ASKEP
IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI
TUGAS KIA/KB
ASKEP IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PAREPARE
TAHUN 2013
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang MAha Esa
kaena atas segala rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah KESEHATAN
IBU DAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA yang
berjudul “ibu hamil dengan hipertensi “
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, untuk itu kami sangat berharap kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu alaikum wr.wb
PAREPARE,
28 mei 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Daftar isi……………………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………
A.
Latar Belakang………………………………………………………………………
B.
Tujuan……………………………………………………………………………….
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………………
A.
Konsep Dasar
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Gejala Hipertensi Pada Ibu Hamil
4. Klasifikasi Hipertensi Dalam
Kehamilan
5. Patofisiologi
6. Penatalaksanaan
B.
Asuhan Keperawatan Pada ibu hamil
dengan Hipertensi
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang
diakibatkan dari aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat
sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Seseorang
dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan
berat badan, sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat
dan faktor keturunan adalah beberapa faktor penyebab munculnya masalah
hipertensi.
Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu
menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis
selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga,
hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus.
Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum
hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar
dibandingkan dengan wanita hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil.
Karena beberapa wanita hamil memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama
kehamilan karena beberapa faktor.
Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko
terbesar hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus
yang lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada
kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik baik ibu maupun bagi janin.
Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, dan
gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke-20,
sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein
melalui urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin,
preeclampsia bisa menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir
prematur.
Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi penyebab
terbesar nomer 2 pada kasus keguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang
ditimbulkan berupa sering pusing, penglihatan yang kabur dan sensitif terhadap
sinar, juga proteinuria (protein pada urin) pada pemeriksaan laboratorium.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari
hipertensi dalam kehamilan
2. Untuk mengetahui Klsifiksi
hipertensi dalam kehamilan
3. Untuk mengetahui gejala timbulnya
pada hipertensi dalam kehamilan
4. Untuk mengetahui penanganan
hipetrensi dalam kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP
DASAR
1. Pengertian
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi
sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.
(Obsteri Patologi, Univ. Padjajaran Bandung, 1984)
Hipertensi adalah kelainan yang tidak diketahui etiologinya yang terjadi dalam
kehamilan, dimanifestasikan dengan hipertensi, (tekanan sistolik 30 mmHg dan
atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai dasar) edema dan proteinura
(preeklamasia) yang dapat berlanjut pada kejang/koma (eklamsia). (Rencana
Perawatan Material Bayi, 2001)
2. Etiologi
Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui
sehingga disebut hipertensi esensial. Namun
demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi merupakan akibat sekunder prosespenyakit lainnya, seperti ginjal; defek adrenal; komplikasi terapi obat.
penyakithipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
2. Penyakit Ginjal
Penyakit
ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :
üGlomerulonefritis akut
dan kronik
üPlelenofritus akut dan kronik (Sinopsis
Obstruksi, 1989)
3. Gejala hipertensi pada ibu hamil :
· Sakit kepala
· Mudah lelah
· Mual, MuntaH
· Sesak napas
· Gelisah
·
Perdarahan dari hidung
·
Wajah kemerahan
·
Pandangan menjadi kabur sebab adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
4. Klasifikasi Hipertensi Dalam Kehamilan
5. PATOFISIOLOGI
Pada ibu hamil normal plasenta menghasilkan progesteron yang
bertambah hal ini menyebabkan ekresi natrium lebih banyak karena progesteron
berfungsi sebagai diuretik ringan.Kehilangan natrium menyebabakan penyempitan
dari vilume darah kompartemen vaskuler, pada kehamilan dengan pre eklamsi
menunjukan adanya peningkatan resistensi perifer dan vasokontriksi pada ruang
vaskuler,
bertanbahnya protein serum (albumin dan globulin ) yang
lolos dalam urine disebabkan oleh adanya lesi dalam glomerolus ginjal, sehimgga
terjadi oliguri karena menurunya aliran darah ke ginjal dan menurunya GFR
(glomerulus filtrat rate ) kenaikan berat badan dan oedema yang disebabka
penambahan cairan yang berlebiha dalam ruang intrestisial mungkin berhubungan
dengan adanya retensi air dan garam, terjadinya pergeseran cairan dari ruang
intravaskuler ke intertisialdiikuti oleh adanya kenaikan hematokrit,
peningkatan protei serum menambah oedem dan menyebabkan volume darah berkurang,
visikositas darah meningkat dan waktu peredaran darah teri menjadi lama.
6. PENATALAKSANAAN
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1.
Deteksi Prenatal Dini
Waktu
pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28
minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu
setiap minggu.
2.
Penatalaksanaan Di Rumah Sakit
Evaluasi
sistematik yang dilakukan mencakup :
üPemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari
untuk mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan,
nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat.
üBerat badan saat masuk
üAnalisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling
tidak setiap 2 hari
üPengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam
kecuali antara tengah malam dan pagi hari
üPengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit,
trombosit, dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh
keparahan hipertensi
üEvaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik
secara klinis maupun USG
üTerminasi kehamilan
Pada
hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap biasanya
dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan
sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi
persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio
sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.
3. Terapi
Obat Antihipertens
Pemakaian obat antihipertensi
sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada
kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah
lama menjadi perhatian.
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat
Wanita
dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada
tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan
pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat
yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif
atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki
prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.
B.ASUHAN
KEPERAWATAN PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
1. PENGKAJIAN
Pengumpulan
Data
Data-data
yang perlu dikaji adalah berupa
üIdentitas klien
üKeluhan Utama
Pasien
dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala
terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur,
proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
üRiwayat Penyakit Sekarang
Pada
pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan
tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ),
diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta
nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita
diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma, perlu
ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah
dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut
üRiwayat Penyakit Dahulu
Perlu
ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis hipertensi
(tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea,
ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar
bila hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang
menderita penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama
seperti primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
faktor predisposisi
üRiwayat Penyakit Keluarga
Perlu
ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang
disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam kehamilannya. Ada
hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara
perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
üRiwayat Psikososial
Meliputi
perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya
Pengkajian
Sistem Tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas
sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan
obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada
dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi.
Selain itu terdapat perubahan hemodinamik, perubahan volume darah berupa
hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi memanjang.
Yang paling khas adalah trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain
seperti menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat
hipertensi, penyakit jantung coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah,
takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan
TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya
pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat
diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan
hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama
setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego
meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah,
pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan
kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah
satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis,
kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes
mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada
glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian
besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy
ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut
endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer
lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim
hati dalam serum
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang
disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan
kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri
hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen,
nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan,
parestesia, hipotensi postural
2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan ditegakkan
melalui analisis cermat terhadap hasil pengkajian. Diagnosa keperawatan yang
umum untuk orang tua dengan gangguan hipertensi pada kehamilan meliputi hal-hal
berikut.
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d
1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d
·
Hipertensi
·
Vasospasme siklik
·
Edema serebral
·
Perdarahan
2. Risiko tinggi cedera ibu b.d
·
Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme,
penurunan perfusi ginjal
3. Risiko tinggi cedera pada janin b.d
·
Insufisiensi uteroplasenta
·
Kelahiran premature
·
Solusio plasenta
4. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d
·
Terapi magnesium sulfat
·
Edema paru
5. Risiko tinggi mengalami solusio plasenta b.d
·
Vasospasme sistemik
·
Hipertensi
·
Penurunan perfusi uteroplasenta
6.
Ansietas b.d efeknya pada ibu dan
janin
3.
INTERVENSI
1.
Perubahan perfusi jaringan b.d.
Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema serebral, Perdarahan
·
Tujuan : tidak terjadi vasospasme
dan perfusi jaringan tidak terjadi
·
Kriteria hasil : klien akan
mengalami vasodilatasi ditandai dengan diuresis, penurunan tekanan darah, edema
Implementasi
|
Rasional
|
|
|
2. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP
·
Tujuan : gangguan SSP akan menurun
mencapai tingkat normal
·
Kriteria hasil : klien tidak
mengalami kejang
Implementasi
|
Rasional
|
|
data-data dasar dugunakan untuk memantau hasil terapi
MGSO4
adalah obat anti kejang yang bekerja pada sambungan mioneural dan merelaksasi
vasospasme
Dosis
yang berlebih akan membuat kerja otot menurun sehingga dapat menyebabkan
depresi pernapasan berat
Rangsangan
kuat, misalnya cahaya terang dan suara keras dapat menimbulkan kejang
|
3. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress
·
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin
·
Kriteria hasil : – DJJ ( + ) :
12-12-12
Implementasi
|
Rasional
|
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri
perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST |
Peningkatan DJJ sebagai indikasi
terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena
hipertensi sehingga timbul IUGR
Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan
tahu akibat hipoxia bagi janin
Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi
jantung serta aktifitas janin
USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
|
4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi
sebelum lahir
·
Tujuan: ansietas dapat teratasi
·
Kriteria hasil:
1. Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat
2. Menuujukkan ketrampilan pemecahan masalah
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
|
Mandiri
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi
sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.
(Obsteri Patologi, Univ. Padjajaran Bandung, 1984)
Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil,
antara lainnya sebagai berikut:
Hipertensi
esensial adalah penyakithipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
2.
Penyakit Ginjal
Penyakit
ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :
üGlomerulonefritis akut
dan kronik
üPlelenofritus akut dan kronik (Sinopsis
Obstruksi, 1989)
- Hipertensi esensial.
- Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
- Hipertensi diinduksi kehamilan(pregnancy-induced hypertension, PIH).
- Pre-eklamsia.
- Eklamsia.
B. SARAN
Diharapkan
ibu hamil dapat menjaga atau memperhatikan factor- factor yang dapat
mengakibatkan seseorang itu dapat terjadi hipertensi pada ibu hamil factor-
factor antara lainnya adalah factor stress, pola hidup dan lain-lain.
Kami
sadar Dalam pembuatan makalah ini saya masih terdapat banyak
kekuranganuntuk itu saya mohon saran demi menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-hipertensi/
1 komentar:
askeb nya tolong ada donk > heheh
Posting Komentar