meter.
ü Memproteksi tempat tinggal atau
kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk
B.
ANALISIS EPIDEMIOLOGI
Adapun analisis epidemiologi dari
penyakit malaria dilihat dari variabel-variabel orang (person), waktu (time),
dan tempat (place) adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi penyakit malaria Menurut Gol. Umur
di
Puskesmas Cempae
Tahun
2011
Umur
|
Jumlah
|
|
N
|
%
|
|
0-4 tahun
|
2
|
1,91%
|
5-10 tahun
|
7
|
6,67%
|
11-15 tahun
|
11
|
10,48%
|
16-20 tahun
|
4
|
3,81%
|
21-25 tahun
|
10
|
9,52%
|
26-30 tahun
|
18
|
17,14%
|
31-35 tahun
|
27
|
25,71%
|
36-40 tahun
|
13
|
12,38%
|
41-45 tahun
|
4
|
3,81%
|
46-50 tahun
|
3
|
2,86%
|
>51 tahun
|
5
|
4,76%
|
Total
|
105
|
100%
|
Sumber
: data primer
Berdasarkan distribusi kejadian penyakit malaria pada
tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah kejadian malaria paling banyak adalah
umur 31-35 sebanyak 27 orang dengan persentase 25,71%.dan kejadian penyakit
malaria paling sedikit adalah umur 0-4 tahun yaitu sebanyak 2 orang dengan
persentase 1,91%.
Tabel 2. Distribusi penyakit malaria Menurut waktu di Puskesmas Cempae tahun 2011
Sumber
: data primer
Berdasarkan
distribusi kejadian penyakit malaria jika ditinjau dari segi waktu (time) pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah
kejadian malaria paling banyak adalah pada bulan januari sebanyak 31 orang
dengan persentase 29,52%.dan kejadian penyakit malaria paling sedikit adalah pada
bulan oktober yaitu sebanyak 3 orang dengan persentase 2,86%.
Tabel 3. Distribusi penyakit malaria Menurut tempat di Puskesmas Cempae tahun 2011
Sumber
:data primer
Berdasarkan
distribusi kejadian penyakit malaria jika ditinjau dari segi tempat
(place) pada tabel di atas menunjukkan
bahwa jumlah kejadian malaria paling banyak adalah daerah bukit harapan dan
watang soreang adalah masing-masing sebanyak 45 orang dengan persentase 42,86%.dan
kejadian penyakit malaria paling sedikit adalah daerah bukit indah sebanyak
15 orang dengan persentase 14,28%.
BAB III
PEMBAHASAN
|
A. EVALUASI SISTEM
SURVEILANS
1. Kepentingan
kesmas
Berdasarkan laporan bulanan puskesmas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Laut, pada tahun 2007 penderita malaria klinis yang berobat
sebanyak 1.279 orang. Angka kesakitan malaria (Annual Malariae Incident) pada tahun
2007 sebesar 5.08 /00 ( pada tahun 2006 sebesar 3,29/00). Pada tahun 2007
angka kesakitan malaria diatas sebesar 5/00 penduduk. Sehingga perlu
upaya pemberantasaan penyakit malaria secara intensif. Pada tahun 2007 angka
Atacck Rate Malaria sebesar 2.57 %, sedangkan, jumlah kematian sebanyak 2 orang
sehingga angka CFR sebesar 6.25%.
Penderita malaria klinis yang berobat dan dinyatakan positif sesuai hasil pemeriksaan sampel darah malaria pada tahun 2007 sebanyak 153 orang ( 12 % ) dari 1.279 penderita klinis. Pengamatan dan pengawasan pemakaian zat tertentu seperti insektisida, vaksin, danobat-obat yang bersifat keras. Pencatatan dan pelaporan peristiwa vital yang meliputi kelahiran, perkawinan, perceraian, dan kematian.Sedangkan bentuk kegiatan yang bersifat khusus dan dilakukan pada batas waktu tertentu atau dengan selang waktu tertentu, antara lain :
Penderita malaria klinis yang berobat dan dinyatakan positif sesuai hasil pemeriksaan sampel darah malaria pada tahun 2007 sebanyak 153 orang ( 12 % ) dari 1.279 penderita klinis. Pengamatan dan pengawasan pemakaian zat tertentu seperti insektisida, vaksin, danobat-obat yang bersifat keras. Pencatatan dan pelaporan peristiwa vital yang meliputi kelahiran, perkawinan, perceraian, dan kematian.Sedangkan bentuk kegiatan yang bersifat khusus dan dilakukan pada batas waktu tertentu atau dengan selang waktu tertentu, antara lain :
§
Pelaksanaan survei berkala untuk berbagai
hal tertentu.
§
Pengamatan khusus
terhadap kejadian luar biasa atau wabah serta penelitian aktif penyakit tertentu.
§
Pengamatan khusus
oleh dokter praktik swasta atau di klinik-klinik swasta.
2. Sistem yang di
evaluasi
a.
Defenisi kasus pada penyakit malaria
a.
kasus
Rekrudesensi
Rekrudesensi adalah berulangnya gejala klinik
dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah berakhirnya serangan
primer.
b.
Kasus
Relaps
Relaps dinyatakan sebagai berulangnya gejala klinik
setelah periodeyang lama dari masa laten, sampai 5 tahun.Selanjutnya,
gejala kliniknya dikenal sebagai trias malariayang terdiri dari demam,
anemia (kurang darah) dan splenomegali(Pembengkakan Limpa). Demam khas pada
malaria adalah menggigil selama 15-60 menit karena pecahnya skizon
eritrosit, laludemam selama 2-6 jam
kemudian berkeringat selama 2-4 jam.Keringat yang dihasilkan dapat
sangat banyak hingga membasahitempat tidur. Setelah berkeringat biasanya penderita
justru akanmerasa lebih baik tapi lemas. Gejala ini terus berulang
denganperiode tertentu sesuai dengan jenis plasmodiumnya
b.
Flow chart sistem
SEHAT
|
HOST
|
AGENT
|
ENVIROMENT
|
UMUR
|
JENIS KELAMIN
|
FAKTOR PERILAKU
kebiasaanMenggantung pakaianpakaian
|
LINGKUNGANLUAR
RUMAH:
1.suhu
2.genangan air
|
LINGKUNGANDALAMRUMAH:
1.pakaian
tergantung
2.kebersihan
|
GIGITAN NYAMUK ANOPHELES YANG MENGANDUNG PLASMODIUM
|
Nyamuk Malaria
|
PEMBERANTASAN:
1.insektisida
2.predator
3.pengelolaan
habitat
|
seldarah merah
baru
obat anti malaria
parasit dlm tubuh pndrta
sel darahmerah
pecah,
PENDERITA
1. MATI
2.SEBAGAI
CARIER
3.SEMBUH
TOTAL
|
c.
Pelaksanaan sistem
pelaksanaan sistem surveilans (WHO,1999) adalah sebagai
berikut:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data
merupakan komponen yang sangat penting karena kualitas informasi yang diperoleh
sangat ditentukan oleh kualitas data yang dikumpulkan. Data yang dikumpulkan
harus jelas, tepat dan ada hubungannya dengan penyakit yang bersangkutan. Oleh
karena itu untuk dapat menjalankan surveilans yang baik pengumpulan data harus
dilaksanakan secara teratur dan terus-menerus.
Tujuan pengumpulan data:
1). Menentukan kelompok atau golongan
populasi yang mempunyai resiko terbesar terkena penyakit seperti jenis kelamin,
umur, suku, pekerjaan dan
lain-lain.
2). Menentukan
jenis agent atau penyebab penyakit dan karakteristiknya.
4). Memastikan
keadaan yang menyebabkan kelangsungan transmisi penyakit.
5. Mencatat kejadian penyakit, terutama pada kejadian
luar biasa.
b. Pengolahan, analisa dan interpretasi
data
Data yang terkumpul segera diolah,
dianalisa dan sekaligus diinterpretasikan berdasarkan waktu, tempat dan orang,
kemudian disajikan dalam bentuk teks, tabel, spot map dan lain-lain agar
bisa menjawab masalah-masalah yang ada, sehingga segera dilakukan tindakan yang
cepat dan tepat.
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data, dibuat
tanggapan dan saran-saran dalam menentukan tindakan pemecahan masalah yang ada.
c. Penyebarluasan Informasi dan umpan balik.
Hasil analisa dan
interpretasi data selain terutama dipakai sendiri oleh unit kesehatan setempat
untuk keperluan penentuan tindak lanjut, juga untuk disebarkluaskan dengan
jalan dilaporkan kepada atasan sehagai infomasi lebih lanjut, dikirimkan
sebagai umpan balik (feed back) kepada unit kesehatan pemberi laporan.
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada
sumber-sumber data (pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan
kegunaannya setelah diolah, merupakan suatu tindakan yang penting, selain
tindakan follow up.
3.
Tingkat kegunaannya
(1)
Mengidentifikasi adanya kejadian
luar biasa, epidemi dan untuk memastikan tindakan pengendalian secara berhasil
guna yang dapat dilaksanakan.
(2)
Memantau
pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan memperbandingkan besarnya masalah sebelum dan
sesudah pelaksanaan program pemberantasan malaria
(3)
Membantu
menetapkan masalah kesehatan prioritas sasaran program pada tahap perencanaan
program pemberantasan malaria
(4)
Mengidentifikasi
kelompok resiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat tinggal dimana kejadian
penyakit malaria
sering terjadi dan variasi terjadinya dari waktu ke waktu, menambah pemahaman
mengenai vektor penyakit, reservoir binatang dan cara serta dinamika penularan
penyakit malaria
4. evaluasi sistem menurut sifatnya
a.
Kesederhanaan
(Simplicity)
Dalam pemantauan dan penanggulangan
penyakit malaria, tidak banyak yang
terlibat untuk cepat dalam penanggulangan. Dinas Kesehatan akan langsung
melakukan aksi dan rekomendasi kepada Puskesmas untuk tindakan pencegahan
penyebaran penyakit malaria.
Data tidak hanya terhenti di Dinas Kesehatan KKR, namun diteruskan kembali
kepada Dinas Kesehatan setempat.
b.
Fleksibilitas
(Flexibility).
Kelengakapan data yang
dimiliki oleh Puskesmas meliputi data wilayah, data demografi, data ABJ.
Ketersediaan data ini akan memudahkan petugas melakukan penyelidikan
epidemiologi.
c.
Dapat
diterima (Acceptability)
Peran masyarakat dan petugas
kesehatan dalam pelaksanaan surveilans sudah sangat membantu. Namun disayangkan
mantri dan klinik swasta belum mau ikut terlibat dalam surveilans, mungkin
dikarenakan merasa terbebani jika harus melakukan pelaporan setiap kali
menemukan tersangka malaria. Peran
masyarakat dalam pemantauan jentik masih belum baik dan masih harus dilakukan
oleh kader, belum ada kesadaran dari masyarakat kecuali melaporkan adanya
kejadian demam tinggi yang tidak turun-turun.
d.
Sensitivitas
(Sensitivity).
Pelaporan kasus DHF dilakukan
setelah melakukan uji DHF di rumah sakit, sehingga kasus yang dilaporkan
benar-benar kasus DHF dan bukan kasus penyakit yang mirip seperti Thypoid atau
Chikungunya.
e.
Nilai
Prediktif Positif (Positive predictive
value)
Kelengakapan data ABJ, jumlah
penderita positif, kejadian tahun-tahun sebelumnya, dan daerah kejadian dapat
dijadikan prediksi apakah akan terjadi KLB atau tidak.
f.
Representatif (Representative).
Beberapa tahun yang lalu pembuatan
grafik dan sebaran kasus rutin dibuat. Namun karena kendala tenaga dimana
petugas surveilans juga merangkap sebagai tenaga pelayan kesehatan, maka sudah
beberapa tahun ini tidak lagi
dibuat grafik dan sebaran kasus.
Rekomendasi yang bisa diberikan adalah disediakannya program computer yang
mampu membuat grafik dan sebaran wilayah serta kemungkinan akan adanya kasus
berdasarkan cuaca dan ABJ setiap desa. Dengan demikian petugas tidak terlambat
melakukan pelaporan dan analisa. Atau akan lebih baik jika ada petugas
surveilans tersendiri yang terpisah dari pelayanan kesehatan.
g.
Tepat Waktu.
Karena pelaporan sekarang
menggunakan jasa layanan SMS, maka pelaporan ke Dinas Kesehatan KKR dapat
dengan segera dilakukan. Namun akan sangat baik jika dibuat jejaring online
dimana semua dapat mengakses profil surveilans epidemiologi yang berjalan
B.
Pembinaan
dan evaluasi
1.
Pembinaan
Pembinaan dilakukan secara berjenjang yang bertujuan agar
pelaksanaan kegiatan surveilans disetiap jenjang administrasi kesehatan
berjalan dengan baik dan berkesinambungan.
Pembinaan-pembinaan meliputi :
a.
Tata
cara penulisan, pengolahan dan analisis data serta pelaporan suatu penyakit.
b.
Menyusun
laporan penyakit baik laporan bulanan maupun laporan tahunan.
c.
Pembentukan
jejaringan surveilans penyakit malaria
d.
Bagaimana
penyebarluasan informasi mengenai surveilans suatu penyakit
2.
Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam menilai keberhasilan suatu pelaksanaan
surveilans khususnya penyakit malaria. Karena dengan adanya evaluasi kita
mengetahui apakah program berjalan dengan baik atau tidak.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Penyebab terjadinya penyakit
malaria dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: faktor host, agent dan
enveroment
2. Penyebab
infeksi malaria ialah plasmodium. ada 4
jenis plasmodium penyebab penyakitmalaria
yaitu Plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan Plasmodium falciparum
yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodiummalariae, dan
Plasmodium ovale.
3. Dalam menganalisi epidemiologi
suatu penyakit di butuhkan variabel-variabel diantaranya variabel orang
(person), waktu (time) dantempat (kapan) untuk mengetahui siapa yang terkena suatu
penyakit seperti : penyakit malaria, kapan terjadi penyakit malaria dan dimana
kejadiannya.
B.
REKOMENDASI
Dari hasil
analisis data dijadikan sendiri oleh puskesmas seabagai intervensi dan
rekomendasi kepada sektor terkait.
§
Perlu adanya tindakan penyemprotan
dalam membasmi jentik nyamuk.
§
Pemberian bubuk abate.
DAFTAR PUSTAKA
http://medicastore.com.
html
Penyakit Malaria. Akses 30 desember 2011
http://www.adypadoe.com/pdf/html. evaluasi sistem surveilans Penyakit Malaria. Akses 2 januari 2011.
0 komentar:
Posting Komentar