‘’Faktor Yang
Berpengaruh Pada Lingkungan Terhadap Respon Imun Pada
Vaksin ‘’
Kelas : VI epidemiologi
Fakultas
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas
Muhammadiyah Parepare
Tahun
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim,Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahanrahmat,dan hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “FACTOR YANG BERPENGARUH PADA LINGKUNGAN
TERHADAP RESPON IMUN PADA VAKSIN ” ini dapatdi selesaikan tepatwaktu dan sebagaimana mestinya. Dan
tidak lupa kami ucapkan terima kasihkepada Dosen pembimbing yang telah memberikan tugas kepada kami.
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktu untuk membaca makalah
ini danharapan kami dapat bermanfaat bagi para pembaca.
parepare,mei 2013
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………
·
Latar
Belakang……………………………………………………………………………………….
·
Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………….
·
Tujuan……………………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………….
·
Pengertian
Imunisasi………………………………………………………………………………..
·
Manfaat
Vaksin ………………………………………………………………………………………..
·
Jenis Vaksin……………………………………………………………………………………………….
·
Perbedaan
Imunisasi Aktif Dan Pasif………………………………………………………….
·
Efek Samping
Vaksin …………………………………………………………………………………
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………..
·
Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………….
·
Saran ……………………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anak adalah calon generasi penerus bangsa.
Penerus tongkat estafet dan masa depan umat. Keadaan anak di masa sekarang
dipengaruhi masa balitanya. Terutama di dua tahun pertama. Dua tahun pertama
adalah masa keemasan bagi terbentuknya otak manusia. Oleh karenanya masa ini
perlu mendapatkan perhatian khusus. Demikian pula pada anak-anak usia balita.
Usia di bawah lima tahun ini merupakan masa-masa yang rawan gizi dan penyakit.
Sehingga pemasalahan di masa ini memerlukan perhatian. Merujuk pada kondisi ini
masyarakat Indonesia kemudian dengan gotong royong mengadakan posyandu. Dengan
tujuan mulia untuk membimbing masyarakat dalam upaya menjaga kesehatan balita.
Di Posyandu ini berbagai
aktivitas dilakukan termasuk vaksinasi. Satu yang ada di dalam benak masyarakat
bahwasannya vaksinasi adalah upaya untuk memproteksi balita dari penyakit.
Namun, belakangan ini timbul kontroversi seputar vaksinasi.
Kontroversi
yang terjadi seputar bahaya vaksin bagi anak bukanlah isapan jempol belaka.
Pada tahun 1977, Dr. Jonas Salk (penemu vaksin polio pertama) menyatakan bahwa
suntikan vaksin polio adalah penyebab utama dari timbulnya penyakit polio di AS
sejak tahun1961. Tanggal 12 Juli 2002 Reuters News Service melaporkan hampir
1000 pelajar sekolah dilarikan ke rumah sakit setelah disuntik vaksin
Ensefalitis di Timur Laut negeri Cina. Pada tahun1970-an data menunjukkan bahwa
dari 260.000 penduduk India yang menderita TBC, sebagian besar adalah mereka
yang telah mendapatkan vaksin BCG. Pada tahun 1972, di Ghana terjadi serangan
penyakit campak yang luas dengan angka kematian yang tinggi, padahal pada tahun
1967 Ghana diklaim oleh WHO sebagai negara yang telah bebas penyakit campak
setelah sebelumnya 96% penduduknya telah mendapat vaksin campak.
Realita yang
ada di berbagai belahan dunia ini mendorong kita untuk mewaspadai pelaksanaan
vaksinasi pada generasi penerus kita. Apalagi setelah diteliti ternyata
berbagai vaksin yang tersebar di Indonesia bersumber dari zat-zat yang
diharamkan oleh Allah SWT. Seorang pakar dari Amerika mengatakan bahwa vaksin
polio dibuat dari campuran ginjal kera, sel kanker manusia, serta cairan tubuh
hewan tertentu termasuk serum dari sapi, bayi kuda, dan ekstrak mentah lambung
babi. Selain sumber-sumber di atas, beberapa vaksin juga dapat diperoleh dari
aborsi calon bayi manusia yang sengaja dilakukan. Vaksin untuk cacar iar,
beberapa vakin juga dapat diperoleh dengan menggunakan fetal cell line yang
diaborsi, MRC-5 dan WI-38. Vaksin yang mengandung MRC-5 dan WI-38 adalah
beberapa vaksin yang mengandung cell line diploid manusia. Wi-38 adalah isolat
yang diperoleh dari paru-paru bayi perempuan berumur tiga bulan.
B.
RUMUSANMASALAH
a.Apa saja definisi dari imunisasi?
b. Apa manfaat dari vaksin?
c.Apa saja jenis vaksin?
d.Perbedaan imunisasi aktif dan pasif?
C.
TUJUAN
·
Untuk
mengetahui apa saja definisi dari imunisasi.
·
Untuk
mengetahui penggunaan vaksin.
·
Untuk
mengetahui manfaat dari vaksin.
·
Untuk
mengetahui apa saja jenis vaksin.
·
Untuk
mengetahui perbedaan imunisasi akti dan pasif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Imunisasi
Pengertian
adalah
suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi
penyakit. Sementara pengertian Vaksin secara umum, merupakan suatu
produk biologis terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau
riketsia), atau racun kuman (toxoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
- Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine), berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
- Vaksin TT (Tetanus Toksoid), berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tetanus.
- Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.
- Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), berfungsi untuk memberikan kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
- Vaksin DT (Difteri dan Tetanus), berfungsi untuk memberikan kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus.
- Vaksin Campak, berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
- Vaksin Hepatitis B, berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
- 8) Vaksin DPT/HB, berfungsi untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
B.
Penggunaan Vaksin ;
Di unit pelayanan statis, vaksin yang telah
dibuka hanya boleh
digunakan
selama 4 minggu dengan ketentuan :
·
Vaksin belum kadaluarsa
·
Vaksin disimpan dalam suhu +2º - +8ºC
·
Tidak pernah terendam air.
·
Sterilitasnya terjaga
·
VM (Vaccine Vial
Monitor) masih dalam kondisi A atau B.
Di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan
lagi untuk
hari berikutnya.
C. Manfaat Dari Imunisasi Vaksin
Imunisasi
membentengi tubuh dari penyakit selama puluhan tahun, imunisasi merupakan
tindakan pencegahan yang murah dan efektif. Semakin banyak vaksin yang
ditemukan semakin tinggi harapan untuk hari esok yang lebih sehat. Imunisasi juga bermanfaat untuk
menciptakan kekebalan komunitas, bahkan imunisasi mampu melenyapkan penyakit
dari muka bumi. Dan disini dapat disimpulkan bahwa manfaat dari Vaksinasi
adalah :
§ Membentuk sistem kekebalan tubuh untuk
jangka waktu yang panjang.
§ Tindakan pencegahan yang murah dan
sangat efektif.
§ Memberikan perlindungan tanpa
menimbulkan bahaya. Efek samping yang serius jarang terjadi.
§ Menciptakan kekebalan Komunitas.
§ Mampu melenyapkan suatu penyakit dari
muka bumi.
D.
Jenis Vaksin
Ada beberapa
jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak,dapat dilakukan dengan
pemberian imunisasi. Diantara penyakit berbahaya tersebut termasuk penyakit
cacar, tbc, difteri, tetanus, batuk rejan, poliomielitis, kolera, tifus, para
tifus campak, hepatitis B dan demam kuning terhadap penyakit tersebut telah
dapat dibuat vaksinnya dalam jumlah besar, sehingga harganya terjangkau oleh
masyarakat luas. Di negara yang sudah berkembang beberapa vaksin khusus telah
pula diproduksi, misalnya terhadap penyakit radang otak, penyakit gondok,
campak Jerman (rubela) dan sebagainya. Bahkan beberapa vaksin yang sangat
khusus dapat pula dibuat, tetapi harganya akan sangat mahal karena penggunaan
yang terbatas. Untuk kepentingan masyarakat luas, di beberapa negara sedang
dijajagi kemungkinan pembuatan vaksin berbahaya dan merugikan, misalnya vaksin
terhadap malaria dan demam berdarah.
Karena penyakit tersebut di atas sangat berbahaya, pemberian imunisasi dengan cara penyuntikan kuman/antigen murni akan menyebabkan anak anda benar-benar menjadi sakit. Maka untuk itu diperlukan pembuatan suatu jenis vaksin dari kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan terlebih dahulu, sehingga tidak membahayakan dan tidak akan menimbulkan penyakit. Bahkan sebaliknya, kuman penyakit yang sudah dilemahkan itu merupakan rangsangan bagi tubuh anak untuk membuat zat anti terhadap penyakit tersebut. Akibat suntikan imunisasi dengan jenis kuman tersebut reaksi tubuh anak pun hanya berupa demam ringan yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.
E. Imunisasi Aktif Dan Pasif
Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis
imunisasi :a. Imunisasi pasif (passive immunization)Imunisasi pasif ini adalah
“Immunoglobulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakitcampak (measles
pada anak-anak). b. Imunisasi aktif (active immunization)Imunisasi yang
diberikan pada anak adalah :1. BCG, untuk mencegah penyakit TBC2. DPT, untuk
mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus3. Polio, untuk
mencegah penyakit poliomilitis4. Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles)5.
Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis BPerbedaan yang penting antara
jenis imunisasi aktif dan imunisasi pasif ialah:
· Untuk memperoleh kekebalan yang
cukup, jumlah zat anti dalam tubuh harus meningkat; pada imunisasi aktif
diperlukan waktu yang agak lebih lama untuk membuat zat anti itu dibandingkan
dengan imunisasi pasif.
· Kekebalan yang terdapat pada
imunisasi aktif bertahan lama (bertahun-tahun), sedangkan pada imunisasi pasif
hanya berlangsung untuk 1 – 2 bulan.
o
Imunisasi
aktif: tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama
bertahun-tahun.
o
Imunisasi
pasif: tubuh anak tidak membuat sendiri zat anti. Si anak mendapatnya dari luar
tubuh dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti.
· Kekebalan yang diperoleh dengan
imunisasi pasif tidak berlangsung lama.
Kadang-kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan, misalnya pada penyakit tetanus. Bila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi kuman tetanus, maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus cepat dilakukan. Saat itu belum pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif dengan penyuntikan serum anti tetanus. Untuk memperoleh kekebalan yang langgeng, saat itu juga sebaiknya mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid tetanus. Kekebalan pasif yang diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya berlangsung selama 1 – 2 bulan.
Kadang-kadang imunisasi aktif dan pasif diberikan dalam waktu yang bersamaan, misalnya pada penyakit tetanus. Bila seorang anak terluka dan diduga akan terinfeksi kuman tetanus, maka ia memerlukan pertolongan sementara yang harus cepat dilakukan. Saat itu belum pernah mendapat imunisasi tetanus, karena itu ia diberi imunisasi pasif dengan penyuntikan serum anti tetanus. Untuk memperoleh kekebalan yang langgeng, saat itu juga sebaiknya mulai diberikan imunisasi aktif berupa penyuntikan toksoid tetanus. Kekebalan pasif yang diperoleh dengan penyuntikan serum anti tetanus hanya berlangsung selama 1 – 2 bulan.
Secara
alamiah imunisasi aktif mungkin terjadi, sehingga tanpa disadari sebenarnya
tubuh si anak telah menjadi kebal. Keadaan demikian pada umumnya hanya terjadi
pada penyakit yang tergolong ringan, tetapi jarang sekali pada penyakit yang
berat. Misalnya penyakit tifus, yang pada anak tidak tergolong penyakit berat.
Tanpa disadari seorang anak dapat menjadi kebal terhadap penyakit tifus secara
alamiah. Mungkin ia telah mendapat kuman tifus tersebut dalam jumlah yang
sangat sedikit, misalnya dari makanan yang kurang bersih, jajan dan sebagainya.
Akan
tetapi kekebalan yang diperoleh secara alamiah ini sukar diramalkan, karena
seandainya jumlah kuman tifus yang masuk dalam tubuh itu cukup banyak, maka
penting pula untuk diperhatikan bahwa jaminan imunisasi terhadap tertundanya
anjak dari suatu penyakit, tidaklah mutlak 100%. Dengan demikian mungkin saja
anak anda terjangkit difteria, meskipun ia telah mendapat imunisasi difteria.
Akan tetapi penyakit difteria yang diderita oleh anak anda yang telah mendapat
imunisasi akan berlangsung sangat ringan dan tidak membahayakan jiwanya. Namun
demikian tetap dianjurkan: “Meskipun bayi/anak anda telah mendapat imunisasi,
hindarkanlah ia dari hubungan dengan anak lain yang sedang sakit”.
F. Efek Samping Vaksin
Faktor
keamanan merupakan aspekpaling penting dalam pembuatan vaksin. Penelitian dan
uji coba sebelum vaksin diedarkan memakan waktu puluhan tahun. Namun, seperti
halnya obat-obatan yang sudah terbukti aman dikonsumsi, vaksis terkandang
menimbulkan efek samping bagi sebagaian anak. Umumnya Kejadian Ikutan
Pasca-Imunisasi (KIPI) hanya berupa reaksi ringan di area penyuntikan seperti
nyeri, Bengkak, dan kemerahan. Terkadang reaksi disertai demam ringan 1-2 hari
setelah imunisasi. Gejala tersebut umumnya tidak berbahaya dan akan hilang
dengan cepat. Namun efek samping vaksin terus di pantau sepanjang vaksin
tersebut digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
A. Kesimpulan
Imunisasi adalah pemberian vaksin
untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.
B. SARAN
Jika dalam penuilisan makalah ini
terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang
lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Alimul Hidayat, Asuhan Neonatus Bayi dan
Balita.Cetakan 1.Jakarta :Buku Kedokteran
EGC 2009. Hal 98-101.
B.
http ;//landasan
teori.blgspot.com/2010/10/makalah-imunisasi.html yang dikases pada 1 oktober 2012.
0 komentar:
Posting Komentar