BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada
pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan
darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada
tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg
atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Meningkatnya
tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
·
Jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
·
Arteri besar kehilangan kelenturannya
dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung
memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut
jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara
yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi",
yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
·
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi
bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat
kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam
tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga
meningkat.
Sebaliknya,
jika:
·
Aktivitas memompa jantung berkurang
·
Arteri mengalami pelebaran
·
Banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan
darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.Penyesuaian terhadap faktor-faktor
tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf
otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara
otomatis).
Perubahan
fungsi ginjal
Ginjal
mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
·
Jika tekanan darah meningkat, ginjal
akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya
volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
·
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan
mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan
tekanan darah kembali ke normal.
·
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan
darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu
pembentukan hormon angiotensin, yang
selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal
merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai
penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah
tinggi.Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis
arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.Peradangan dan cedera pada salah
satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf simpatis merupakan bagian
dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
·
meningkatkan tekanan darah selama
respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
·
meningkatkan kecepatan dan kekuatan
denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar
arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah
yang lebih banyak)
·
mengurangi pembuangan air dan garam
oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
·
melepaskan hormon epinefrin (adrenalin)
dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah pengertian tekanan darah tinggi ?
2. Bagaimana tahapan prepatogenesisnya ?
3. Bagaimana tahapan patogenesisnya ?
C.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian tekanan darah tinggi.
2. Unutk mengetahui bagaimana tahapan prepatogenesisnya.
3. Untuk mengetahui bagaimana tahapan patogenesisnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TEKANAN DARAH TINGGI
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu
tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama
gagal jantung kronis.
B.
TAHAPAN PREPATOGENESIS
Penyakit hipertensi ini disebabkan apabila seseorang
tidak menjaga pola makan serta gaya hidupnya,sehingga untuk menghindari
penyakit ini harus memperhatikan pola hidup dan gaya hidup.
C.
TAHAPAN PATOGENESIS
Ø Tahap penyakit lanjutan
Pada sebagian
besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah
sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
·
sakit kepala
·
kelelahan
·
mual
·
muntah
·
sesak napas
·
gelisah
·
pandangan menjadi kabur yang terjadi
karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Pada hipertensi sistolik
terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia,
hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai
usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat
parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6
bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita
hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.
Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh
aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih
rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling
tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori
|
Tekanan
Darah Sistolik
|
Tekanan
Darah Diastolik
|
Normal
|
Dibawah
120 mmHg
|
Dibawah
80 mmHg
|
Pre-Hipertensi
|
120-139
mmHg
|
80-89
mmHg
|
Stadium
1
|
140-159
mmHg
|
90-99
mmHg
|
Stadium
2
|
160
mmHg atau lebih
|
100
mmHg atau lebih
|
Hipertensi Mendesak
(tanpa disertai gejala kerusakan organ)
|
diatas
180 mmHg
|
diatas
110 mmHg
|
Hipertensi maligna
(disertai gejala kerusakan organ)
|
220
mmHg atau lebih
|
120
mmHg atau lebih
|
Ø Tahapan penyakit akhir
Penderita
penyakit hipertensi akut tidak dapat dengan mudah diselamatkan,dan rata-rata
penderita akan mengalami kematian.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu
tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama
gagal jantung kronis.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
: Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru,Gramedia
Depkes,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI. 2006
Goodman,
Cathrine Cavallaro .1998. Pathology Implication for The Physical Therapist. US : W. B. Saunders company
Ruhyanuddin,
Faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem KARDIOVASKULER. Malang : UMM Press
Stump,
Kathleen Mahan, Sylvia Escoot. 1996. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy. 9th edition. W. B. Saunders Company
http://fkmutu.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar